Cerita Tujuh

160 25 3
                                    

Ini sudah ketiga kalinya Chaewon merubah posisi duduk. Di depannya, ponselnya menyala terang, menunjukkan sebuah nama yang sudah membalas pesannya sejak beberapa menit lalu. Emang dasarnya gak jago deketin cewek, ya mati kutu lah sekarang dia.

"Hye, punya nomer Minju nggak?" tanya Chaewon, saat baru saja keluar dari bilik toilet.

"Jadi lu lama di dalem gegara Minju? Gila lu ya, baru ketemu udah sagapung," ledek Hyewon.

"Ya enggalah bego! Gue beneran mules. Eh serius, punya enggak?"

"Ya...Punya sih. Buat apaan emang? Lu mau deketin Minju?"

"E...Emang kenapa? Lu lagi deketin Minju ya?"

"Engga, sih. Tapi emang lu berani? Lu waktu itu dichat lagi dimana sama kak Eunbi aja sawan lu, bingung mau jawab apaan."

"Ya itukan dia nyariin lu bego!" marah Chaewon. "Udah tenang aja, gue mau berubah. Pokoknya gue harus bisa ngechat cewek sekarang,"

Hyewon sedikit ragu dengan sahabatnya ini. Namun, bagus sih kalo emang dia pengen berubah, masa gak dibantuin?

"Eits," kata Hyewon menarik kembali secarik kertas yang bertuliskan nomor Minju. "Taruhan yuk." Lanjutnya.

"Ah, gamau. Gila lu ya, ini masalah perasaan bro, masa—"

"Heh, wortel lembang, dengerin dulu. Taruhannya, kalo lu bisa ngechat Minju dan ngajak dia makan siang bareng besok, gue bantu lu deketin dia."

Chaewon menatap Hyewon remeh. Tanpa ragu, ia menarik kertas tersebut dari tangan Hyewon, "Deal!"

Dan disinilah ia. menyesal menyanggupi taruhan Hyewon. Chat dari Minju masih juga belom ia buka. Padahal ia baru bilang 'Hi', namun ia tidak menyangka bahwa Minju akan langsung membalasnya. Chaewon memutar otaknya, pelan-pelan merangkai kata yang dari tadi ia gumamkan dalam hati.

"Oh gue tau!" pekiknya senang.

Terkirim! Pesannya terkirim. Chaewon menghela nafas, menanti was-was jawaban dari sang bidadari.

Satu menit. Dua menit. Jawaban tidak kunjung datang, layar ponselnya masih mati. Tepat saat ia mengangkat benda kotak itu, layarnya menyala. Menunjukkan satu pesan dari satu nama.

'Boleh' isi pesan tersebut.

Singkat, namun sukses membuat Chaewon terlompat dari kasurnya. Ia menari kecil, menjadikan guling sebagai pasangan dansanya.

"Good job, Chaewon. Lo baru aja maju satu langkah," pujinya sendiri.

--------

"Yang, mau nyarap apa?"

"Bubur aja yuk, mau nggak?"

"Yaudah yuk."

Dua sejoli ini pun langsung mendatangi abang bubur yang biasa jualan di kantin.

"Bang, buburnya du—"

"Tiga bang!" potong seseorang yang tiba – tiba ada di belakang mereka. "Punya saya kayak biasa ya."

Orang itu kemudian melihat pasangan yang ada di depannya, "Eciee masih pagi udah mesra aja."

"Berisik lu Won." Jawab Chaeyeon sinis.

"Yang, jangan gitulah. Hyewon, apa kabar? Kok lo jarang keliatan sih?" tanya Sakura.

"Hehehe, iya nih Ra. Lagi sibuk ngurusin ospek." Jawab Hyewon sambil menunjukkan jaket himpunannya.

"Nah terus ngapain lu disini cuy? Pergi pergi, gue mau berduaan sama Ara," Usir Chaeyeon sambil merangkul pundak kanan Sakura.

"Astaga, Ra. Pacar lu sinis banget dah sama gue."

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang