1

582 91 2
                                    

"aku pulang"

Aku melonggarkan dasiku dan berjalan melewati ruang tamu. Aku memasuki dapur, membuka kulkas dan mengambil sekaleng bir dan kembali ke ruang tamu.

Sekedar informasi aku tidak memiliki ruang keluarga. Karena aku tidak butuh itu. Aku melihat sekelilingku dan menemukan kejanggalan. Setiap aku pulang ke rumah biasanya aku akan disambut dengan gumpalan bola bulu yang menempel dikakiku. Namun dimana dia ?

Aku mengecek ke kamar tidur, kamar mandi, dapur, bahkan dalam lemari baju namun aku tidak melihat bola buluku. Aku membuka pintu apartemenku dan menemuka sesuatu yang menggemaskan diatas keset kaki.

"Meow"

Aku menatap kucing ku dan hampir saja akan menggendongnya jika saja benda menjijikan itu tidak berada di mulutnya.

"Shin, ayo masuk dan bicara" ucapku sambil menatapnya tajam.

Ia menurut dan masuk ke dalam. Shin berjalan menuju ruang tamu dan naik ke atas meja yang lebih suka kusebut sebagai meja sidang.

"Apa yang kau bawa itu?"  Aku menghempaskan bokongku di sofa sambil mengintrogasi kucing ini.

"Meow"

"Berapa kali ayah bilang kalau ayah tidak suka kau membawa sampah ke rumah"

"Meow"

"Kemarin kau baru saja membawa masuk apron nenek Chio ke rumah. Sekarang kau membawa bangkai tikus hah ? Apa kau mau kita terkena wabah ?"

"Meow"

Shin hanya menunduk dan sesekali melirikku. Kali ini aku harus benar benar mengajarkan dia kalau aku tidak suka jika ia harus membawa pulang benda benda aneh ke rumah.

"Jika kau kembali membawa barang barang aneh itu, kau tak akan aku izinkan untuk masuk ke rumah"

Aku beranjak dari sofa dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri meninggalkan shin yang mungkin sedang merenungi kesalahannya.
______________________________________

"Yo teme, sudah lama kau tidak nongkrong lagi bersama kami. Kali ini ada apa heh ?" Ucap Naruto

"Hn. Tidak ada apa apa. Aku hanya ingin saja"

"Tidak, bukankah ini sangat aneh teman teman" Naruto menyenggol tangan Shikamaru dan Sai. Namun mereka tidak memberi respon dan hanya diam saja.

"Cih kalian tidak seru" umpat Naruto.

Kami menikmati waktu senggang kami di sebuah cafe dipinggir jalan. Naruto yang sedang sibuk mengurus istrinya yang hamil, Shikamaru yang sibuk menyelesaikan kasus, Sai yang bolak balik Jepang-Paris, dan aku yang sibuk mengurus perusahaan perhotelan. Intinya kami adalah orang orang yang sibuk dan hanya punya sedikit waktu untuk kembali berkumpul.

"Sai, kudengar kau akan menikah dalam waktu dekat"
Aku memulai percakapan sebelum Naruto Baka ini terus terusan menanyakan hal-hal tidak penting.

"Yah begitulah. Aku harap kalian akan datang" jawab sai.

"Aku akan datang jika kondisi Hinata memungkinkan. Jika Hinata tidak ikut, aku akan tampak seperti pria yang menyedihkan. Apalagi jika aku datang dengan seekor kucing" sindir Naruto.

Lucky CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang