Shaggy merasa sesak nafas dan perih dilehernya karena cengkraman pria itu sangat kuat. Ia memberontak berusaha melepaskan cengkeraman itu, namun nihil.
"Siapa kau jalang?!" Pria itu berkata dengan nada berbahaya, membuat Shaggy tersentak marah dan kesal.
Apa katanya? Jalang? Dengan sekuat tenaga ia menampar lalu menendang selangkangan pria itu hingga terjungkal dan meringis. Mata mereka saling menatap nyalang satu sama lain.
"APA KAU BILANG? JALANG? JALANG HAH? AKU ORANG YANG MENOLONG MU DAN MENGOBATIMU! DASAR PRIA BRENGSEK TIDAK TAHU DIRI! AKU BAHKAN PANIK KARENA DIRIMU," kata Shaggy dengan amarah yang tak tertahan. Pria itu menganga, lalu memegangi luka di dadanya dan menggeram menahan sakit.
Shaggy yang melihat itu merasa bersalah dan panik kembali menyerangnya. "Apa kau tidak apa-apa? Apa aku memukul mu terlalu keras?" Shaggy mengulurkan kedua tangannya hendak membantu pria itu berdiri namun ditepis, dan rasa kesalnya kembali muncul. Ia melotot tak percaya, dengan mulut yang mencibir.
"Jangan sentuh aku, jalang. Kau akan menangkap ku lalu membawa ku kehadapan raja agar kau mendapat imbalan? Seperti itu rencana mu?" Pria itu bangkit dan menatap Shaggy dengan rasa tidak suka dan tidak percaya. Apa katanya tadi? Menangkapnya? Berarti dia seorang kriminal kan? Tapi apa maksudnya dengan raja dan imbalan?
"Aku menyembunyikan mu di sini... tidak tunggu, Aku tidak melaporkan mu pada polisi agar tidak dicurigai dan diintrogasi dan kau bilang kau takut ditangkap? Kau kriminal?" Pria itu terlihat kebingungan dengan kata-kata Shaggy.
"Apa itu... Polisi? Prajurit baru..., Arghhh!" Pria itu sedikit menekan lukanya saat darah yang hampir mengering, merembes keluar dari perban. Shaggy dengan sigap memegang bahu pria itu, hendak membantunya kembali ke kasur namun ditepis kembali membuatnya mendesah kesal.
"Kau bertanya polisi itu apa? Bahkan anak TK pun tahu apa itu, kau mau pura-pura hilang ingatan? Jangan harap!" Sinisnya
"TK...?" Pria itu semakin menatap Shaggy bingung, 'wanita ini berbicara dengan bahasa yang aneh.' pikirnya.
"Sekarang kau mau bertanya apa itu TK? Hah apa kau dari zaman purba? Lalu bertanya ini tahun berapa? Seperti itu?" Shaggy berdecih pelan. Pria itu hendak berbicara saat ia tiba-tiba jatuh terduduk dilantai dan darah yang keluar semakin banyak.
Shaggy meringis kasihan, saat hendak membantunya lagi ia berbicara, "Jangan tepis lagi tangan ku, dan berbaring lah di kasur!" Perintahnya.
Pria itu menurut karena terlalu lemas dan berbaring di ranjang. Melihat ranjang itu ia terkesiap lalu memperhatikan ruangan tempat ia berada. "Kau seorang bangsawan?" Matanya menatap menyelidik pada Shaggy. Jika wanita itu memang seorang bangsawan maka hidupnya pasti akan berakhir.
Shaggy yang mendengar itu terkesima, dan tertawa kecil. Ia selalu dikatai rakyat jelata, pengangguran dan lainnya hal yang serupa. Tapi dikatai bangsawan? Ya Tuhan...
"Aku sih berharap jadi bangsawan ya, tapi apalah daya takdirku menjadi rakyat jelata," katanya dengan nada puitis, lalu terkekeh.
Mata pria itu menyipit seakan tak percaya. "Jika kau memang bukan seorang bangsawan, bisa jelaskan dengan ranjang yang luas dan nyaman yang kau punya? Ini bahkan bukan hanya sebuah dipan biasa, lalu ruangan yang luas juga terang ini maksudnya apa?"
Shaggy mengerjap tak mengerti, keningnya berkerut-kerut dan mulutnya terbuka lebar. Ia menelengkan kepalanya, jika kasurnya disebut luas dan nyaman maka kasur Fero apa? Surga? Tempat tidur dewa? Dan apa? dipan? Apa pria itu bodoh?
"Jika kau berfikir kalau kamarku ini adalah kamar bangsawan, maka teman ku itu seorang dewa tahu..." Shaggy melihat ekspresinya sangat lucu. Mulutnya menganga, kening mengerut dan mata membulat. Tapi shaggy tetap mempertahankan wajah sinisnya.
"Kau berteman dengan dewa...?" Kini Shaggy yang dibuat terkejut oleh kata-kata pria itu, 'Benar pria ini bodoh.' fikirnya. Ia sangat yakin dengan hal itu.
"Wah otak mu bebal ya. Terserah, aku akan mengobati dulu dan mengganti perbanmu. Darah itu mengganggu mataku." Shaggy mengambil kotak P3K yang diletakkannya di atas nakas dekat ranjangnya.
Saat hendak membuka perban di dadanya, pria itu menjadi kaku dan menegang. "Diam atau lukamu semakin parah," kata Shaggy memperingatkan. Meringis simpati melihat luka panjang dan dalam itu, juga merasa jijik pada darah yang berceceran.
"Sebenernya bagaimana kau bisa mendapatkan luka ini?" tanya shaggy.
Pria itu diam tak menjawab. Shaggy terus menatapnya, ia kemudian membersihkan luka itu dengan alkohol lalu yang membuat si pria meringis pelan. Setelah itu ia meneteskan obat merah pada lukanya.
"Seharusnya ku bawa kau ke rumah sakit. Luka ini harus dijahit," Shaggy terus memperhatikan luka pria itu. Lalu mengambil perban untuk membalut lukanya.
"Dijahit? Maksud mu kau akan menjahit tubuh ku?" Pria itu tersentak dan menatap Shaggy dengan tatapan mengancam. "Jadi itu hukuman ku?"
"Hukuman? Maksudmu apa? Dijahit itu hukuman?" Tanya Shaggy, yang diangguki si pria. Jawaban pria itu membuatnya tertanganga, lagi. Ia ingin sekali mengerjai pria itu untuk balas dendam, tapi melihat bagaimana caranya saat mencengkram lehernya tadi membuatnya berfikir ulang.
"Tidak, itu akan membantu proses penyembuhan mu," katanya, dan ia selesai membalut luka itu tanpa kendala. Sekali lagi ia puas dengan hasilnya.
Shaggy bangkit lalu berkacak pinggang dan menatap pria dihadapannya.
"Siapa kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Tahu Apapun
FantasíaBagaimana jika seorang pria tiba-tiba berada di kamar mandi mu, dengan tubuh yang berlumuran darah dan ternyata dia berasal dari masalalu! Apa yang akan kau lakukan? Shaggy perempuan berumur 23 tahun, seorang freelancer yang lebih sering disebut pen...