Cerita Sepuluh

182 24 6
                                    

Hyewon mengerjapkan matanya, menemukan dirinya tertidur di Kasur Minju. Terduduk, matanya kemudian mengidar ruang berbentuk persegi tersebut, mencari si pemilik kamar.

"Kak? udah bangun?" tanya Minju yang baru saja datang dengan segelas air. "Ini, minum dulu kak."

Hyewon menerima gelas itu dan langsung meminumnya. Ia kemudian membungkus dirinya dingin selimut, "Ju, AC nya nyala ya? Matiin dong, gue kedinginan."

"AC nya mati kok kak," Kata Minju kemudian memegang dahi Hyewon. "Astaga! Badan lu panas banget."

Minju kemudian memaksa Hyewon untuk tidur lagi. Ia kemudian lari menuju kamar Hyewon untuk mengambil beberapa baju ganti karena Hyewon masih mengenakan baju kemarin malam.

"Nih kak, ganti baju dulu. Gue ke bawah, minta bibi buatin kompresan ya."

Beberapa menit kemudian Minju datang dengan sebaskom kecil kompresan. Hyewon sudah mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih nyaman, dan berbaring lemah di Kasur Minju.

"Ju, gapapa. Lu kuliah aja," ucap Hyewon lemas. Suaranya serak dan sangat kecil.

"Lu lagi sakit gini masa gue tinggal kuliah."

"Gapapa buset dah, gue udah gede."

"Kak, kita hari ini berdua doang lho. Kalo gue pergi, lu sendiri nanti."

"Ya bagus. Biar gada yang ketularan gue."

"Ih bego bener sih jadi orang," Pukul Minju pelan.

"Ju," Hyewon mendudukan dirinya, kemudian memegang kedua tangan Minju. "Trust me. Gue bisa kok, lu kuliah ya."

Minju menatap khawatir sekaligus sebal dengan sifat keras kepala Hyewon yang ini.

"Yaudah, gue udah minta bibi buatin bubur juga, nanti bakal dianter ke kamar. Pokoknya lu makan, minum obat, terus langsung tidur ya."

Ancam Minju. Hyewon mengiyakan perintah tersebut, kemudian membaringkan badannya kembali. Minju kemudian menaruh baskom kompres itu di sebelah kasurnya. Menganbil ponselnya dan mengirim sebuah pesan ke seseorang, lalu siap – siap untuk pergi kuliah.

------------------

"Kenapa lu? Lecek banget tuh muka, kayak serbet bekas." Ucap Chaewon yang baru datang dengan semangkuk bubur. Yena yang ditanya Cuma menggeleng lemah lalu meminum minumannya lagi.

"Gapapa, kok sendiri lu?"

"Lah? Lu ngarep gue ama siapa?"

"Minju?" Ucapan Yena sukses membuat Chaewon tersedak. Buru – buru ia meminum teh angetnya dan memukul Yena.

"Kalo ngomong suka gada remnya."

"Lah gue salah? Bukannya lu lagi deketin Minju?"

Chaewon mengangguk lemah, "Iya sih, Cuma...Gimana ya? Dia pasif banget."

Yena menopang dagunya, tau persis darimana sifat pasif itu. "Dibantuin Yuri mau?"

"Bisa?"

"Ya bisa. Mereka udah sahabatan dari SMA," Yena kemudian mengecek handphonenya yang tiba – tiba ada notifikasi. "Nah pas banget nih, Yuri mau ketemu Minju hari ini."

"Serius lu?" ucap Chaewon antusias. "Dimana?"

"Belom tau, mending lu tanya sendiri Minjunya."

"Lu ikut gak Yen?" Yena menggeleng, berdiri lalu menggendong tasnya di lengan kanan.

"Gue ada janji sama orang, duluan ya."

Sepeninggal Yena, Chaewon langsung membuka aplikasi messangernya, lalu ngechat Minju. Tidak perlu waktu yang lama, Minju sudah membalas pesannya. Chaewon segera membereskan sisa makanannya, dan lari ke fakultas Seni Rupa.

Someday | IzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang