Jangan lupa vote!🧡
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Seminggu berlalu setelah aku resmi menjadi bendahara tim futsal. Sudah seminggu berlalu juga hubungan ku dengan kapten futsal ini ada sedikit perubahan. Aku dan Tama sering berbagi informasi soal bagaimana dulu ia menjadi ketua sekaligus bendahara tim. Aku bertanya tentang ini dan itu kepadanya agar tidak terlalu kaku saat menjalankan tugas. Ya memang ini tugas yang sangat simple dan seharusnya aku tidak memikirkan nya. Tapi aku bukan orang yang seperti itu. Aku sudah diberi kepercayaan teman-teman, aku tidak boleh mengecewakan mereka. Sekecil apapun hal itu.
Fyi, aku sudah masuk ke dalam grup whatsapp tim futsal. Ku kira hanya aku betina, ternyata ada juga Raya. Oh iya, kenalkan fotografer resmi tim futsal ini. Namanya Gracintia Rayma Angela. Selalu dipanggil Raya. Entah darimana dapatnya nama panggilan itu. Dia sahabat baik Tuah Firdaus Wiajaya. Bukan anak kelas kami, tapi kelas sebelah. Sebelum ada aku datang, dia satu-satu nya betina di tim itu. Sekarang sudah ada 2 betina.
Sebentar, ada yang aneh.
Jika Raya sudah lama menjadi betina di tim itu, kenapa bukan dia saja yang menjadi bendahara? Toh menjadi fotografer tidak sesibuk itu. Dan masih bisa disambil menjadi bendahara menurutku. Karna waktu yang digunakan kedua posisi itu sangat lah beda. Tidak berbenturan. Kira-kira kenapa ya?
Sudahlah, aku tidak mau banyak memikirkan hal itu. Yang penting disinilah aku sekarang. Di lapangan futsal yang tidak jauh dari sekolah dan rumahku. Ini adalah pertandingan pertama mereka setelah lama tidak bertanding. Dan ini tugas pertama ku menjadi bendahara disini.
Sebelumya, Tama dan Alam sudah memberikan ku sisa uang kas mereka per bulan November kemarin. Lumayan banyak juga. Mengingat uang kas perbulan Rp 50.000,00 per orang. Kira-kira kita satu tim ada belasan orang. Aku tidak terlalu ingat. Mereka berdua juga mengingatkan ku soal betapa sulitnya teman-teman untuk membayar kas tapi selalu ingin main futsal diluar dan makan-makan jika menang menggunakan uang kas. Sungguh ironi para lelaki ini.
Biasa nya aku menonton dengan perasaan tidak
tenang. Selalu terburu-buru dan bersembunyi.
Sekarang aku bisa dengan bebas nya teriak-teriak dan menonton di tempat manapun yang aku mau. Menyenangkan sekali. Aku memang tidak begitu tau tentang futsal meskipun aku sering menontonnya.
Hanya hobi saja, dari dulu aku sering diajak main
ke lapangan bola atau lapangan futsal kakak ku. Makanya lama kelamaan aku jadi suka menonton pertandingan ini.Ku perhatikan Tama yang sedang mendapatkan
giliran menggiring bola. Huh, mempesona sekali.
Kenapa aku jatuh berkali-kali dengannya? Padahal dia tidak ada usaha untuk membuatku terpesona. Kadang jatuh cinta seaneh itu. Lihat lah rambutnya yang tidak beraturan dan basah oleh keringat. Muka yang penuh keringat. Tangan juga. Cara dia berlari, sungguh lucu! Aku memperhatikannya sejenak, kupandangi ciptaan Tuhan yang mengagumkan. Terima kasih Tuhan sudah mempertemukan ku dengan si manis.Kalut dengan pikiran ku yang sedang mengagumi
dia, aku jadi ingin menjadi orang serakah. Bisakah aku memiliki dia? Apakah aku pantas untuk mendapatkan dia? Bagaimana rasanya menjadi orang spesial dan orang satu-satu nya bagi dia? Salahkah jika perasaan ini tumbuh semakin besar untuk dia? Oh ya Tuhan. Mungkin aku tidak tau diri sekali bisa berpikiran seperti itu. Benar kata orang, yang sudah menjadi milik orang lain itulah yang membuat kita semakin jatuh cinta dan tidak tentu arah."TARAAAA YA AMPUN KEREN BANGET! ITU TERUS
DAPETIN BOLA NYA, MASUKIN GAWANG! AYO SEMANGAT TARAAAAA HUUUU TARAAAAAAAA!!!!!!!"Teriakan Meghan membuatku tersadar. Mengingatkan ku jika aku masih menonton pertandingan. Ternyata Tama sudah keluar dari lapangan. Aku tidak sadar karena terlalu memikirkan hal yang bodoh itu.
"Hhhhh kenapa sih harus sekarang" aku duduk
di bangku belakangku dan ternyata disebelahku
ada Tama. Aku kaget sampai hampir jatuh dari
bangku. Untungnya dengan sigap si manis menarik tanganku. Hhhh lagi dan lagi.♪ Fiersa Besari - Waktu Yang Salah ♪
"Ngga papa? Kenapa sih suka ngelamun?"
"Eh iya gapapa tama hehe. Engga ngelamun kok, kaget aja gitu"
"Halah alasan. Selalu gitu kalo ditanya kenapa
ngelamun. Dari tadi aku perhatiin kamu bengong
aja liat ke lapangan. Kenapa? Lagi ada masalah
hmm?""Mana ada ya aku bengong, kamu salah liat ngga
tuh. Tapi kan kamu main ya. Gimana tau deh""Enggalah, aku ngga pernah tuh liat supporter yang lain. Yang keliat cuman kamu. Lagian aneh juga kamu gak teriak-teriak kayak Meghan"
"Oh wow. Apakah begitu mencolok nya aku Hahaha. Meghan kan ada Tara yang butuh untuk
disemangati. Kalau aku mau menyemangati siapa? Aku cukup menonton aja hehe""Kan ada aku yang butuh disemangati kamu.
Gimana sih, masa gitu aja harus dikasih tau""Hah apa gimana Tama? Aku salah denger kali ya,
kan aku agak congek"Pritttt pritttt pritttttt
Tanda permainan sudah selesai. Tim kami, Tim
Sawadarma. Iya itu nama tim futsalnya. Absurd
sekali memang. Tidak memiliki arti juga. Tim kami unggul. Oh jelas sekali. Pemain kita jago dan kiper kita sangat menjaga gawang agar tidak kebobolan.Tanda itu juga mengakhiri percakapan singkatku
dengan Tama. Percakapan yang digantung. Kita
masih saling menatap walaupun terhalangi oleh
teman-teman yang baru datang setelah bertanding."Panas banget asli gak boong, lempar minum wee" itu suara Diga.
"Bagi lah aku satu lagi" kata Ganda sambil membuka kaos futsalnya.
"Pada ambil sendiri kenapa deh buset" gerutu Tuah tapi tetap diambilkan untuk mereka.
"Tara berkali-kali masukin bola, ihhh pasti karna
aku semangatin kan. Iyakan, jujur ajaaaaa" sungguh, aku bersumpah. Lebay sekali cara
Meghan berbicara. Manja sekali!"Meghan plis jangan disini" akhirnya aku membuka mulutku.
"Dek, mana pisangnya? Aku mau lah. Ambilin" pinta Radit.
Ku ambil pisang disampingku, dan ku berikan
kepada Radit. Ditatapnya gerak gerik ku oleh
Tama, aku tidak tau kenapa dia menatapku seperti itu. Entah karena pisangnya atau karena aku mengambilkannya untuk Radit."Makan dulu lah we lapar kali aku ini"
"Ayok lah, mau makan dimana emang? Plis jangan jawab terserah ya kek cewe"
"Tolong ya Deri, aku cewe tapi aku gak selalu gitu
kok!" iya aku tersindir."Engga apaan! Kemarin waktu ku tanya mau makan apa kamu jawab aja terserah tuh. Dasar cewe!" balas Tama. Sebentar, kok dia jadi bahas itu disini sih. Ini kan ada teman-teman yang lain. Aduh gawat. Aku diam sajalah. Semoga tidak ada yang menyadari.
"Gimana kalo ke tempat kita nongkrong biasanya aja? Angkringan depan mall itu" - Ganda
"Setuju sih aku Gan, yang lain gimana?" - Radit
"Yaudah ayok buruan lah we gausah lama-lama.
Udah bunyi terus ini" - HarisPergilah kami ke tempat makan itu. Dengan situasi yang agak canggung antara aku dan Tama.
Kapten Futsal
2020🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Part ini ke save di laptop tapi waktu buka di hp ke save dari yang waktu buat di hp. Huhu untung udah screenshoot dan aku copy text pake app line:(