"Ayo ayo dipercepat ya jalannya." Teriak seseorang lewat sebuah toa.
Tidak jauh dari gerbang kampus, seorang maba berlari dengan sepotong roti di mulutnya. Dengan kecepatan seadanya, ia berusaha mencapai kampus yang sisa semenit lagi pintu gerbangnya ditutup.
"KAK TUNGGU KAK!!" teriaknya sambil melambaikan tangan.
Aman. Ia sampai tepat waktu karena senior tadi refleks menengok ke arahnya.
"Lo maba?"
Tanya kakak kelas yang tadi ia teriakin. Maba itu mengangguk kecil, sambil menelan roti di ujung kerongkongannya. "Maaf kak, telat bangun."
Kakak kelas tersebut hanya mengangguk. "Nama,"
"Yuri kak."
"lengkap dong, lu kata yang namanya Yuri lu doang??" sungut kakak kelas tersebut.
"Yuri, kak! Jo Yuri, Hukum 19!"
"Ohhhh,"
"Kenapa kak?"
"Iyadeng lo doang yang namanya Yuri di jurusan Hukum. Sana cepet, udah mau apel."
Yuri mengangguk lalu segera berlari lagi, mencari barisan maba Hukum. Senior tadi hanya menggeleng sambil membolak balikan daftar nama itu lagi, "Maba hukum kok telat."
"Won," tepuk seseorang. Sontak si mpunya nama kaget dan hampir menjatuhkan kertas tebal itu.
"Anjir lu ya! Mau buat gue mati cepet apa?!" Sewot Chaewon. Orang yang menepuknya hanya cengengesan. "Sori sori. Tadi siapa btw? Maba?"
"Iya. Eh kok lu sendiri? Si it—"
"Nyariin gue?" tanya yang dicariin Chaewon tadi. "Abis markirin mobil, hari ini si kampret nebeng gue."
"Ya kan mobil gue dipake anjir. Perhitungan banget lu ama sahabat lu ini?"
"Bensin ye." Sungutnya.
"Iye iye, lagian kan berangkat doang bro nebengnya," Jawabnya. "Eh yang tadi, belom jawab lu. Siapa tuh?"
"Iye maba nyet, ah. Kan udah gue jawab."
"Ya maba jurusan apa Yang Mulia Kim Chaewon." Balas Yena sungut.
Chaewon mengarahkan dagunya ke orang di sebelah kanannya, "Tuh, mabanya Hyewon. Anak Hukum."
Tanpa berkata apa – apa, Hyewon dan Yena saling menatap. Chaewon pun juga ikutan menatap mereka. Jadilah mereka tatap tatapan bertiga.
"Kita ngapain sih ah goblok." Kata Hyewon menyadarkan mereka semua. Yena dan Chaewon pun ikut ngangguk.
"Namanya siapa?" tanya Yena langsung.
Chaewon membuka lembaran demi lembaran kertas tebal itu lagi.
"Nih," sambil memperlihatkan sebuah nama. "Yuri namanya."
Hyewon dan Yena pun membulatkan matanya.
"Yuri?"
---------
Tepat pukul 12 siang, semua maba sedang istirahat makan siang. Setelah kurang lebih 4 jam dijemur di lapangan dan hanya mendengarkan pengarahan – pengarahan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk rebahan bagi Yuri.
"Jangan langsung rebahan kali." Kata seseorang sambil menempelkan botol air minum dingin di pipinya.
"Adaw!" pekik Yuri lalu mengambil botol air minum itu, "Apaansih Ju, gak suka banget liat orang bobo."
"Ya bobo sih bobo. Ga disini juga hei maemunah." Celetuk Minju.
Kim Minju. Sahabat Yuri dari SMA, sekarang satu kampus tapi beda jurusan. Minju anak kesenian. Lebih tepatnya, anak fashion design.
"Yeee. Gue kan bukan primadona kayak lu. Ngapain gue jaga imej." Balas Yuri sambil memasukkan bakso ke mulutnya.
Minju hanya mendengus sebal sambil memakan nasi gorengnya. Siapa juga sih yang mau jadi pusat perhatian cuma karena fisik yang rupawan?
"Udah yuk cepet makannya, bentar lagi istirahat kelar Yur." Ajak Minju. Yuri pun mengangguk sambil terus melahap baksonya.
"Humpah hu, hue hadi hoki hanget," celoteh Yuri. Mulutnya sedikit penuh dengan bakso, membuat Minju gagal paham dengan maksud Yuri.
"Ngunyah dulu anjir baru ngomong."
"Sumpah Ju, gue tadi hoki banget," katanya sekarang. "Gue hampir telat, trus pas banget gerbang mau ditutup ada senior nunggu di depan."
"Terus?"
"Gue teriak, gue bilang tunggu kak trus lari," Minju membelalakan matanya kaget, gila juga sahabatnya ini.
"Udah jangan kaget gitu ape matanya, lebay bener." Minju hanya termangu dan memiih untuk melanjutkan makannya.
"Udah ketemu belom?" tanya Minju kemudian. Yuri menyingkirkan mangkuknya yang sudah kosong, menyeruput kecil jus melonnya.
"Belom,"
"Yaudah, nanti pasti ketemu."
"Kok lu yakin banget Ju, lu aja gak tau yang mana orangnya."
"Intuisi perempuan tuh bagus ya Yur," ucap Minju, sedikit menyindir Yuri yang emang anaknya kurang peka itu.
"Udah ah, udah mau selesai ni istirahatnya."
-------
Tidak terasa, ospek hari pertama sudah selesai. Untung saja tadi Yuri makan siang, siapa sangka ternyata setelah makan siang ternyata acara fisik. Menggendong malas tasnya, ia sedang berjalan keluar mencari Minju. Tanpa ia sadari, seseorang juga berjalan dari arah yang berlawanan. Tabrakan pun tak terelakan. Yuri jatuh terduduk dan orang di depannya pun tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku di tangannya.
"Aduduh, aw." Yuri sedikit meringis. Namun niat marahnya terhenti saat melihat orang yang menabraknya tadi.
"Kamu gapapa?" tanya suara berat itu sembari sedikit menunduk dan mengulurkan tangan pada Yuri.
Yuri masih terduduk. Uluran tangan di depannya tidak digubris. Ia malah terpaku dengan orang tersebut.
"Ka...Kak Hyewon?"
Hyewon termangu sebentar. Tersenyum lalu mengangkat Yuri secara otodidak.
"Lain kali hati- hati kalo jalan," Katanya sambil memberikan sapu tangan. "Ya, Yuri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday | Izone
Teen FictionYuri bertemu lagi dengan cinta pertamanya dalam keadaan sedang berpacaran dengan Yena, seniornya sejak SMP. Hyewon bertemu dengan cinta pertamanya setelah tujuh tahun memendam rasa tersebut. Berhadapan dengan pilihan sulit, apakah suatu hari kebahag...