Anjing Betina

7 2 1
                                    

Tadi malam, ia mendapat saran dari Tina untuk menunggu Aji di gerbang masuk sekolah. Katanya agar Aji luluh sedikit pada Chika. Dan disinilah Chika, digerbang masuk yang bertuliskan SMA AZURA.

Dengan rok hitam dibawah lutut dan baju batik berwarna biru dongker. Chika memasang wajah serius memperhatikan siapapun yang lewat. Satpam sekolahnya hanya diam sambil menyeruput kopi memperhatikan Chika.

Sesekali angin pagi yang sejuk menerbangkan beberapa helai rambut Chika yang tak terkucir. Kacamata bulatnya berembun menunjukkan masih paginya waktu ini.

Dengan sikap tegap bak berhadapan dengan sang merah putih, membuatnya jadi bahan cibiran anak-anak yang sudah mulai datang. Tapi ia tak perduli, baginya selama mereka tidak menggunakan fisik ia masih bisa bersikap masa pintar. Ingat Chika tidak suka dibilang bodoh.

Lama menunggu, Aji datang dengan motor CBR merahnya. Matanya menatap pada Chika yang berdiri tegak melihat kearahnya juga.

Kecepatan motor Aji berkurang derastis. Aji menarik rem berhenti tepat dihadapan Chika. "Ngapai lo?"

Chika diam merenung akan menjawab apa. Lalu dia teringat perkataan Tina. "Nungguin kakak." Dengan senyum yang kaku, Chika berjalan menjauhi Aji tanpa membalikkan badannya. Berjalan mundur dengan mata tetap pada Aji.

"Anak aneh," senyum simpul tak sadar Aji berikan saat melihat adik kelasnya itu menjauhi dirinya dengan cara mundur kebelakang. Aji melanjutkan jalannya yang tertunda dan menuju parkiran siswa.

Teringat akan sesuatu, Chika menghentikan dirinya dari jalan mundur yang ia lakukan. "Akukan nungguin kak Aji buat ngajak dia kekelas bareng. Kok aku tinggalin?" Kakinya bergerak kedepan dengan cepat menyusul Aji kearea parkir.

Saat beberapa meter lagi ia sampai pada Aji. Chika langsung menyembunyikan dirinya disamping mobil yang ada didekatnya. "Tina?"

Alinya bertaut, bingung. Tina sedang berbicara dengan Aji. Bahkan sesekali Chika mendengar tawa renyah dari Tina. "Ngapain mereka?"

Tak lama mereka berdua pergi bersama melewati Chika yang tengah bersembunyi. Fikiran negatif menyerang otak Chika. Langsung disusulnya Tina dan Aji. Tapi langkahnya terhenti saat salah satu teman Aji menghentikan motornya tepat saat Chika keluar dari persembunyiannya.

Dengan tergesa Bambang membuka helmnya. "Lo mau mati?" Makinya pada Chika. Gadis itu sedikit menegang saat tubuhnya nyaris bersenggolan dengan motor milik Bambang.

"Nggak kak. Aku masih mau hidup." Jawab Chika saat ia sudah kembali tenang.

Bambang mendengus kesal. "Tunggu gue!" Bambang pergi meninggalkan Chika untuk memarkirkan motornya disebelah motor Aji. Chika dengan patuh menunggu, lalu berjalan saat Bambang sudah berada disebelahnya.

"Lo liat Tina sama Aji ya tadi?" Pertanyaan Bambang langsung diangguki oleh Chika. Tasnya yang tergantung dibahu kanan, dilepaskannya lalu diberikan pada Chika.

"Bawain." Perintah Bambang. Chika mengangguk mengambil tas itu. Detik itu juga, tas milik Bambang melayang kedepan menjauhi mereka.

"Woy! Kok dibuang!" Bambang berteriak histeris saat mendapati tasnya tergeletak tak berdaya dihadapannya.

"Emangnya aku babu kakak?" Tanya Chika. Nadanya dingin tak kalah dari tatapannya untuk Bambang.

Bambang yang sudah pergi mengambil tasnya, kembali ketempat Chika. Sedikit tepukan untuk membersihkan debu pada tasnya. "Kalo lo ga bisa disuruh-suruh. Ngapain lo mau disuruh-suruh oleh Tina?" Alis Chika mengernyit tak paham.

"Ya ini sebenernya gue juga baru tau, kalo Aji nembak si Tina seminggu yang lalu." Jelas Bambang. Chika diam tak melanjutkan jalannya. Bambang ikut berhenti menunggu respon adik kelasnya ini.

ChikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang