しぬ 49 : FLASHBACK.

4.6K 465 542
                                    

Aku tidak bisa mendengar suara hatimu, tapi aku akan menyingkirkan apapun yang menganggu pikiranmu,

-Shinu-

Ara masih setia ditaman belakang rumah, wanita itu sedang bermain dengan Pitrus, harimau peliharaan Gio yang sudah lepas dari kandangnya.

"Kau bisa menjelaskan tidak, bagaimana dulu Gio memperlakukanmu?" tanya Ara pada Pitrus, mulut Pitrus terbuka dan meraung tepat dihadapan Ara.

"Semenjak aku hamil, Gio selalu memperhatikanku, selalu menjagaku dan anak yang ada didalam kandunganku. Aku jadi membayangkan betapa jahatnya aku dulu ketika mengatakan bahwa aku menyesal telah bertemu dengannya,"

Ara dan Pitrus melakukan sesi curhat, entah siapa yang gila tapi saat Ara bercerita Pitrus selalu meraung seperti tengah menjawab pertanyaan wanita itu.

Grrrrrr....

Auman itu membuat Ara memperhatikan mata Pitrus yang kini tengah menatapnya.

"Gio? Ia sedang bekerja diruangannya, dan aku bosan!" kata Ara seolah tengah menjawab auman Pitrus.

"Astaga, setelah putraku lahir, kalian harus berkenalan!" kata Ara bersemangat, mengusap perutnya yang buncit karena kehamilannya memasuki bulan ketujuh lewat tiga minggu.

Ara mengernyit kala Pitrus menolehkan kepala, Ara pun mengikuti kemana arah Pitrus memandang. Disana, tepat diambang pintu, Gio berdiri dengan kaos berwarna hitam dengan rambut berantakan.

"Ssstt, jangan ceritakan padanya kalau aku habis membicarakan pria itu." bisik Ara pada Pitrus, Pitrus mengeluarkan aumannya seperti mengiyakan permintaan Ara membuat wanita itu memekik geli.

Astaga ia mulai gila!

"Kau sedang apa, hm?" Gio duduk disebelah Ara dengan Pitrus yang tengah berbaring dihadapan mereka.

"Aku? Emm, hanya bermain dengan kucing peliharaanmu," kata Ara menunjuk Pitrus seraya terkikik geli.

"Kucing? Sepertinya kau harus melihat Pitrus ketika ia sedang kelaparan," kata Gio membayangkan Pitrus yang gemar mencaik-cabik tubuh manusia, sama seperti dirinya dulu.

"Banyak ya kerjaanya?" Ara membenarkan tatanan rambut Gio yang terlihat berantakan, wajah pria itu pun kusut tidak seperti biasanya.

Gio tersenyum, "Hanya mengurus sedikit tikus nakal yang berkeliaran dikantorku," kata Gio menggapai tangan Ara yang berada dikepalanya, dikecupnya tangan kecil itu lembut.

"Siapa tikus yang kau maksud?" tanya Ara penasaran.

"Bagian keuangan, ada yang berusaha korupsi namun datanya lebih dulu terkoneksi dilaptopku," kata Gio tenang, tapi tidak dengan rawut wajahnya yang menapakkan kekesalan.

Ara menyentuh lembut rahang Gio agar lebih tenang, Gio menatap lembut Ara yang sedang tersenyum manis. Mata tajam itu melembut.

"Dia akan aman kalau dia tidak mengusikku," kata Gio melembut.

Ara menggeleng, "Jika ia membuat kesalahan, jangan jadikan nyawa sebagai gantinya," kata wanita itu membuat jantung Gio seperti teriris.

"Maaf, aku lupa." jawab Gio sendu.

Ara menggeleng kembali, "Tidak, aku tahu kau berusaha menghilangkan sifat itu." tangan Ara terulur menyentuh dada bidang lelaki itu, "Terimakasih,"

Ara mendekatkan bibirnya langsung menyentuh bibir tebal nan lembab milik sang suami. Melumatnya dengan pelan dan memabukkan. Namun geraman Pitrus mampu membuat ciuman mereka berdua terlepas.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang