Setelah lulus dari sebuah fakultas biologi terbaik di negeri China, Tao bekerja menjadi seorang guru di salah satu sekolah tingkat atas yang berada di kota Wuhan, tempat dimana dia di lahirkan. Disini juga pemuda berkulit gelap itu bertemu dengan gadis cantik bernama chyou dan pemuda tambun bernama qionglin. Kebetulan mereka juga bekerja sebagai guru disini.
Di usia yang ke-30 tahun tepatnya pada pertengahan April, chyou dan qionglin mengajak Tao untuk merayakan ulang tahunnya di pegunungan khingan. Suatu tempat yang berada diwilayah timur laut China daerah Mongolia.
Inilah pertama kalinya Tao dan qionglin melihat kehidupan yang lebih luas dari kota wuhan. Setelah sekian lama menjalani hidup, akhirnya mereka bisa juga terbebas dari kekangan yang di sebut kota.
Chyou membawa mereka berjalan jauh kedalam hutan hingga sampai di sebuah lembah berupa padang rumput yang terbentang luas. Disana Tao dan qionglin bermain kejar-kejaran seperti anak kecil yang lupa waktu.
Karena sudah menjelang senja, chyou menghimbau kedua lelakinya agar berhenti main-main dan segera mendirikan tenda. sedangkan chyou sendiri segera mengumpulkan ranting pohon untuk membuat perapian.
Malam itu kabut tipis tengah menyelimuti lembah dan hutan. Hingga suasana terasa lebih dingin di musim semi ini. Terdengar samar suara burung dan bunyi katak yang sangat nyaring, sesekali terdengar juga suara gemeretak pohon yang rantingnya tertiup angin atau dentuman samar dari buah pinus yang jatuh. Suara suara itu membuat Tao gelisah dan tidak bisa tidur sehingga Tao memutuskan untuk kembali ke perapian.
Melihat chyou sedang duduk sambil termenung di depan perapian, tiba tiba Tao tertegun sejenak dan leluasa mengamati gadis itu dari dalam tenda. Chyou terlihat cantik dan damai. Inilah pertama kalinya Tao melihat seseorang, lalu hatinya merasa senang. Mungkin ini yang disebut cinta pikirnya.
"Tao" chyou memanggil setengah berbisik. "Ngapain disana, susah tidur ya. Sini kita ngobrol." Chyou melambaikan tangan. Tao segera mengalihkan pandangannya dan segera menghampiri chyou.
"Tao." chyou memulai kembali pembicaraan.
"E..i...iyaa". jawab Tao gugup.
"Aku suka berada disini. Kalau Kamu?" Tanya chyou." Tao itu gak suka disini." Jawab Qionglin yang tiba tiba saja keluar dari tenda, kemudian Qionglin seenaknya menoyor kepala chyou dan duduk menyender di punggung kecilnya.
"So tau." Balas chyou dengan kesal. "Ehh..Iyakan Tao gak suka hutan?"qionglin meyakinkan." kami berdua beda sama lo, makannya Lo gak laku laku." Lanjut qionglin dengan enteng. Saat itu juga chyou langsung memukul kepala qionglin sehingga membuat pemuda itu kabur."sakit tau, dasar Perawan tua, perawan tua.." ejek qionglin.
Amarah chyou langsung meledak. Chyou refleks memungut apapun yang dilihatnya dan melempari qionglin.
" Emangnya Lo laku, ganteng, keren, hah." Teriak chyou sambil berusaha melompat ke punggung qionglin. Setelah berhasil, chyou teriak." Tao,, liat qionglin kita. Sibujang lapuk ..huhu" chyou tiba tiba sudah tidak marah lagi disana. Tangannya malah mengepak ngepak seperti burung.
"Tao.. aku terbang.." chyou berteriak. "Tao ayo kita terbang." Teriak qionglin sambil berlari menggendong chyou. Tao tersenyum dan akhirnya beringsut mengejar qionglin.
Mereka berlari dengan langkah yang sama dan semakin dalam menembus gelap, sampai akhirnya kaki Qionglin tersandung dan jatuh bersama chyou. Itu konyol. Tapi mereka tertawa bahagia karenanya.
Tawa mereka baru berhenti ketika melihat sebuah bola api sebesar mobil tengah jatuh dari udara. Dalam hitungan detik, sang bola api lenyap ke dalam hutan dan menimbulkan suara dentuman yang kuat. Karena lokasinya tidak jauh, mereka langsung masuk ke dalam hutan dan mencari tempat ledakan itu.
Sesampainya di tempat kejadian, mereka terperangah melihat kobaran api yang sangat besar telah melalap beberapa pohon disekelilingnya. Tiba-tiba Tao melihat sesuatu tengah melompat dari kobaran api. Hingga dia refleks berjalan untuk memastikannya.
"Taoooooo." Teriak chyou khawatir. Baru saja menengok, qionglin sudah menarik tangan Tao dan melompat jauh dari kobaran api. Disaat yang bersamaan, sebuah ledakan kembali terjadi hingga membuat chyou sontak menjerit memanggil Tao dan qionglin. Chyou merasa lemas, bahkan penglihatannya mulai kabur karena tertutup kepulan asap yang tebal. Tubuhnya tersungkur sambil menutup matanya yang perih dan menangis.
***
2019,
Sepuluh tahun dari kejadian di khingan telah berlalu. Qionglin dan Tao selamat dari ledakan itu. Kini warna gelap pada kulit dan rambut Tao mulai memudar. Namun persahabatan Tao , chyou dan qionglin masih saja erat. Chyou dan qionglin kerap sekali datang kerumah Tao untuk menemani atau sekedar masak untuknya.
Tao teringat kembali apa yang pernah di katakan chyou kepadanya sebelum dia menikahi qionglin, delapan tahun yang lalu. "Aku memang jatuh cinta padamu, tapi aku lebih mencintai qionglin. Maafkan aku ." Sebuah penolakan paling tulus yang pernah Tao dengar hingga membuatnya terngiang ngiang . kemudian, Tao menyuruh gadis itu untuk setia kepada Qionglin agar gadis itu bisa kembali tersenyum dengan lega.
Tao masih ingat bagaimana dia menyelamatkan coro dari ledakan yang hampir menewaskannya di khingan. Makhluk sebesar biji kedongdong yang di beri kaki tangan itu dinamai coro karena kehadirannya mengagetkan jantung. Sayang sekali coro hanya mampu bertahan hidup dalam waktu beberapa hari, karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di bumi.
Mengejutkan, setelah meneliti coro kurang lebih selama tiga tahun tahun ini, Tao menemukan jutaan virus yang hidup di dalam tubuh coro. Dalam waktu singkat virus itu bisa saja memusnahkan suatu peradaban karena penularannya yang cepat jika tidak ditangani dengan tepat.
Awalnya Tao akan memusnahkan makhluk itu. Tetapi Tao kembali berpikir ulang. Coro adalah bukti tentang adanya kehidupan yang berbeda dari bumi. Itu terlalu mengesankan jika di musnahkan.
Akhirnya Tao mengawetkan coro di dalam sebuah kotak kaca yang berlapis-lapis agar virus yang ada dalam tubuhnya tidak menyebar ke bumi dan membawa petaka.
Selama ini Tao menyimpan kotak itu di ruang laboratorium milik keluarganya dengan aman. Sampai cerita tentang coro akhirnya sampai ke telinga seorang pemuda yang tengah di pengaruhi iblis, dia ingin balas dendam terhadap kematian ibunya kepada orang orang di pasar. Karena itu ia berusaha keras untuk mendapatkan coro.
Akhirnya pada pertengahan bulan September, coro berhasil di curi. Kemudian Tao mendengar kabar bahwa seorang pemuda sedang membabi buta sebuah kotak kaca di tengah tengah pasar sambil menyumpahi orang orang agar cepat mati. Mendengar itu Tao langsung bergegas ketempat yang diberitakan.
Benar saja, coro telah hancur, Tao merasa langit telah runtuh dan menimpanya. Air mata dan peluhnya terus menetes, pemuda itu tak berani lagi menatap sekitar. Dengan rasa bersalah, Tao memunguti sisa sisa kaca yang berserakan itu dan membawanya pulang.
Seminggu kemudian, Tao mulai batuk dan sesak bernafas diiringi demam yang cukup tinggi. Karena itu, Tao terpaksa menjauhi chyou dan qionglin atau siapa pun dengan mengurung diri di dalam rumah.
Awal bulan Oktober, Tao di temukan sudah tidak bernyawa di dalam rumahnya. Sepekan kemudian, sebagian besar orang yang terlibat dalam pemakaman Tao dinyatakan meninggal termasuk chyou dan qionglin. Seiring dengan itu, telah di kabarkan sebuah virus tengah menyerang penduduk kota wuhan dan tersebar hampir keseluruh penjuru kota China. Virus itu di kenal dengan nama Corona atau covid 19 karena kedatangan nya yang tiba-tiba.
Awal tahun 2020, Corona telah menyebar ke banyak negara. Dia melompat melalui hembusan napas atau cairan seseorang yang telah terinfeksi olehnya. Hanya dengan menjaga daya tahan tubuh dan menjaga jarak yang saat ini bisa dilakukan oleh setiap orang agar terhindar dari virus ini.
Di mata Corona semua orang itu sama, dia bisa saja singgah kepada siapapun. Tapi Corona bukan tuhan, dia hanya di utus Allah untuk memberi tahu umatnya bahwa Allah sangat rindu ketaatan umatnya.