Athalla masih tidak berhenti untuk mengejar Kanya. Seperti hari ini, yang biasanya dia bolos pelajaran matematika, namun sekarang ia malah duduk manis sambil menatap gadis itu seraya memangku dagunya dengan tangannya.
Tak lamapun, Bu Ita masuk.
"Selamat pagi semua," ucap Bu Ita.
"Pagi Bu," sahut semua murid.
"Hari ini kita--" ucapan wanita paruh baya itu terhenti sejenak.
"Ehh, Athalla, kamu tumben nak mau masuk kelas ibu? Udah bosan di hukum ya nak? Mau tobat? Bagus itu kalau kamu mau tobat. Lagian kamu juga udah kelas 3 jadi harus rajin belajar supaya kamu bisa Lulus," lanjut wanita itu saat matanya terhenti pada sosok Athalla. Gaya bicaranya seperti sedikit tejeda-jeda.
Athalla memang jarang memasuki kelasnya Bu Ita. Hal itu karena Athalla tidak menyukai pelajaran yang berbau tentang hitung menghitung. Seperti matematika dan fisika. Baginya fisika itu sesuatu yang sangat sulit dimengerti dibandingkan wanita.
"Hehe...kalau ada cewek secantik Kanya, saya bakal masuk setiap hari buk," sahut Athalla sambil cengar-cengir. Membuat Kanya melirik cowok itu dan menatap heran Athalla Mengapa cowok itu harus membawa-bawa namanya.
"Oh bagus itu, ibu dengar Kanya juara satu di sekolah lamanya, jadi kamu bisa minta ajarin sama dia. Iyakan Kanya?" tanya Bu Ita dengan tersenyum lembut.
Kanya yang merasa Bu Ita menunggu jawaban darinya, membuatnya terpaksa mengangguk pelan.
"Oke kalau gitu sekarang buka buku kalian halaman 162, lalu baca, setelah itu kerjakan latihannya. Ibu ada urusan mendadak, jadi ibu tinggal dulu ya, ibu mohon kalian jangan bising, okey?" titah Bu Ita.
"Oke buk," sahut murid-murid.
"Yang lama ya buk, eh maksudnya yang cepat buk, soalnya saya udah nggak sabar mau belajar matematika bu," celetuk Monki sok iyes.
"Iya ya nak? Bagus, kelas ini udah ada perubahan ternyata, semoga kalian semua bisa meniru Monki ya nak, udah manis baik lagi," puji Bu Ita.
"Halah, pencitraan itu buk," ucap Angkasa.
"Aslinya mah paling seneng kalau guru rapat sama libur mendadak," lanjutnya.
"Yaelah lo juga gitu kali," balas Monki.
"Udah udah jangan kelahi, Monki sekarang kamu awasi siapa yang ribut, kalau ada kamu catat terus kasih sama ibu, okey?" ujar Bu Ita yang mendapat anggukkan dari Monki, lalu melenggang keluar kelas.
"Kok rasanya kita balek ke jaman SD ya?" gumam Sasa pada Kejora. Kejora hanya mengedikkan bahunya.
"Oke man teman, sekarang---"
"Sekarang apaan, udah lo duduk manis aja nggak usah nyuruh kita buat diem," sela Angkasa.
"Njir, siapa yang nyuruh kalian diem? Gue cuma mau bilang, kalian bebas ngelakuin apa aja, horeeee!!!" ucap Monki dengan tingkah konyolnya joget-joget nggak jelas.
"Ngeres nih anak," gumam Arka menatap prihatin Monki.
"Nah gitu, baru lo bisa dibilang pinter," sahut Angkasa gembira lalu membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA KANYA
Teen Fiction"Gue nggak akan diem kalau Lo nggak senyum," kata Athalla. Kanya mendengus kesal,"terserah, gue nggak peduli." Dia Kanya. Kanya Aqilla Letsleshia. Gadis cantik, pintar bin jutek dengan orang yang baru saja ia kenal. Ia tidak menyangka akan berurusa...