1 . Ungkapan

81 14 43
                                    

"Gimana nih Ann , gue harus apa dong bingung nihh bantuin mikir kek ." rengek Meira sembari mengguncang-guncangkan tubuh Anta .

"Iya iya ni gue juga lagi mikir kali . Jangan giniin gue dong pusing nih lama lama ." jawab Anta lalu menyingkirkan tangan Meira dari lengannya .

"Apa gue kasih surat aja ya ke dia ? Nanti kalau dia udah baca terus dia bales suratnya , duhhh jangan kegeeran dulu tahan tahann ."

"Yaudah cepetan nulis surat ntar titipin ke anak kelas sebelah suruh taro di dalem tasnya kan gampang ."

Meira langsung mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya , merobek bagian tengah buku lalu mulai menulis . Bukunya pun ia gunakan untuk menutupi isi surat yang sedang ditulisnya .

"Napa mesti ditutupin sih gue kan mau liat juga Mei."

"Gaboleh !! Rahasia tau."

"Ih gitu amat dah , sama temen sendiri juga ." Anta mendengus kesal .

Surat yang Meira tulis sudah ia lipat dengan rapi . Ia memberikan surat itu kepada Aisyah , teman sekelas Fary- untuk dimasukkan ke dalam tasnya secara diam-diam . Anta tak mengetahui isi surat yang temannya tulis , yang ia tau , Meira berniat mengungkapkan perasaan sukanya kepada Fary . Mereka berdua belum mengenal Fary begitu dekat , karena Fary lumayan cuek dan dingin kepada orang lain . Meira lah yang pertama kali melihat Fary berjalan menuju kelasnya . Dari situlah ia menyukai Fary .

Anta memilih tidak terlalu peduli dengan Fary , karena ia sudah memiliki incaran sendiri. Lebih tampan daripada Fary , lebih ideal menjadi pangeran Anta dibanding Fary .

"Gimana udah dibaca Fary belum surat lu ." tanya Anta kepada Meira yang sedang sibuk menggambar .

"Gatau tuh kayaknya belum deh , Aisyah belum ngabarin gue ."

Selang beberapa detik , terlihat kepala Aisyah muncul dari balik pintu kelas dengan pandangan mata menjuru ke semua arah kelas . Pandangannya berhenti saat melihat Meira , orang yang dicarinya .

"Anta panggilin Meira dong ." terlihat kalimat itu yang Aisyah katakan dengan suara sangat pelan sembari menunjuk-nunjuk Meira .

Anta menepuk tangan Meira dan mengatakan bahwa Aisyah mencarinya . Meira pun menghampiri Aisyah lalu mengobrol di luar kelas .

"Pasti laporan tuh ." batin Anta .

Tak lama kemudian Meira berlari menuju Anta dan menarik tangannya lalu membawanya berlari keluar kelas .

"Eh eh mau kemana sih Mei kenapa buru-buru gini dah ." tanya Anta dengan tatapan bingung ke temannya sembari masih berlari .

"Udah ikut dulu penting nih gabisa diomongin di kelas bahayaaa ."

Anta nurut-nurut saja dibawa berlari Meira entah kemana .

"Lah kok ke kamar mandi sih , lu kebelet ya Mei ? Apa jangan-jangan udah keluar di rok tuh ih jijik banget sih lu ." ujar Anta lalu menutup hidungnya dengan tangannya .

"Anta plis lah ngapain juga gue kebelet boker ngajakin elu .Gue mau ngomongin masalah surat yang gue kasih ke Fary nihh , sumpah dah gue bingung nih ."

"Oh kirain kebelet lu . Bingung kenapa lagi sih ? Kan surat udah dikasihin , terus juga udah dibaca , apa yang elu bingungin wahai Meimei ."

"Gue serius Antaaaaa . Surat nya emang sih udah dibaca Fary , tapi malah dibacain sama si Daffa di depan kelas ya ampunnn mati guee" ujar Meira lalu berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua tangan .

"Hah ? Daffa bacain di depan kelas ? Yakin lu Mei ? Aisyah boong kali ."

"Beneran Antaa . Terus sekarang satu kelas Fary pada tau dong gue suka sama dia , apalagi di dalem suratnya gue nembak dia !! Duhhh mati aja dah gue !!"

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang