☀️☀️☀️☀️
Pagi ini setelah sarapan, pemilik motel memberitahu Sehun jika mobil sudah selesai terisi daya aki oleh sang montir kenalan ahjussi itu. Mungkin dalam hati Sehun merasa sedikit bersalah telah beradu mulut dengan ahjussi pemilik motel itu semalam, padahal beliau orang yang sangat baik sudah berinisiatif menghubungi kenalan montirnya untuk mengisikan aki mobil Sehun itu.
"Di sini rupanya ponselku." Ucap Sehun saat meletakkan barang ke kursi belakang dan langsung memungut ponselnya yang sudah mati.
Dan akhirnya mereka berdua pun langsung balik menuju villa.
...
Sesampainya di villa, Sehun merasa aneh saat suasana di dalam terlihat sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda adanya orang di sini. Detik kemudian ada seorang pria beakaian rapi dengan jas hitam muncul dari arah belakang Sehun dan Sejeong. Ia pun menunduk hormat sebelum mengucapkan sesuatu pada Sehun.
"Dimana semua orang?" Tanya Sehun pada ajudan keluarganya itu.
"Tuan Sehun. Maaf sebelumnya saya memberitahu ini pada anda." Jeda sang ajudan mencoba menjelaskan sesuatu.
"Kami sudah beberapa kali menghubungi anda tuan, tapi berkali-kali tidak ada jawaban." Lanjut sang ajudan menjelaskan dengan suara bassnya yang terdengar tegas namun sangat sopan itu.
"Nona Seohyun saat ini sedang berada di rumah sakit, tuan." Detik kemudian setelah mendengar kalimat dari sang ajudan, mata Sehun seketika berkilat merah dan pupil matanya membesar, nafasnya pun mulai memburu. Sejeong yang berada tepat di samping Sehun pun tak kalah terkejutnya sehingga ia langsung refleks menoleh ke arah Sehun yang sudah mengepalkan tangannya kuat.
🚅🚅🚅🚅🚅🚅🚅🚅
Sudah hampir satu jam lebih wanita berambut coklat panjang itu sangat betah sekali melihat pemandangan dari luar jendela kereta api dengan posisi memopang dagunya di jendela. Bukan terpesona akan pemandangan pepohonan yang berjejer di luar, namun lebih tepatnya sedang melamunkan sesuatu yang membuat hatinya gusar selama kepulangannya ke Seoul hari ini yang seharusnya Sehun sendiri yang mengantarnya ke stasiun.
Terlihat raut kekecewaan jelas terpancar dari wajah Sejeong saat ini. Ia tak bisa membohongi perasaannya sendiri sekarang jika ia tak merasa kecewa dengan sikap Sehun tadi. Tepat sebelum mereka berdua kembali dari motel, Sehun sendiri yang sudah membawanya untuk mencapai puncak gunung kebahagiaan bersama. Tapi Sehun juga yang menghancurkan puncak gunung mereka tepat dua jam yang lalu. Seketika puncak gunung itu longsor runtuh tak tersisa, layaknya kepercayaan akan perasaannya sendiri terhadapnya.
"Sebenarnya apa maumu Kim Sehun?" Batin Sejeong.
🏥🏥🏥🏥🏥
Dua jam yang lalu...
Sehun terlihat sangat panik saat menyusuri lorong panjang rumah sakit dengan napas yang tersenggal-senggal sambil berkali-kali menyebutkan nama Seohyun panik. Sehun dan Sejeong segera pergi menuju rumah sakit dekat villa sesaat mendapat kabar dari sang ajudan.
YOU ARE READING
✔IT'S ALL COMING BACK TO ME
Romans"GAK PUNYA MATA APA, HUH??" "Maafkan aku, sumpah aku tidak sengaja. Maaf... maaf." "Ciihhh... jika semua kesalahan bisa dibayar dengan kata maaf terus polisi kerja apa, nona?!" "Maafkan aku... aku benar-benar tidak sengaja. Aku mengakui kecerobohan...