1

32 4 6
                                    

"Sherina, lo harus mau jadi pacar gue" cowok bertubuh tegap itu berdiri didepan Sherina anindira yang kerap disapa Ina, gadis berambut sebahu yang mampu membuat seorang Alian Taelino, ketua tim basket SMA Cakrawala jatuh hati saat pertama kali melihatnya

Semua siswa-siswi yang tengah berkumpul menyaksikan adegan itu banyak yang menganga tak percaya, bagaimana tidak?  Seorang Taelino mengungkapkan perasaannya kepada seorang gadis yang notabenya siswi baru di SMA Cakrawala. Bahkan Ina baru bersekolah disana selama seminggu dan apa ini? Taelino kapten tim basket meminta Ina menjadi kekasihnya?  Yang benar saja.  Ina bahkan tak mengenal siapa Taelino.  Ia hanya tau jika Taelino adalah kapten tim basket sekolah dari teman sebangkunya yang bernama Cindy.

"Ta.. Tapi ak.. Aku gak kenal sama kamu" Ina menunduk, ia tidak biasa menjadi pusat perhatian, dan hanya karena Taelino ia sekarang merasa terintimidasi

"Gue gak nerima penolakan. Mulai detik ini lo harus jadi pacar gue"

Ina menunduk, ia merasa ngeri mendengar suara rendah namun penuh penekanan milik Taelino.  Ina melirik sekelilingnya, semua gadis memandangnya sinis, Tae yang menyadari itu segera angkat suara

"Apa yang lo semua liat?  Bubar lo semua"

Semua Siswa-Siswi yang menyaksikan itu memilih bubar, merasa ngeri sendiri dengan bentakan Taelino. Ina mendongakkan kepalanya menatap takut pada Taelino. Tae yang menyadari tatapan Ina mengalihkan pandangannya kepada Ina

"Ka.. Kam-"

"Udah gue bilang gue gak nerima penolakan" Tae langsung menarik tangan Ina dan mengantarkan Ina menuju kelasnya

Sepanjang perjalanan menuju kelas semua mata memandang mereka sinis, tepatnya menatap sinis kearah Ina dan tatapan memuja selalu tertuju pada Taelino

Tae benar-benar mengantarkan Ina sampai dikelasnya bahkan sampai bangkunya.

"Aku mau kekelas dulu. Kamu jangan deket sama cowok lain. Jangan ngomong sama cowok lain.  Jangan senyum sama cowok lain. Aku gak nerima bantahan" Tae mengeluarkan ultimatumnya dengan tegas tak terbantahkan

"belum juga sehari jadi pacar udah banyak banget aturannya.  Bisa mati muda gue kalau gini terus" batin Ina

"Kamu dengerin aku kan?" Tae yang tidak suka diabaikan pun protes

Ina tersadar dan mulai menatap Tae

"I.. Iya. Aku denger kok" Ina masih merasa takut dengan aura intimidasi Tae

Tae beralih memukul meja Ina dengan tangannya

"Buat lo semua yang ada disini terutama buat yang cowok jangan ada yang gangguin cewek gue" Tae berucap tegas dan keras, memandang semua kaum adam didalam kelas dengan tajam. Lalu tatapan Tae beralih menatap Ina dengan lembut

"Ingat kata aku tadi" Tae mengusap pucuk kepala Ina lalu segera berlalu nenuju kelasnya

Sepeninggal Tae, Cindy teman sebangku Ina menghampirinya dan menyerbu Ina dengan pertanyaan yang bertubi-tubi

"lo beneran pacaran sama si Tae?"

"Kok bisa sih Tae nembak lo? "

"Kok--" ucapan Cindy terpotong karena Ina yang meraup mukanya dengan gemas, merasa jengah dengan pertanyaan yang beruntun dari Cindy

"Cin, lo kalau nanya itu satu-satu kek gimana gue bisa jawabnya coba kalau lo nanyanya kayak tadi" Ina merasa sebal belum lagi tadi Tae memberikan ultimatumnya yang tidak bisa diganggu gugat

"Ya sorry, Na. Gue kan penasaran. Habisnya tadi gue dipanggil sama Pak Rehan gara-gara gak ngumpul tugas"

"Makanya kalau ada tugas tuh dikerjain"

AlianTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang