"Min, isi paperbagnya bener baju tidur?" tanya Hyunjin saat melihat baju yang Seungmin keluarkan dari paperbagnya,
"em, ini hadiah dari temen gue""pantes aja lo bilang ga bakal pinjem baju gue" Hyunjin terkekeh lalu duduk disamping pemuda manis itu sambil meletakkan segelas kopi,
"kok kopi? lo mau ngajak gue begadang? ngapain?"
"bukan bukan gitu maksudnya, kan tadi sebelum pulang lo bilang pengen minum kopi"
"oh, jadi ceritanya lo ngabulin keinginan gue?" goda Seungmin sambil tersenyum.
"bisa dibilang gitu?"
.
Kira kira dua puluh menit mereka duduk di ruang tengah sambil meminum kopi dan berbicang.
Seungmin lebih banyak tertawa, dan Hyunjin jadi tau sisi seorang Seungmin yang menyenangkan.Banyak yang Seungmin ceritakan pada Hyunjin, karena dia merasa Hyunjin bisa sedikit membuatnya tenang, dan itu memang benar, tiap ada didekat Hyunjin dia merasa nyaman, Hyunjin sudah seperti saudara untuknya.
'kring...kring...kring'
Seungmin melirik ponselnya yang ada dimeja,
HAN FELIX
saat melihat nama itu Seungmin langsung mengangkat telponnya.
"kenapa?"
"hari ini Changbin aneh"
"aneh?"
"dari pagi dia ga ngomong sama gue, tadi waktu gue ngasih dokumen juga dia ga noleh sama sekali, lo tau dia kenapa? em, bisa tolong tanya ke kak Hyunjin? mereka kan deket"
"...lo bilang udah bosen sama dia?"
"gimana bisa gue bosen sama dia, gue tulus cinta sama dia, waktu itu kan gue cuma bercanda min, lo tau gimana perjuangan gue dapetin dia"
"lix.."
'tutt'
"eh?"
Seungmin melihat layar ponselnya, Felix yang menutup telpon itu.
"kenapa? ada masalah?"
"engga" Seungmin menggeleng, "gue ke kamar mandi dulu ya" dia berdiri lalu masuk ke kamar mandi.
Hyunjin melirik ponsel Seungmin yang masih menyala, "lix? Felix?" lirihnya.
.
"Hyunjin, gue ambil selimut dilemari lagi ya?"
Seungmin baru saja keluar dari kamar mandi,"sial, kenapa gini lagi" umpat Hyunjin yang masih bisa didengar Seungmin.
"sial kenapa? lagi?" Seungmin berjalan mendekati Hyunjin, "Hwang, gue mulai curiga lagi sama lo" Seungmin makin dekat, sampai wajah mereka berhadapan.
Hyunjin masih diam, meneguk salivanya sendiri,
bagaimana bisa aroma tubuh Seungmin senyaman ini, dia merasa sudah gila karena melirik dada pemuda manis yang terlihat jelas dihadapannya."shit" Seungmin mundur lalu menutup dadanya dengan tangan, "Hwang?!"
"Min, sorry, but I'm sure I'm not gay"
Seungmin mengerutkan dahinya, "gue gak bodoh, gue gatau gimana lo bisa tahan sama godaan Felix, tapi gue tau sekarang lo tergoda sama gue yang sama sekali ga ada niat godain lo"
"gue bukan gay" elak Hyunjin sambil menarik tangan Seungmin, membuat pemuda manis itu terjatuh di kasur Hyunjin.
"lo gabisa ngelak lagi, gue cowok, dan gue tau gimana dan apa arti tatapan lo"
Hyunjin sepertinya sudah kehilangan akal sehat.
SRET
"emmpphh!"
Hyunjin menarik pinggang Seungmin lalu menciumnya. Pemuda bersurai terang itu ingin lepas, tapi ada sisi dalam dirinya yang malah dengan gila membalas lumatan samar yang Hyunjin berikan.
Lalu beberapa detik kemudian,
mereka melepas tautan yang mendadak itu, Hyunjin masih diam, dia sudah siap kalau Seungmin marah padanya. Hyunjin memang lemah, dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
"...lo gila?!" Seungmin menutup mulut dengan tangannya, masih tidak percaya dengan apa yang yang barusan terjadi.
"selama ini gue yakin gue normal, but, yeah, gue harus jujur sekarang" Hyunjin menghela nafas,
"rasanya bakal aneh kalo gue ngomong ini, gue pikir selama ini perasaan nyaman ini cuma sebatas penghargaan karena lo selalu bikin gue tenang, dan gue nganggep lo saudara" Hyunjin tersenyum, "tapi makin lama, gue makin sadar, lo satu satunya cowok yang gue suka, Kim Seungmin"
Seungmin mematung, dia terdiam, tidak tau harus bagaimana merespon ini, terlalu mendadak untuknya. Tapi walau begitu, perkataan Hyunjin berhasil membuat wajahnya memanas, dan dia merasakan sesuatu dalam dirinya.
"Hwang... lo harus berhenti"
Hyunjin terdiam, apa Seungmin mau dia berhenti suka padanya, atau berhenti berteman dengannya. Sebenarnya dia sudah tau kalau ini akan terjadi, tapi walaupun sudah tau, rasanya tetap saja sakit.
"gue minta ma-- mphh"
Lelaki itu terkejut saat Seungmin menciumnya,
"enghhh"
suara desahan dan tautan bibir mereka memenuhi kamar itu, tapi suasana tetap tenang, mereka seperti sedang berbicara lewat ciuman itu, menyalurkan perasaan satu sama lain.
Karena kali ini ciuman mereka terlihat lebih tulus dan lembut, bahkan Hyunjin tidak sadar kalau Seungmin sedang menangis disela sela ciuman itu.
Hyunjin memegang pundak Seungmin, menatap manik coklat itu dengan ketulusan,
"gue bakal berhenti kalo lo yang minta""lo harus berhenti nahan perasaan lo, ayo sama sama jalani ini, dan satu lagi gue pengen nampar lo sekarang juga karena lo udah bikin gue jadi gay" bisik Seungmin ke telinga pemuda yang sekarang sedang tersenyum sambil memeluknya erat.
TBC
. karena ini aku bikin short story, jadi aku bakal sedikit mempercepat ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debolezza • HyunMin
Short Storyㅡ complete ✓ - warn! bxb. - harsh words. DONT REPORT! JUST LEAVE IF YOU ARE NOT COMFORTABLE.