•
•
•
~oOo~"Kau mau kemana?" suara rendah Jungkook menyapa pendengaran Eunbi, membuat wanita itu menarik kakinya untuk kembali pada tempatnya. Jungkook melangkah masuk ke kamar rawat Eunbi, menatap istri kecilnya dengan datar namun matanya menyorot sedih. Entah kenapa melihat Eunbi yang terlihat pucat dan mengetahui keadaan istrinya membuat dadanya berdenyut sakit. Perasaan bersalah yang teramat besar hingga di benaknya, kala melihat wajah cantik Eunbi yang tampak pucat. Jungkook melangkah mendekati bangsal Eunbi dan meletakkan kantong belanjaannya yang berisikan buah-buahan lokal untuk sang istri.
"Aku mau pulang," Eunbi menunduk, berusaha menghindari tatapan Jungkook yang terus memandanginya. Suasana terasa mencekam dan dingin karena keduanya yang masih setia bungkam atas masalah yang menimpa hubungan mereka.
Jungkook menghela napas, kemudian menarik kursi agar lebih dekat pada ranjang Eunbi. Ia menarik dan menggenggam jemari mungil istrinya, berusaha mencari perhatian istrinya. "Kau menghindariku?" tanya Jungkook memecah keheningan. Jungkook dapat melihat bahwa Eunbi berusaha menghindari pandangannya agar pandangan mereka tak bertemu. Bahkan saat Jungkook menggenggam tangannya pun Eunbi justru memalingkan wajahnya ke arah lain.
Eunbi tak bergeming, ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Hatinya masih terlalu sakit dan ia tak ingin melihat Jungkook dulu untuk saat ini. Untuk pertama kalinya ia di bentak dan di teriaki dengan kasar. Lalu, di tambah pembicaraan Jungkook dengan mantan kekasihnya yang membuat hatinya terasa kembali berdenyut perih. Eunbi sadar, bahwa dirinya memang hanya perempuan kekank-kanakkan. Seorang perempuan yang tumbuh di tengah keluarga harmonis dengan sifat keras kepala yang mendarah daging. Ia hanya putri manja yang memang selalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Bertindak semaunya dan hanya memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri.
Eunbi sadar bahwa sikapnya memang seperti anak kecil dan jauh dari kata dewasa. Lantas, apa yang harus ia lakukan? Lantaran sejak kecil ia selalu hidup dengan hal-hal menyenangkan di sekitarnya dan selalu berpikiran hal-hal indah di hidupnya. Naif sekali, tapi begitulah dirinya. Eunbi terlalu polos hingga ia menolak hal-hal yang buruk menimpanya. Eunbi tak ingin menghadapinya, bahkan saat masih duduk di sekolah menengah ia pernah mengatakan bahwa ia menolak untuk menjadi orang dewasa. Karena baginya menjadi orang dewasa tidak enak. Lebih enak menjadi anak kecil karena selalu di kelilingi hal menyenangkan serta positif.
Sekarang Eunbi tahu bahwa dunia orang dewasa benar-benar sedikit menyakitkan. Dewasanya tidak bisa di tunda. Mau tidak mau, Eunbi harus menjalani kehidupan masa depannya. Usianya bertambah seiring waktu terus berjalan tiada henti. Memasuki awal-awal dewasa, masalah kehidupan dari tahap mudah hingga sulit dan sangat sulit akan berdatangan. Dan Eunbi tak bisa lari pada kenyataan. Entah mengapa ada rasa secuil di dalam hatinya, bahwa ia menyesal karena memutuskan dan menerima perjodohan tersebut. Ternyata jatuh cinta tak seindah yang dibayangkan. Sangat sakit—teramat sakit hingga menembus ulu hatinya saat untuk pertama kalinya ia merasakan yang namanya, Patah hati.
Ya, Eunbi tahu bahwa yang dirasakannya sekarang adalah patah hati. Hatinys terasa sangat sakit, seperti ada luka besar yang menganga namun sayangnya tak berdarah. Rasa sakit tak kasat mata yang tak bisa diraba bahkan dilihat secara fisik.
"Sayang, jangan memalingkan wajahmu. Aku ingin bicara,"Jungkook berujar lembut.
Pada akhirnya Eunbi mengalah dan menolehkan wajahnya pada Jungkook dengan sangat terpaksa. Wajahnya datar tanpa ekspresi apapun yang ia perlihatkan untuk Jungkook. "Ingin bicarakan apa?"
Jungkook tersenyum tipis, sedikit menahan perih di hati kala melihat Eunbi yang menatapnya tanpa minat. Ia memang benar-benar sudah keterlaluan. Ia tahu semua sikap kekanak-kanakkan berlebih Eunbi di pengaruhi oleh hormon kehamilannya, namun is justru salah paham dan malah menyakiti istri kecilnya yang seharusnya ia lindungi dan ia bahagiakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife || BTS JUNGKOOK
RomansaJeon Jungkook, pria 28 tahun yang gila kerja dan selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaan. Ia berniat untuk tidak menikah karena trauma dari masalalu. Namun, takdir berkata lain. Ia dijodohkan karena wasiat yang di tinggalkan sang kakek. Menika...