Sebuah rumah dikawasan elit dengan didominasi oleh banyak kaca, menampilkan seorang gadis yang baru saja masuk dengan beberapa bungkusan snack ditangannya. Begitu masuk ia langsung mendudukan dirinya disebelah seseorang yang sedang fokus dengan layar besar didepannya.
“sudah pulang ? dari mana saja ?”
“hanya berkeliling lalu membeli beberapa snack”
“cih, awas saja jika kau mengeluh tentang berat badanmu”
“kau pergi membeli snack lagi ?"
Muncul seseorang dari arah dapur membawa beberapa minuman ditangannya
“aku tidak tau harus apa, apa salahnya menabung di minimarket”
“wah banyak sekali yang kau beli”
“kim akan membunuhmu jika ia tau hal ini, dan berhenti keluar malam-malam sendirian bagaimana jika terjadi sesuatu”
“yaya aku tau, aku bisa jaga diri"
"kau tau pembunuhan disekolah waktu itu kan ?"
"kenapa memangnya ?"
"kudengar dia mengincar gadis seumuran seperti kita"
"Jangan menakutiku, oh ya dimana Kim ?"
“mengurus sesuatu”
“yang lain ?”
“tidak tau”
“aku kekamar dulu”
Gadis itu beranjak menuju kamarnya di lantai dua membiarkan dua orang yang tengan fokus menonton serta beberapa cemilannya yang diambil.
🌼🌼
Ruangan itu menampilkan beberapa orang yang sibuk dengan kegiatan mereka entah itu ada yang tidur ada yang bermain game ada yang menonton sampai beberapa yang sibuk dengan berda persegi didepannya.
“bagaimana kasus sebelumnya ?”
“masih diselidiki”
“sudah menemukan titik terang ?”
Yang ditanya hanya menghembuskan nafas kasar, lalu menaruh laptop yang tadi dipangkunya kemudian menatap pada si penanya tadi
“aku tidak menjamin hal itu”
“pelakunya bagaimana ?”
“masih tidak ditemukan”
Mereka menghentikan kegiatan, lalu mulai fokus pada pembicaraan
“tidak ada bukti sama sekali”
“apapun ?”
“ya, tapi ada sesuatu yang kutemukan”
“apa itu hyung ?”
“bukan apa-apa hanya sebuah bunga berwarna merah”
“itu bisa jadi petunjuk hyung”
“maksud mu ?”
“maksud jimin, ada kemungkinan itu petunjuknya”
“ah jadi maksudmu mereka meninggalkan jejak begitu ?”
“jin hyung sudah periksa sidik jari dibunga itu ?”
“hanya sidik jari korban”
“ah kasus ini membuatku rasanya mau mati muda saja”
"sudah mencari tau kerabat dekatnya siapa tau dia terlibat masalah dengan mereka, atau mungkin mereka tau sesuatu ?"
"Sudah tapi tidak ada yang bisa dicurigai"
"cctv sekolah sudah diperiksa?"
"sudah tapi tidak ada apa-apa"
"aneh"
“sudahlah istirahat saja, pergi tidur sana”
Mereka mulai membereskan ruang tengah lalu pergi ke kamar masing-masing berharap besok sudah tidak ada kasus yang rumit seperti ini. Semoga saja.
🌼🌼
Bangunan bertingkat itu jika dilihat sangat lusuh serta tidak layak untuk ditinggali, keadaannya membuat orang sekitar berfikir bahwa mungkin sudah banyak hantu yang tinggal di tempat itu. jika kalian masuk kedalamnya sangat terlihat rapi dengan cat merah hitam disetiap sudut ruangan terdapat beberapa patung tengkorak dan disetiap dinding bangunan itu terdapat bercak darah yang mengalir.
disalah satu ruangan dari bangunan itu seseorang tengah duduk sambil meminum air yang berwarna merah pekat, dirasanya habis ia mulai mengambil sesuatu dari tas yang dibawahnya, mengeluarkan isi dari tas itu yaitu sebuah botol berisi cairan kental berwarna merah lalu ia membuka penutupnya dan menuangkan cairan itu kedalam wadah dan menyimpannya dibawah sebuah patung besar.
ceklek
Seseorang baru saja masuk dan langsung mendudukkan diri di sofa yang ada disitu
"kenapa kemari ?"
selesai dengan kegiatan yang dilakukan ia berbalik dan menatap seseorang yang duduk tak jauh darinya
"membawa sesuatu, kau berburu lagi ?"
"tidak, ini punya petugas itu"
"kau baru memberikannya ? bukankah sudah sebulan yang lalu ?"
"tak masalah, apa yang kau bawa ?"
"bagianku,aku baru saja mengambilnya dan sudah kuberikan padanya jadi ayo kita pergi"
"siapa yang kau bunuh ?"
"dengar saja nanti, kupikir kau harus segera memberikan lagi"
"aku tau, sudah ku persiapkan"
"wow, jadi kira-kira siapa berikut ?"
mereka sama-sama tersenyum misterius dan pergi dari tempat itu
🌼🌼
Langkah kakinya dipercepat, ia merasa seseorang mengikutinya sejak ia keluar dari tempat kerjanya, namun saat ia berbalik ia tidak melihat siapa-siapa, lorong yang ia lewati begitu sepi karena sudah tengah malam, merasa dirinya terus diikuti ia berlari secepat mungkin untung lobby apartemennya sudah terlihat dan ada satpam yang berjaga begitu sampai ia langsung cepat-cepat masuk dan mengunci pintu rapat-rapat.
Sementara dari kejahuan seseorang memantau pergerakannya tak lama ia beranjak pergi dari tempat itu
“sampai bertemu lagi”