Sang Pewaris

5 1 0
                                    

Di belahan bumi bagian barat, terdapat sebuah negeri yang makmur dan sentosa. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja dan ratu yang bijaksana bernama Raja Baram dan Ratu Yeul. Selain memiliki Raja dan Ratu yang bijaksana, Kerajaan Wizard juga memiliki seorang putri cantik nan rupawan bernama Putri Huin. Huin memiliki paras rupawan dengan rambut putih panjang yang indah. Kulit putih pucatnya tampak kontras berpadu dengan warna mata yang berwarna merah delima.

Kerajaan Wizard merupakan kerajaan sihir. Setiap penduduknya memiliki salah satu dari empat elemen kehidupan yaitu air, api, tanah, dan udara. Keempat elemen inilah yang menopang keseimbangan kehidupan di Kerajaan Wizard. Seluruh masyarakat menggunakan keempat elemen ini dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah kepemimpinan Raja Baram, Kerajaan Wizard mengalami peningkatan perekonomian yang pesat. Kerajaan Wizard menjadi kerajaan maritim terbesar dan merupakan tempat pertemuan berbagai pedagang dari kerajaan tetangga.

Di balik kemakmuran yang terlihat, ada keresahan di hati sang Raja dan Ratu Kerajaan Wizard. Putri semata wayang mereka yang kelak akan menjadi pewaris Kerajaan Wizard tidak memiliki satupun dari keempat elemen kehidupan. Selain itu, meskipun terlihat sehat, namun Huin memiliki kondisi fisik yang lemah. Bila kelelahan, Huin tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dan demam beberapa hari. Meski begitu, Huin termasuk orang yang ceria. Hal ini sedikit mengobati kekhawatiran Raja Baram atas kesehatan Huin.

Mengenai empat elemen kehidupan, bakat alami dari keempat elemen kehidupan biasanya akan terlihat sejak seorang anak menginjak usia 6 tahun. Karena itu, ketika seorang anak berusia 7 tahun, mereka akan di kirim ke Wizard Academi untuk belajar cara mengendalikan dan menggunakan elemen yang mereka miliki. Sama halnya dengan anak seusianya, Huin yang usianya telah mencapai 7 tahun harus pergi belajar di Wizard Academi meskipun bakat elemen Huin belum muncul.

"Huft, kenapa hanya aku saja yang tidak memiliki kekuatan elemen?" desah Huin sembari melihat anak-anak seusianya memasuki gerbang Wizard Academi.

Seorang pelayan baru saja membuka pintu kamar Huin dengan nampan ditangannya.

"Putri, waktunya sarapan," ujar pelayan itu setelah meletakkan nampan yang dibawanya.

Huin yang termenung di dekat jendela kamarnya segera menuju kursi di depan ranjang berukuran king size berwarna perak.

"Gwan, menurutmu kenapa hanya aku yang tidak memiliki kekuatan elemen?" tanya Huin sembari memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.

"Maaf putri, saya tidak tahu, " jawab pelayan bernama Gwan yang tengah berdiri di samping kiri Huin sambil tertunduk.

Wajah Huin tampak lesu mendengar jawaban Gwan. Pertanyaan yang sama telah berulang kali ia lontarkan kepada beberapa orang di istana termasuk kepada kedua orang tuanya, Raja Baram dan Ratu Yeul. Namun jawaban mereka semua tetap sama, tidak ada seorangpun yang tahu alasan yang menyebabkan ia berbeda dengan semua orang di Kerajaan Wizard.

"Putri, saatnya untuk pergi ke sekolah," tutur Gwan setelah Huin menyelesaikan sarapannya.

"Aku malas pergi ke sekolah, Gwan. Bolehkah aku tidak pergi?" Pinta Huin dengan muka memelas.

"Maaf Putri, anda tidak boleh absen dari sekolah. Baginda Raja dan Ratu pasti tidak suka dengan hal itu. Selain itu, Putri harus menjadi contoh untuk anak-anak yang lain. Karena kelak, Putrilah yang akan menjadi penerus Kerajaan Wizard." Jawab Gwan lembut.

"Baiklah, aku akan berangkat." Ujar Huin dengan wajah lesu seraya beranjak dari kamarnya.

Alasan mengapa Huin tidak bersemangat pergi ke sekolah, karena hanya dia seorang yang tidak memiliki kekuatan elemen. Karena hal inilah banyak orang yang membicarakan tentang dirinya dan mengganggunya terutama Blaze. Blaze merupakan putra dari menteri pertahanan, Flame. Wajahnya yang tampan, rambut hitam kelam dan mata biru membuatnya terlihat mempesona. Namun di mata Huin, Blaze hanya terlihat sebagai seorang pria yang angkuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang