AD 18

25.2K 1.2K 10
                                    


Mohon maaf jika typo
Bertebaran dimana -mana.....

-♥-

Happy reading gaessss....

Setelah menenangkan sang istri aryo langsung menyambar kunci mobilnya, ia tak mengira putra kebanggaannya berbicara semacam itu dengan wanita yang pernah mengisi hari -harinya. mungkin karena rasa kecewa tidak bisa memilikinya lagi fahmi mengatakannya.

Aryo sudah berdiri tepat didepan pintu ruangan kerja putranya, ia mengatur nafas agar tidak terbawa emosinya mengingat perkataan sang istri bagaimanapun dia tetaplah anakku tugas orang tua harus menasehati serta meluruskan jika sudah salah jalan.

Ceklek

Kebetulan fahmi tengah membuka pintu tersebut, melihat papanya datang ia sudah pasrah menerima konsekuensi dari perbuatannya.

Tanpa berbicara aryo memasuki ruangan tersebut, fahmi yang faham langsung mengekorinya dari belakang.

" kamu tahu kenapa papa kemari!! " tanya aryo dengan membelakangi putranya

" tau, pasti karena wanita yang aku cintai kini dia berhasil meracuni papa untuk membenciku bukan...?  " jawab fahmi dengan tegas, ketakutannya hilang begitu saja ia ingin mengeluarkan unek-unek yang menjadi bebannya.

" papa yakin kamu belum mengenalnya dengan 100%, sekarang dirimu tengah diselimuti rasa kecewa serta amarah lalu meluapkan semuanya pada wanita yang katanya sangat kamu cintai itu. sadarkah perkataanmu membuatnya semakin membencimu. papa sama sekali tidak membencimu walau aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau menghinanya, asal kau tau tandinya papa ingin sekali memberimu pelajaran dengan fisik tapi apa..? mama sabungmu berkata kamu harus ingat ditetaplah putramu jangan ada kekerasan jika emosimu memuncak ingatlah mbak hanna saat itu semua amarah papa langsung hilang seketika.  Walau pun kau menyakitinya dengan perkatanmu dia masih memikirkan keselamatanmu tidak bisakah kau melihat ketulusannya!. karena rasa kecewamu membuatnya menangis entah yang keberapa kali. "

Tubuh fahmi merosot kelantai, ia memukul -mukul kepalanya apa yang ia fikirkan hingga menyakiti perasaannya. papanya benar ia belum mengenalnya dengan baik sampai membuatnya buta akan kebenarannya...

Aryo mengelus punggung fahmi membawanya dalam dekapannya sebesar apapun fahmi baginya putranya masih seperti anak kecil yang membutuhkan tempat bersandar. jika ingin anak memahami apa kesalahannya kita harus membicarakannya dengan heart to heart agar terketuk hati kecilnya.

" Mamamu hanya butuh waktu untuk kembali dekat denganmu tapi dengan konteks yang berbeda, papa tahu apa yang dilakukan fanya sudah keterlaluan dan merubah kehidupanmu 180 ° tapi cobalah untuk menerimanya demi putrimu "

Fahmi menganggukkan kepalanya kini sudah saatnya ia melepaskan juwita dan menjalani takdir yang sudah digariskan untuknya tentunya dengan ikhlas.

" hanna apa kamu bisa melihat bahwa putra kita sudah dewasa, bahkan sudah menjadi seorang ayahhh mas harap kamu tenang disana..  " batinnya aryo

" sudah sekarang kamu cuci muka malu kalau cia liat, masak ayahnya cengeng! " goda aryo

" papa jangan sok kuat paling keluar dari sini baru mewek! " jawab fahmi

Mungkin sifat ini yang membuat juwita jatuh hati kepada papanya, hufthhhhh mulai saat ini fahmi resmi melepaskannya dan mulai belajar menerima fanya walau begitu ia tidak akan mengahapus memori kebersamaan yang telah dilaluinya bersama juwita sebagi sebuah kenangan.

Ditempat lain.

Juwita terus berjalan mondar -mandir karena khawatir sang suami tersulut emosi serta menghajarnya habis -habisan, hatinya semakin gelisah karena telfonnya tidak diangkat -angkat.
Karena tak kunjung mendapat jawaban juwita mengambil tas jinji berwarna pink, ia harus menyambangi mereka agar kegelisahannya hilang. baru saja sampai pintu depan muncullah sang suami..

Juwita langsung berjalan menuju arahnya, lalu mengamati wajahnya takutnya terdapat luka karena tidak mendapat luka diwajah ia mutar badan aryo hanya untuk memastikan keadaannya baik -baik saja.

" mas enggak kelepasan kan...?
Apa ada yang sakit...?, ishhhh kok mas gak jawab sihh!! malah cengar -cingir gak tau ap-"

Aryo melumat bibir yang sedari tadi terus berbicara tiada henti, aryo senang karena sang istri begitu mengkhawatirkan dirinya " bukankah mas bilang kalau tidak akan ada kekerasa mengapa kamu cemas sekali...? "

Wajah juwita merona karena sang suami menciumnya didepan rumah pasti satpam serta mang asep melihatnya
" ishhh mas malu tau dilihatin orang "

Juwita myembunyikan rona merahnya didada bidang aryo.

"Massss " pekik juwita saat aryo menggedong dirinya ala bride style.

" udah waktunya mas buka puasa bukan...? " tanya aryo dengan berbisik

Lagi -lagi juwita hanya bisa menyembunyikan semburat merahnya diceruk leher aryo.

Art serta pekerja disana sudah terbiasa melihat pemandangan seperti itu, makanya aryo pede -pede saja bermesraan di muka umum...

Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang