Masih tentang cinta dan peduli. Hem, intinya, peduli itu sayang:)
- Hanna GriseldaChapter 19. Asya gemes
*****
"Lo kenapa diem?" Bisma menunduk untuk menatap wajah Hanna yang jauh lebih rendah dengan tubuh jangkungnya.
Hanna langsung mendongak tak terima.
"Sebenernya mau lo itu apa hah?" Hanna memalingkan wajahnya dari tatapan Bisma yang melihatnya begitu intens.
"Hm? Mau gue? Lo gak bakal pernah paham apa mau gue,"
Hanna menghela nafas panjang seraya membulatkan bola matanya malas. Sebenernya apa yang diinginkan cowok ini. Kenapa teka teki sekali hidupnya.
"Minggir! Gue mau keluar!" Hanna kesal.
"Gue udah bilang, gue mau berduaan sama lo disini!" Tegas Bisma.
"Kalau guenya gak mau?"
"Gue paksa!"
"Kalau gue berontak?"
"Gue peluk!"
"Kalau gue lepasin lo?"
"Lo gak akan pernah bisa lepas dari gue?"
"Kalau lepas gimana?"
"Ya gue kejar!"
"Kalau gue gak ketangkep?"
"Emangnya Lo bakal bisa sekencang apa lari dari gue dengan tubuh mungil kek gini, hah?!" Bisma meledek.
"Brengsek! Mending gue pendek lucu, daripada lo tinggi gak guna sama sekali." Hanna sudah kesal.
"Lo yakin orang tinggi gak guna sama sekali hmm?"
"Emang!" Ketus Hanna.
"Udahlah gue mau keluar minggir!!" Hanna terus mendorong Bisma dari hadapannya sekuat tenaga. Namun cowok itu nampak tidak bergerak sama sekali oleh dorongan Hanna.
Bruk...
Tiba-tiba pintu ruang musik itu terbuka lebar. Dua orang yang tengah didalam itu nampak terkejut dan melepaskan cekalan satu sama lain.
"Astagfirullah!! Hanna!!! Lo lagi ngapain berduaan disini?!" Kaget Zizi dengan lebaynya.
"Ck, ck, ck! Dicariin juga. Masih enak aja pacaran disini." Kesal Audi.
"Apa sih kalian, udah ayo pergi!" Hanna langsung berlari takutnya nanti tangan Bisma akan mencengkeramnya kembali.
******
"Lo ngapain hah? Berduaan sama kak Bisma. Gak muhrim tau!" Zizi berceramah.
"Tau lo! Pake pelukan segala lagi. Lo masih suci kan, Han?" Tuduh Audi menimpali.
"Sembarangan tuh mulut! Dengerin gue dulu nyet! Gue belom ngomong juga diserobot mulu elaaahh..." Hanna bingung dan malas.
"Apa yang mau dijelasin?" Penasaran Zizi.
"Dia yang narik paksa gue. Pake penutup mulut lagi, gimana gue bisa teriakin kalian." Jelas Hanna.
"Terus tadi apaan saling pelak-peluk gitu?" Audi menginterogasi.
"Apa sih? Itu gue mau nyingkirin dia, tapi kita tabrakan. Kalian negatif mulu sama gue," kesal Hanna.
"Yaelah, ya wajar kali! Lo kan pikirannya juga gak bersih. Wajar dong kalo kita nuduh yang iya-iya." Ujar Audi.
"Ogah banget gue ngelakuin hal yang iya-iya sama manusia sarap kek dia!" Umpat Hanna.
"Bagus deh! Sekiranya lo masih perawan buat suami lo nanti!" Ngawur Zizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA ( End + Completed )✅
Roman pour AdolescentsTAHAP REVISI Ketika perjuangan Hanna tak pernah dihargai. Tapi ia tak berhenti berjuang, di sanalah hukum karma yang akan bertindak. Agustian Lionel Martha. Cowok dingin dengan segudang pesona ini, pernah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintainy...