Samar-samar, pancaran cahaya silau dari luar datang menorobos cepat memasuki tirai gorden di kamar tersebut. Silau cahayanya menusuk cepat untuk menembus kelopak matanya, ia menggeliat merasakan silaunya yang tak nyaman tersebut.
"Hngghh..."
Heya mencoba menutupi wajahnya dengan bantal guna menghindari silaunya yang sangat tak nyaman itu. Beberapa detik berikutnya, ia tak dapat kembali lagi ke tidurnya. Membuatnya terpaksa harus terbangun saat itu juga.
Heya merenggangkan tangannya terlebih dahulu. Lalu matanya menoleh ke sampingnya dan melihat masih ada keberadaan suaminya yang sedang tidur di sampingnya.
Satu lagi paginya yang membuatnya merasa sangat beruntung saat melihat wajah tidur Mark yang begitu tenang. Ia menyukai bagaimana kelopak matanya terlihat nyaman dan begitu tenang. Dengan perlahan jari telunjuknya mulai menyentuh setiap guratan di wajah tersebut. Dimulai dari kening, hidung, dan turun ke bibirnya.
Ketika menyentuh bagian terakhir tersebut, ia kembali teringat bagaimana manisnya bibir itu ketika terlibat ciuman hebat beberapa waktu belakangan ini. Bibirnya yang manis dan itu adalah hal yang paling ia sukai akhir-akhir ini.
Dengan cepat juga Heya harus menyadarkan dirinya untuk kembali ke kenyataan. Dia melirik ke jam yang berada di nakas sampingnya. Butuh lima detik untuk menyadari bahwa mereka sudah kesiangan sekarang.
"Mas! Bangun! Kuliah!"
Ia menyibak selimutnya dengan cepat. Belum saja bergerak untuk menjauhi kasur itu, tangannya tiba-tiba tertarik cepat ke belakangnya. Heya kembali terjatuh ke sana.
"Mas!?"
"Aku libur hari ini.." Mark masih tampak begitu nyaman dengan tidurnya. Heya dapat melihat rambutnya yang sedikit basah, sepertinya dia telah terbangun sebelumnya.
Bertepatan itu juga, Heya segera melepaskan tangannya dari tarikan Mark tadi. Dan memutuskan untuk segera membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Tapi sayangnya gerakannya terhambat ketika Mark kembali menggenggam tangannya.
"Mas, tangan aku lepasin."
"Tidur dulu."
Heya mendengus kesal. Dia masih berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan tangan suaminya itu. Lalu sebuah ide jahil terbesit di pikirannya saat itu juga. Tangannya mulai mencubit pipinya Mark bahkan menekan-nekan hidungnya juga.
"Mas, aku mau bangun!"
Tak ada pengindahan yang dilakukan Mark pada suruhannya itu. Heya semakin terjerat di tangannya. Tanpa tunggu lama, Mark segera terbangun dari tidurnya dan mulai mendekat ke arahnya secara perlahan. Melihat aksi tersebut, lantas membuat Heya mundur ke belakang segera.
"Mas, mau ngapain!?"
Heya terus mundur hingga tibalah ia di ujung kasur dan jika Mark masih mendekat kemungkinannya adalah ia akan jatuh dari sana. Wajah Mark perlahan mendekat ke wajahnya dan tak lupa sebuah senyuman manis diberikan untuk Heya yang kebingungan melihatnya itu.
Heya menutup terlebih dahulu mulutnya.
"Mau ngapain!?"
"Morning kiss buat aku?"
Mendengarkan permintaan Mark tersebut lantas membuat Heya mendengus kesal.
"Nggak ada. Aku belum mandi, Mas sana." Heya menjauh darinya untuk segera.
Tapi Mark menahannya lebih cepat lagi.
"Morning kiss dulu baru boleh pergi."
"Jangan manja."
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you [TERBIT]
Romance[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tentang Mark Agraha Lych dan Radhea Akira Putri. Tentang mereka yang bersatu melewati perbedaan dan tentang mereka juga yang baru saja memulai ki...