Bab 28 _ Dengarkan aku!

13 4 2
                                    

Happy reading 💞

Meski Rafa terus bersikap dingin dan cuek, Sheila tak menyerah untuk memintanya memberitau kesalahan yang tak sengaja Sheila lakukan.

Malam yang sunyi tanpa bintang yang menghiasi langit, datang hari ini. Hujan turun, tak lebat, tetapi tak kunjung berhenti. Malam yang sangat tepat untuk menggambarkan suasana hati Sheila.

Dengan perasaan takut, Sheila mengambil ponsel yang tergeletak di nakas. Tangannya lincah mengetikkan sesuatu di halaman chat Rafa. Ya, ia akan menghubungi Rafa, bertanya kesalahan apa yang ia lakukan dan membuat Rafa berubah.

Me: Kak, maaf jika aku ada salah. Tapi tolong katakan, kak, apa salahku? Mungkin ada kesalahan yang nggak sengaja aku perbuat, Kak, tolong beritau aku.

Terkirim. Tak lama, centang abu-abu berubah menjadi warna biru. Selang beberapa menit, tak ada pesan masuk dari Rafa. 

Sheila mendengus kesal. Rafa hanya membaca pesan darinya tanpa membalasnya. Ia tak menyerah, dan tetap mengirim pesan pada Rafa.

Me: Kak, tolong katakan kepadaku, apa salah aku? Jangan hukum aku dengan cara seperti ini, Kak. Aku nggak mau, kak Rafa berubah menjadi orang asing bagiku. Kumohon...

Read

Lagi-lagi, pesan itu hanya dibaca oleh Rafa. Sheila yang melihatnya, hanya bisa mengelus dada dan nerdoa dalam hati, semoga semua baik-baik saja. Ia benar-benar tidak mau, Rafa seperti ini; menjadi lelaki yang super cuek dan seperti orang asing.

Me: Kak... Please...

Kali ini, terlihat Rafa sedang mengetik. Sheila tersenyum. Semoga saja, Rafa benar-benar memberitaunya dan mau memaafkannya. 

Sedetik kemudian, satu pesan yang sudah Sheila tunggu-tunggu, masuk.

Kak Rafa: Sudah kubilang, cari kesalahanmu sendiri."

Me: Tapi, Kak. Tidak bisa... aku sudah mencoba mengingat berkali-kali, tetapi tak menemukannya. Mungkin, ada kesalahan yang nggak sengaja kulakukan. Tolong beritau aku, Kak.

Kak Rafa: Coba kamu ingat-ingat lagi ketika liburan kemarin di mall.

Membaca balasan terakhir dari Rafa, Sheila mengernyit bingung. Mall? Apa maksudnya? Bukankah waktu itu ia pergi bersama Sheli? Apa hubungannya dengan Rafa? Atau jangan-jangan, Rafa tidak sengaja melihatnya yang sedang memilih sepatu? Lalu dimana letak kesalahannya? 

Sheila tak bisa berfikir panjang. Dengan cepat, ia langsung menelpon Sheli. Berharap, adiknya itu bisa membantu.

***

Dihari malam sama, Sheli merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Pandangannya menatap langit-langit kamar, sambil sesekali senyumnya mengembang. Ia senang, ketika mengingat kebersamaannya dengan Syarif di kampus.

Sheli menjalani kegiatan di kampus dengan sangat menyenangkan. Hubungannya dengan Syarif sebagai teman, sudah membaik. Lalu bagaimana dengan Verli? Ah, Sheli tidak mau memikirkan gadis itu. Sekarang yang ia inginkan adalah tetap bersama orang yang ia sayang.

Sheli dan Syarif, setiap hari makin akrab. Sheli merasa nyaman bersama Syarif. Ia menganggap Syarif sama seperti kakaknya sendiri. Ia tak mau menganggapnya lebih dari seorang kakak, karena akan membuatnya kecewa suatu hari nanti, jika semua harapan tak sesuai dengan kenyataan. 

Semenjak dekat dengan Syarif, nilai Sheli makin meningkat. Semua tugas kuliah yang dosen berikan, ia kerjakan bersama Syarif di kelas ketika jam istirahat seperti sekarang ini.

Diary Shefa 🍁 [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang