Perlahan kamu terbangun dan mengusap matamu dengan tangan yang lemas. Kamu mengedarkan pandangan kesekitar-- ini dirumah sakit. Kamu mulai coba mengingat bagaimana bisa kamu ada disini. Beberapa detik setelahnya Hani masuk kedalam kamarmu dengan segelas air ditangannya.
"Oh hei, gimana perasaanmu?" Tanyanya sambil meletakkan air yang dibawanya. "Lumayan? Hani, aku kenapa?"
Hani mendudukkan diri diranjang yang sama sebelum menjelaskan padamu. "Kamu dehidrasi, ada faktor kelelahan juga. Bisa berpotensi demam nanti kamu. Lagian, sejak kapan kamu jadi workaholic begini?!" Hani memprotesmu sembari mendorong dahimu dengan kedua jarinya. Kamu terdiam memikirkan alasan apa yang harus kamu berikan pada sahabatmu itu.
"Secara.. akukan baru sebulan disini, jadi aku mau kasih kesan yang bagus.. Ya begitulah.."
Gadis berambut coklat tua yang sudah 4 tahun menjadi sahabatmu itu merotasikan bola mata malas. Pasalnya, Hani tau betul bagaimana karaktermu. "Tolonglah, (Y/N)! Kamu barusan ambruk dan masih mikirin kesan yang baik?!"
Sekali lagi kamu hanya bisa terdiam tanpa menjawab. Dan setelahnya kamu merasakan Hani memelukmu. Bagaimanapun, kamu juga tidak bisa membenci teman terdekatmu itu tentu saja.
"Oh ya, aku nggak pernah tau kamu punya saudara disini."
Deg!
"H-hah?"
"Tadi aku telpon salah satu saudaramu. Nama kontaknya 'Guardian', jadi kupikir kalian dekat. Aku sudah telpon dia, katanya sebentar lagi datang."
Wah wah, ini sebuah tanda bahaya. Bisa gawat kalau Hani tau 'saudara' yang dimaksudnya adalah member EXO! Seketika kamupun meminta maaf karena harus berbohong tentang hal ini.
"Hani.. gimana kalau kamu pulang? Sudah malam. Lagian sebentar lagi saudaraku juga sudah datang. Ada yang menemani. Jangan khawatir."
"Hei, kamu mengusirku?"
"Bukan begitu, bodoh!"
Kamu cemberut sedangkan Hani tertawa pelan. Ia memukul bahumu main main sebelum pamit untuk pergi. "Yasudah, aku pulang ya? Kalau ada apa apa, bilang padaku. Cao!" Kamu membalas lambaian sahabatmu. Dan beberapa saat setelahnya, dua lelaki masuk kedalam ruanganmu. Siapa lagi kalau bukan Suho dan Sehun?
Raut keduanya nampak khawatir saat menatapmu. "(Y/N), ada yang masih sakit?" Tanya Sehun setelah melepas masker yang dipakainya. Kamu tersenyum dan menggeleng sebagai jawabannya.
"Kenapa bisa sampai sakit sih? Padahal kamu yang sering ingatkan kita buat jangan memaksakan diri, tapi kamunya sendiri malah begitu. Kangen boleh, sakit jangan."
Perkataan Suho sukses menamparmu, kamu hanya tertawa hambar. Ya, selama ini kalau kamu curhat atau bercerita, kamu akan berlari pada Suho. Walaupun kamu lebih sering memendam perasaanmu sendirian, tapi bercerita pada Suho sejujurnya membuatmu cukup tenang. Karena kamu yakin Suho tidak akan membeberkan ceritamu tanpa kamu minta.
"Sehun, sudah kabari Chen?"
"Oh iya belum, aku lupa."
Kamu menahan Sehun yang hendak meraih ponselnya untuk mengabari Chen tentang kondisimu. Meminta mereka untuk tidak memberitahunya lebih dulu. Kekasihmu baru saja selesai dari jadwal padatnya, dan kamu tidak mau menambahi beban pikirannya. Setidaknya untuk malam ini karena Chen mungkin baru sampai di Korea.
Sehun memang tidak jadi mengabari Chen, tapi sebuah pesan masuk secara tiba tiba. Itu Chen yang memintamu untuk berfoto dengan alasan merindukanmu. Iya, kalian memang sering bertukar foto selfie saat sedang tidak bersama. Anggaplah itu sebagai pertanda keadaan kalian apakah baik baik saja atau tidak."Aduh- Chen oppa memintaku mengirimkan foto.. Tapi bagaimana ini?! Dia bisa saja tau aku dirumah sakit.." Kamu mengadu pada kedua kakakmu itu.
Sehun lantas melepas jaketnya dan memakaikannya padamu. Ia dan Suho mulai menata sekitaran ranjangmu agar tak ada hal yang mencurigakan. Setelah kalian rasa semuanya beres, Suho yang mengambil foto untukmu. Dalam satu tangkapan sebuah foto yang cukup memuaskan darinya kamu terima. Suho cocok jadi fotografer untuk hal hal yang aesthetic.
Setelah mengirimkannya dan memberikan alasan, kamu bernafas lega lalu berterima kasih pada keduanya. "Oppa, sudah hampir larut. Kalian lebih baik pulang saja. Kalian kan harus istirahat." Katamu sambil mengembalikan jaket milik Sehun.
"Nggak apa apa nih?"
"Iya, habis ini aku juga bakal tidur. Nggak masalah, kalian bisa kesini lagi nanti pagi."
"Yasudah, kami tinggal ya? Bye-bye, (Y/N)."
Seperginya Suho dan Sehun dari ruanganmu, kamu memejamkan mata dan mencoba mencari posisi yang nyaman. Kamu harus memikirkan beberapa hal, tapi kamu lelah, hingga akhirnya kamu memilih untuk tertidur.
♪
Sekarang kamu cemas memikirkan bagaimana reaksi Chen saat melihatmu sakit ini. Pagi ini setelah Kyungsoo, Chanyeol, Xiumin, dan Baekhyun menjengukmu juga membawakan makanan untukmu, mereka memberitahu kalau Chen akan datang. Dan lelaki itu pasti akan overprotektif padamu. Kamu tau sekali kalau Chen benci melihatmu sakit. Apalagi alasannya karena memaksakan diri bekerja.
Cklek..
Pintu kamarmu terbuka dan menampakkan Chen dengan raut khawatirnya. "H-hai, Dear.." Sapamu agar menetralisir rasa khawatirnya. Namun Chen malah berdecak dan mencubit kedua pipimu.
"Jangan 'Hai'-kan aku. Kamu kenapa bisa sakit? Bohong ya kemarin?"
Kamu menunduk, tak bisa mengelak. Memang benar sih kamu berbohong. Akhirnya kamu memilih mengangguk jujur lalu menyembunyikan wajahmu diceruk lehernya. Membisikkan kata maaf setelahnya Chen membalas pelukanmu.
"Sudah makan sup-nya Kyungsoo kan? Minum obat ya?"
Chen tersenyum senang saat kamu menurutinya tanpa banyak menolak. Setelah itu ia beralih memelukmu dengan erat. "Maaf, aku nggak disini waktu kamu sakit." Ucapnya sembari mengusap rambut panjangmu yang terurai. Kamu mengangguk singkat. "Nggak apa, aku bisa mengerti. Kan oppa ada jadwal. Aku nggak mau membebani pikiranmu." Jawabmu kemudian tersenyum simpul saat merasakan kepalamu diciumnya.
"Nanti sore member kesini lagi. Oh ya, karena Suho hyung besok ulangtahun, dia bakal kasih traktiran. Kamu boleh minta apa saja sama dia."
"Serius? Duh, aku belum beli hadiah buat Suho oppa.."
Kamu berpikir sejenak kado apa yang akan kamu berikan untuk ulangtahun Suho. Begitu menemukan sesuatu yang bagus, kamu membisikkan Chen apakah hal yang kamu maksud sesuai atau tidak. Chen nampak berpikir sejenak sebelum mengangguk setuju.
"Boleh, nanti aku yang pesankan. Habis minum obat kamu ngantuk tidak? Mau tidur dulu?"
"M-hm, mau tidur sebentar. Kamu tetap disini ya, Dear."
Chen ikut merebahkan diri diranjang yang sama denganmu. Kalian saling berhadapan untuk menghemat satu ranjang untuk dua orang. Dengan posisi kamu bersandar didadanya seperti ini, kamu bisa mendengar jelas detak jantungnya yang teratur. Suara degupan itu perlahan membuatmu tenang hingga akhirnya kamu kembali tertidur.
"Cepat sembuh ya, Dear. Saranghae."
_______________________
TBC..Berdasarkan kisah nyata aing mimpi dipeluk Jongdae sambil dinyanyiin lagu ;) Berasa real banget, bangun bangun bingung nyariin Jongdae itu beneran atau engga ;>
Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
RandomHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...