Cerita Delapan

154 20 3
                                    

"Won?"

"Iya Cey, kenapa?"

"Ini, kita mau nongkrong kan?"

"Iya. Kenapa emang?"

"KENAPA LU BAWA PASUKAN, DODOL???" Teriak Chaeyeon sambil menunjuk tiga manusia di belakang Hyewon. Hyewon yang diteriakin begitu cuma cengengesan, sedangkan Sakura di sebelah Chaeyeon hanya bisa tertawa melihat hal tersebut.

Sesuai permintaan Yuri tadi, ia meminta Hyewon untuk memperbolehkan Yuri dan dua teman barunya di fakultas hukum untuk ikut dengan Hyewon. Dasarnya Hyewon emang bucin, gak bisa ditolak deh.

Disinilah sekarang mereka. Berenam, duduk berhadapan di sebuah café yang tidak jauh dari kampus mereka. Hyewon duduk di paling kanan. Sebelahnya ada Chaeyeon, dan Sakura menyusul di paling kiri. Sedangkan Yuri dan dua temannya duduk masing – masing berhadapan dengan seniornya ini. Berasa lagi mau dihakimin gini jadinya. Yurinya sih lempeng – lempeng takut gitu, tapi dibawah meja, tangan Hyewon sedikit mengait tangan Yuri untuk sekedar menenangkannya.

"Nah Cey, kenalin nih. Yang ini namanya Yuri," kata Hyewon sambil menunjuk Yuri yang duduk di depannya. "Sebelah Yuri, naman—"

"Salam kenal kak! Nama gue Honda Hitomi! Hukum 19! Dan...Dan gue ngefans banget sama kak Chaeyeon!" katanya sambil berdiri dari bangkunya dan berteriak sedikit lantang, mengagetkan tiga seniornya. Dengant terbata ia mengulurkan tangan ke Chaeyeon.

Chaeyeon yang kaget Cuma membalas uluran tangan maba itu, "I..iya. Gue Chaeyeon, ini pacar gue Sakura. Salam kenal juga ya."

"Salam kenal kak. Nama gue Yabuki Nako, panggil aja Nako," Kata orang di sebelahnya dengan intonasi yang lebih kalem.

"Ya ampun. Kamu mungil banget, lucu bangettt." Kata Sakura gemes sambil cubitin Nako.

"Kalo gue biasa dipanggil Tomi kak!" kata Tomi gamau kalah.

"I...iya iya. Udah ya duduk semua." Kata Chaeyeon sekarang. Hyewon dan Yuri, daritadi ngeliatin mereka sambil tertawa kecil.

--------

"Temen – temen kamu lucu ya," kata Yuri. Hyewon dan Yuri sudah dalam perjalanan pulang setelah dari café tadi.

"Temen – temen kamu unik juga, itu si Nako kayak anak SMP deh, hahaha."

"Ih jangan gitu. Ngejek fisik ah, aku ga suka." Ambek Yuri. Hyewon yang melihat itu Cuma ketawa sambil mengunyel – ngunyel pipi Yuri.

"Yena nggak nyariin?" tanya Hyewon tiba – tiba. Yuri kemudian membuka ponselnya. Dan tentu, banyak sekali pesan dari Yena.

"Iya, nyariin."

Yuri pun membalas seadanya pesan Yena. Setidaknya, ia masih mengabari ke Yena. Begitu sih pikirnya.

"Kak,"

"Yur,"

Panggil mereka bersamaan.

"Kamu duluan, deh." Pinta Hyewon. Yuri terdiam sebentar, berusaha merangkai kalimatnya.

"Abis ini, gimana?"

Hyewon berfikir sebentar. Pandangannya masih ke depan, fokus dengan jalanan. Pertanyaan Yuri sama persis dengan pertanyaan yang ada dalam benaknya. Apa yang akan terjadi di antara mereka sehabis ini?

"Tau gak, pertanyaanku sama lho sama kamu, aku—"

"Kalo gitu aku harus apa kak? Kak Hyewon bakal ngapain? Kita bakal gini terus?" Potong Yuri.

"Gini terus?" Batin Hyewon.

Pertanyaan Yuri tidak terjawab, bahkan sampai mobil Hyewon sudah sampai di rumah Yuri. Hyewon masih membisu, keluar mobil dan membukakan pintu Yuri. Sama halnya dengan Yuri, ia pun tak melontarkan kata apapun juga. Tepat sebelum Yuri masuk ke dalam pagarnya, ia berbalik lalu memeluk Hyewon. Hyewon pun membalas pelukan tersebut sambil menepuk – nepuk punggung Yuri. Hyewon kemudian menempelkan bibirnya ke milik Yuri, beberapa saat.

"Aku masuk ya, kak. Hati – hati pulangnya."

"Yuri," panggil Hyewon kemudian. "I love you." Nadanya pelan, namun maknanya tulus.

Yuri tersenyum. "Love you too, kakak kelasku."

Hyewon pun masuk kembali ke mobilnya, dan berlalu pergi dari rumah Yuri.

-------

"Halo?"

"Ha...halo? Minju?"

"Kak Chaewon? Kenapa kak?"

"Ma...Makasih ya, buat makan siang hari ini." Chaewon dapat mendengar kekehan kecil dari sebrang telfon sana.

"Ya ampun kak, kirain apa. Iya sama – sama. Lagian kan makannya bareng – bareng."

Aduh manis banget ketawanya. Mbatin Chaewon disebrang telepon. Merasa dapat lampu hijau, Chaewon pun membuka topik lagi.

"Nju, gimana di kampus?"

"Rame kak."

"Kalo di kampus biasanya nongkrong dimana?"

"Aku gak nongkrong kak."

"Oh iya, Minju anak rajin sih ya sukanya belajar."

"Aku kalo di kampus duduk, gak nongkrong."

"Ampun deh."

Ini Minju kenapa cantik – cantik bloon dah kayak Hyewon.

"Yaudah Ju, kututup yah. Goodnight Minju, see you."

"Iya kak, daah."

Sambungan telefon pun mati. Minju kemudian melanjutkan membaca novelnya, saat sebuah ketukan berbunyi di pintunya.

"Masuk aja, gak dikunci."

"Belum tidur? Abis telfonan sama siapa?" tanya orang itu.

"Belum, nih lagi baca novel. Tadi kak Chaewon nelfon."

"Oh iya? Bilang apa dia?" tanya Hyewon antusias. Sedikit senang karena sahabatnya itu menujukkan sebuah perkembangan.

"Begitu deh. Lu darimana kak? Kok tumben baru pulang?"

"Iya, tadi abis ketemu Chaeyeon sama Sakura." Hyewon kemudian duduk di kursi kecil depan meja rias Minju.

"Oooh gitu? Trus, kenapa ada Yuri?"

Hyewon tersentak saat Minju tiba – tiba berkata seperti itu. "Tau darimana?"

Minju menutup buku novelnya, kemudian menggeser tempat ia duduk agar Hyewon bisa duduk di kasurnya juga.

"Temen SMA ku ngeliat Yuri tadi, di café deket kampus kita kan?"

Hyewon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak bisa mengelak lagi.

"Kak, jujur deh sekarang sama gue. Lu sama Yuri tuh kenapa sih? Ada apa diantara kalian?"

Hyewon kemudian menengok ke Minju, lalu merebahkan tubuhnya. Minju pun ikutan merebahkan tubuhnya sambil memperhatikan raut muka Hyewon yang selalu susah ditebak.

"Oke, tapi janji jangan kasih reaksi berlebihan ya? Gue akan cerita, dan akan jawab semua pertanyaan lu."

Minju pun mengangguk yakin. Penasaran dan antusias.

"Oke, jadi gini."

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang