Cerita Sembilan

150 22 4
                                    

"Eh bentar Ju sebelom mulai," ucap Hyewon menahan perkataanya. Hyewon dan Minju masih berhadap – hadapan dalam posisi tiduran di kasur Minju. "Berati temen SMAnya Yuri juga dong yang tadi?"

Minju mendengus sebal, melayangkan sebuah plushie tepat ke wajah Hyewon. "Penting banget apa nanyanya, hah??"

"Ya maaf sih, kan penasaran. Siapa emang?"

"Lama kak, ah. Cerita sekarang gak." Ucap Minju sambil mengangkat sebuah bantal, siap menghempaskan ke kepala Hyewon lagi.

"EH iya iya! Gue cerita. Jadi gini..."

--------------------------------------------------------------------------------------------

"Kantin ga Won?" Tanya Yena.

"Enggak, gue mau ke perpus. Tapi boleh deh nitip minuman yang biasa dong." Jawab Hyewon sambil membawa sebuah buku dan headsetnya.

Untung saja gawai mungil berlogo apelnya hari ini ia isi penuh, jadi tidak akan khawatir lagunya mati di tengah membaca. Hyewon melangkahkan kakinya cepat, karena jam istirahat berlangsung Cuma 15 menit. Mau tidak mau, ia harus berpacu dengan waktu tersebut.

"Pagi pak." Sapa Hyewon ke bapak penjaga perpustakaan. Karena perpustakaan sudah seperti rumah kedua bagi Hyewon, tidak heran kalau ia sangat akrab dengan penjaga perpustakaan. Bahkan, pernah sekali si bapak minta Hyewon untuk menjaga perpustakaan.

"Pagi nak Hyewon. Mau balikin buku ya? Mau minjem buku apalagi nih hari ini?"

Hyewon meletakkan buku tersebut di rak bertuliskan 'Rak pengembalian buku'. Ia kemudian terlihat berpikir sambil mencari tempat duduk yang kosong. "Nanti deh pak, saya mau duduk – duduk dulu aja ya."

Hyewon kemudian duduk di spot favoritnya. Tempatnya duduk tidak terlalu di dalam, cukup luar untuk ia melihat pintu masuk perpustakaan, namun tidak bising. Mengenakan headsetnya, ia kemudian memutar playlist favoritnya. Di tengah alunan musik, matanya tidak sengaja menangkap sosok seseorang yang baru saja datang dari pintu masuk. Sosok itu mungil. Poninya rata, menutup seluruh dahinya. Kacamatanya bulat dan menggantung kebesaran di hidung kecilnya.

"Sumpah demiapa Yuri se alay dulu itu??"

Hyewon menatap Minju sebal. "Fisik deh mainnya fisik."

"Apaan sih, udah ah. Lanjut."

"Anak baru ya? Kok gue belom pernah liat." Batin Hyewon dalam hati.

Perempuan itu menarik perhatian Hyewon. Setelah mengembalikan sebuah buku, ia sempat mengobrol dengan pak penjaga perpustakaan. Terlihat akrab di mata Hyewon.

"Wah Pak Yohan udah ketemu pengganti gue nih sepertinya, akhirnya bisa lulus dengan tenang." Batinnya kembali.

"Gak penting banget pikiran lu dah kak."

"Jangan dipotong, hey!"

"Ehehehe. Iya, lanjut."

Perempuan itu kemudian berjalan menuju rak buku fiksi. Hyewon pun ikut berdiri dan memperhatikan dia dari jauh. Dilihatnya, perempuan itu agak kesulitan menjangkau sebuah buku yang terletak agak di atas.

"Hahaha. Gak nyampe, pendek sih." batin Hyewon gemas. Tanpa sadar senyum terukir di wajahnya.

"Tuh, sendirinya ngatain fisik juga."

"Ju lu kalo motong mulu, gua udahan ya ceritanya." Ancam Hyewon sambil bangun dan berdiri dari Kasur Minju. Dengan cepat Minju menahan tangan Hyewon dan memintanya untuk duduk lagi.

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang