Kehidupan Galaksi

146 12 0
                                    

Biarkan aku terlihat bahagia. Karena rasanya percuma bercerita pada semua orang yang bahkan tak ingin mengerti.

-----

Galaksi telah sampai di toko buku Gramedia. Acha berlari menuju jajaran buku novel. Acha sudah mendara beberapa novel yang ia beli. Galaksi hanya diam mengamatinya. Galaksi sangat gemas melihat tingkah Acha.

Setelah selesai belanja, Galaksi mengajak Acha ke eumahnya. Kali ini, Galaksi mencoba untuk lebih terbuka kepada Acha. Galaksi tidak mau, jika setelah Acha tahu tentang kehidupan Galaksi Acha akan meninggalkannya.

Mereka telah sampai di rumah Galaksi. Galaksi berjalan terlebih dahulu menuntun Acha. Acha tertegun melihat suasana rumah Galaksi yang sangat sepi.

Banyak pertanyaan yang bersarang di pikiran Acha. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Galaksi? Apakah semua yang ia tampilkan di muka umum hanya topeng belaka? Acha berniat untuk bertanya pada Galaksi.

"Galaksi-" ucapan Acha terhenti saat jari Galaksi menyentuh bibir Acha.

"Gue tahu lo mau tanya apa. Udah, lo gak usah tanya. Nanti lo akan tahu tanpa gue jawab." ucap Galaksi.

Acha lebih memilih diam dan mengikuti Galaksi. Galaksi memang terlahir di tengah-tengah keluarga yang terbilang sangat mampu.

Bagaimana tidak? Meskipun rumah Galaksi terlihat sederhana dari luar, namun setelah masuk Acha merasa berada di dalam istana yang sangat megah. Sayangnya, suasananya terlihat sangat sepi.

"Eh, Den Galaksi udah pulang. Eh ada Non..." ucap Bi Inah.

"Namaku Acha, Bi." jawab Acha.

"Oh Non Acha. Mau minum apa, Non?" tanya Bi Inah.

"Apa aja, Bi." jawab Acha.

"Kalau begitu sebentar ya, Bibi buatkan." ucap Bi Inah.

"Iya, Bi. Makasih ya." ucap Acha sambil tersenyum.

"Hehe, iya Non." jawab Bi Inah.

Galaksi pun mengajak Acha menuju kamar ibunya. Acha terkejut melihat seorang wanita yang usianya terpaut jauh di atasnya itu dipasung. Galaksi pun berjalan mendekati ibunya.

"Assalamu'alaikum, Bunda. Galaksi pulang, coba lihat Galaksi bawa siapa." ucap Galaksi.

Bu Hana tak berniat menjawab Galaksi. Ia langsung melihat ke arah pintu. Namun, tiba-tiba Bu Hana tersenyum bahagia.

"Kamu bawa Ara pulang?" tanya Bu Hana.

"Bunda, Ara udah gak ada. Bunda ikhlasin ya, Bunda masih punya Galaksi. Dan yang di sana itu namanya Acha, pacar Galaksi."

Senyum Bu Hana perlahan menghilang. Namun, beberapa saat kemudian Bu Hana tersenyum kembali.

"Sini, Nak." ucap Bu Hana.

Dengan kaku, Acha berjalan ke arah Bu Hana dan Galaksi. Kemudian Acha duduk di sebelah Bu Hana.

"Assalamu'alaikum, Bu. Perkenalkan, nama saya Acha." ucap Acha sambil menyalami Bu Hana.

"Kamu mirip sekali dengan Ara, anak Ibu. Ibu sangat merindukannya, Ibu mau minta sesuatu dari Acha boleh?" tanya Bu Hana.

"Apa itu?" tanya Acha lagi.

"Panggil Ibu dengan sebutan Bunda."

Acha terbelalak kaget. Acha pun mengangguk dan memeluk Bu Hana. Sungguh itu pemandangan yang sangat indah di mata Galaksi. Menyaksikan kedua perempuan yang ia sayangi kini sedang tersenyum bahagia.

"Bunda, sekarang makan ya sama Bibi. Galaksi mau antar Acha pulang dulu."

"Bunda, Acha pamit pulang dulu ya. Jangan lupa makan, besok Acha ke sini lagi." ucap Acha.

"Iya, Bunda mau makan." ucap Bu Hana.

"Acha sama Galaksi pamit ya, Assalamu'alaikum." pamit mereka.

"Wa'alaikumussalam."

Setelah bersalaman dengan Bu Hana, mereka bergegas pulang. Selama perjalanan, tingkah Acha jauh berbeda dari sebelumnya. Hal itupun disadari oleh Galaksi.

"Sekarang lo udah tahu kehidupan gue. Dan terserah lo mau milih tetap sama gue atau ninggalin gue." ucap Galaksi.

"Aku pilih tetap sama kamu. Karena cinta bukan sekadar popularitas, tapi karena hati. Aku berusaha untuk melengkapi kekurangan yang kamu punya." tutur Acha.

"Meski keluarga gue udah hancur dan nyokap gue depresi?" tanya Galaksi.

"Galaksi, cinta itu berlandaskan kepercayaan. Aku percaya, aku bisa membuat keluargamu bahagia meski tak seutuh dulu. Lagian dengan adanya ibumu, aku merasakan kasih sayang ibu yang telah lama hilang. Acha bahagia dengan itu. Sekarang Acha tanya, kenapa kamu selalu menyembunyikan kesedihan itu?" tanya Acha.

"Biarkan gue terlihat bahagia. Karena percuma bercerita pada banyak orang yang bahkan tak ingin mengerti." ucap Galaksi.

"Aku yakin, kamu orang yang kuat. Bertahanlah demi ibumu." ucap Acha sambil tersenyum dan memegang lengan Galaksi.

"Makasih ya , Cha." jawab Galaksi.

Setiap kata yang terucap dari bibir Acha mampu membuat perasaan Galaksi lebih tenang. Ia bahagia bisa memiliki gadis itu.

'Makasih, udah jadi peri kecil gue.' batin Galaksi.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang