Wahai bungaku. Kubiarkan engkau tetap berada di ujung ku.
Ku biarkan engkau; Menari-nari di atas ku; Terbawa angin yang menambah pilu. Dihampiri lebah penghisap madu. Meski masih dengan rasa yang ragu.Aku takut.
Jika angin akan membawamu menari dengan begitu kencangnya, hingga angin akan membuatmu terkesima. Hingga-sampai; kau terjatuh di pelukannya.Aku khawatir. Lebah akan menghisap mu dengan begitu derasnya. Hingga membuatmu-kering dan tak berdaya.
Aku takut engkau akan pergi meninggalkanku; Melupakan keberadaan ku, sebagai tangkai yang selalu menjadi penopang setiamu.
Meski aku tau; Bahwa lambat laun waktu pasti akan membawamu tiada..
Aku hanya ingin menjadi tangkai yang setia.Aku ingin menjadi tangkai yang selalu ada untukmu; untuk menopang keberadaan mu. Hingga-waktu yang akan membawamu berlalu, sampai kau pergi meninggalkanku.
Kediri, 12 juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita tentang kertas dan tulisan
RomantizmTulisan ini ditulis oleh hati yang sedang patah, dendam, haru, benci dan damai sekaligus. Tidak ada maksud berlebih, hanya cerita picisan yang ingin diabadikan oleh penulis sebagai hadiah sejarah atas kehidupan dinamis yang dialaminya pada tahun 202...