Author POV
" gak ada tempat nongkrong lain ya nder, disini berisik banget, bau alkohol lagi". Rachel protes.
"Asyik tau hel, timbang di cafe-cafe, fasilitasnya cuma wifi, iya kalau makanannya enak, taunya g enak". Komen andreas.
"Paling gak, lebih sehat, timbang akohol". Balas rachel.
"Kamu bawel deh. Dah akh....". Andreas marah dan meninggalkan rachel di kursinya seperti orang kebingungan.
Rachel benar-benar jengkel dengan andreas. Ia meninggalkan rachel berjam-jam.
"Kemana sih tu anak?". Rachel kesal sambil mengelilingi bar itu.
Disudut ruangan, rachel melihat Andreas mengobrol serius dengan seseorang. Sakit seriusnya sampai mereka tidak menyadari kedatangan rachel.
"Ok...gue terima tantangan loe". Ucap Andreas.
Tiba-tiba
"Tantangan apa?".
Rachel datang.
Fokus mereka pun tertuju pada rachel.
"Kenzo".
Ternyata andreas ngobrol dengan Kenzo.
"Hai tuan putri". Balasnya.
"Kalian ngapain!". Tanya Rachel.
"no?!!! Hanya buat kesepakatan". Balas Kenzo sambil menatap licik andreas.
"Loe banyakin latihan aja. Gue gk mau dengan mudah buat loe malu". Balas andreas.
"Ayo pulang". Ucap andreas sambil jalan mendahului rachel.
Rachel menatap Kenzo yang se dari tadi menatapnya dengan senyum penuh arti. Lalu menyusul andreas.
RACHEL POV
"Kalian ngomongin apa sih ndre?". Tanyaku penasaran.
"Gk ada apa-apa. Aku cuma mau kasi dia pelajaran". Balas andreas.
Aku hanya diam. Aku tidak paham dengan cara berfikir mereka.
Pagi menjelang, seperti biasa, hari minggu adalah hari full aku dengan tasya.
Tring...tring...
Handphone ku berdering. Dan ya...seperti biasa aku tau siapa yang menelpon.
"Hallo nona". Sapa ku.
"Kamu jadi datang kan kerumah aku?".
"Sekarang?".
"Iya, soalnya aku udah pesan driver online. Liat deh di luar".
Aku bingung lalu melihat keluar. Benar saja, ada sebuah mobil dan seorang driver.
"Aku belum mandi nona". Aku jengkel.
" mandi di rumah aku. Harus datang. Sekarang".
Tasya langsung mematikan ponselnya.
"Tasya...ich...".
Mau tidak mau, aku naik drive yang di pesan oleh Tasya.
Sesampainya di rumah Tasya.
"Tasya.....".
Aku berteriak sambil mencari tasya di rumah itu. Ya...aku sudah tidak segan lagi. Karena aku memang sudah terbiasa.
"Rachel".
Sapa kak marchel yang hendak pergi.
"Kak tasya mana?".
"Tuh diatas. Kamu kenapa?". Tanyanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK LOVE
Teen Fictiongimana ya pengorbanan cowok mafia buat bisa dapetin hati cewek baik-baik... kau penuh dengan darah, sementara aku jauh dari hal-hal itu