; 1.6 ;

1.9K 550 166
                                    

Di ruangan tempat dimana Haechan dan babeh asrama disekap, tidak ada yang jaga. Sedari tadi Haechan sedang berusaha melepaskan ikatan tali di tangannya. Haechan itu banyak akal, jangan lupakan itu. Dia tidak akan menyerah sampai benar-benar bisa lepas.

Di liriknya babeh asrama-Taeil, yang sudah tersadar. Taeil pun juga sedang menatap Haechan.

"Beh, kita bisa keluar kok. Babeh sabar ya, saya lagi berusaha ini."

"Gaperlu, kaki babeh udah lumpuh. Kamu... lari sendirian aja."

Haechan tidak akan kabur sendirian. Tentu saja dia akan mengajak Taeil, apapun kondisinya. Karena Haechan sudah menganggap Taeil seperti ayahnya sendiri.

"Kita bakal keluar dari sini bareng-bareng dan ngelaporin semua ini ke polisi. Haechan janji."

Namun perkataannya tidak di respon oleh Taeil. Haechan mendecak, tangannya terus bergerak, berharap ikatan tali itu di tangannya segera terlepas.

Tap!

Tap!

Tap!

Terdengar suara langkah kaki dari luar ruangan. Haechan maupun Taeil langsung dibuat menegang. Kalau sampai Hyunjin yang datang, kesempatan mereka untuk kabur akan lenyap. Mau bagaimapun, Haechan tidak ingin mati konyol. Dia ingin selamat dan membongkar kedok pemilik sekolah ini.

Perlahan pintu ruangan dibuka. Dua orang langsung masuk dengan tergesa-gesa. Dahi keduanya di banjiri oleh keringat. Dada mereka pun turun naik, kelelahan setelah berlari.

Haechan melongo, matanya melebar. Meskipun cahaya di ruangan itu redup sekali, Haechan bisa melihat wajah Soobin dan Jeno yang berdiri di depan pintu.

"Woi!"

Keduanya menoleh, terkejut bukan main ketika melihat Haechan dan Taeil  juga berada disini.

"Ssssttt!" Jeno meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Mengisyaratkan Haechan untuk diam.

Sebab, dirinya dan juga Soobin sedang di kejar-kejar oleh Jaehyun.

Jaehyun sangat menyeramkan, karena dia membawa alat penyetrum. Kalau sampai di antara mereka ada yang kena, pasti langsung pingsan. Lalu setelahnya, Jaehyun pasti akan menyekap mereka sebelum benar-benar membunuh.

Yea, walaupun sebenarnya Soobin juga bawa senjata-cutter untuk berjaga-jaga. Tapi kan tetap saja. Peluangnya untuk kalah sangat banyak jika melawan Jaehyun dengan senjata itu.

"WOI, DIMANA?!" teriak Jaehyun dari luar. "Percuma sembunyi. Lo bakalan tetep ditemuin!"

Setelahnya terdengar suara langkah kaki yang menjauh.

Jeno, Soobin dan Haechan menghela nafas lega.

"Lo lepasin babeh, gue lepasin Haechan." Titah Jeno. Dan soobin pun mengangguk.

Keduanya pun langsung mendekati Haechan dan Taeil. Segera melepaskan ikatan tali yang melilit tubuh mereka.

"Saya gabisa jalan," ucap Taeil.

"Soobin gendong, ayo!"

"Jangan.."

"Beh, jangan gini beh. Ayo kita kabur dan lapor ke polisi."

Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang