When
Berjalan dengan percaya diri di tengah-tengah ramainya koridor sekolah, berjalan di lantai dengan panjang 10 meter menuju kelas kali ini terasa seperti berjalan dengan satuan kilometer.
Vei, Mey dan El, berjalan beriringan dengan Mey berada di tengah, dan yang membuat mereka berjalan sangat lambat adalah para fans Vei dan El yang pindah menjadi di kubu Mey.
"Vei samping Lo siapa?"
"El, yang tengah siapa?"
"Woi, Vei! Elah sombong banget dah, siapa tuh yang tengah?"
"El, nomer bagi cuy!"
Mey yang sedari tadi diam hanya meliriknya sekilas dan ter bingung-bingung sendiri, dia melirik penampilannya ke bawah.
"Eh, gue kenapa sih?" Bisik Mey pada El.
"Diem aja udah, nanti gue kasih tau!"
"Vei, gue kenapa?"
"Diem!"
Akhirnya Mey terdiam bak orang bodoh disepanjang jalan menuju kelasnya, jalan menunduk dengan berpegangan pada kedua tangan milik sahabatnya.
Akhirnya mereka sampai di depan pintu kelas dan Vei mengelap keringat yang mengalir deras di dahinya, sedangkan El mengibaskan rambutnya kebelakang.
"Gila! Capek gue cuy!"
"Laris banget dia Vei!" Ucap El.
"Eh! Gue kenapa? Ada yang salah sama penampilan gue? Ah kan! Ini semua tuh gara-gara kalian! Gue tuh gak suka kalian giniin ih!" Ucap Mey sembari berteriak histeris sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Heh! Lo tuh dibilang cantik sama mereka!" Ucap Vei kesal sambil menoyor kepala Mey.
"Sumpah Mey! Kenapa fans gue pada minggat semua liat Lo dandan kek gini?" Ucap El dramatis.
"Ih! Hapus aja kali ya? Ketahuan Bu Imah dimarahin entar!" Ucap Mey panik.
"Coba aja coba! Bakalan gue bikin dare baru entar!" Ucap El.
"Tau ah!" Mey langsung pergi ke tempat duduknya di susul oleh El.
Vei duduk terpisah depan belakang, Vei duduk dengan seorang lelaki bernama Kazi Geonore.