BCML |01

28 1 0
                                    

Playlist. Taylor Swift 'Blank Space'

•••

Hari sudah semakin menuju senja. Langit mulai terlihat berwarna jingga.
Orang-orang mulai terlihat hilir-mudik memadati jalanan kota. Kendaraan-kendaraan mulai memenuhi jalanan aspal seperti semut. Pejalan-pejalan kaki mulai terlihat tergesa-gesa dengan setiap langkah kaki mereka. Pekikkan sana-sini terdengar saling sahut menyahut, entah itu suara memanggil taksi, angkot, maupun suara orang-orang yang menghentikan bus.

Di sebuah tempat yang jauh dari keramaian serta kebisingan kota, di salah satu kursi panjang jalan setapak yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang, seorang gadis tengah duduk sambil bersandar dengan raut wajah yang terlihat sangat kusut.

" Huaaaaaa!!.." teriak gadis itu tiba.

Beberapa orang yang melewatinya terlonjak kaget dan langsung buru-buru menyingkir. Mereka berfikir bahwa gadis itu adalah salah satu pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Namun kebalikannya lebih dari pada itu. Bukan hanya gila, gadis itu memang seperti orang kurang waras. Kertas-kertas berserakan di sampingnya. Bekas-bekas keleng minuman berhamburan dibawah kakinya. Benar-benar terlihat kacau.

" Oh sial! Kenapa harus gue sih?!." Pekik gadis itu lagi.

Entah sesuatu apa yang tengah dihadapi oleh gadis itu, tapi sesuatu itu benar-benar merampas waktu kewarasan nya.

" Kenapa sih harus gue mulu?! Kenapa nggak sih Tomi aja yang jadi ketua relawan? Kenapa harus gue dan gue yang dipilih Dirut?! Arghhhh!." Gerutu gadis itu.

Drttt drttt drttt

Suara getar ponsel yang berada  di saku celananya, membuat gadis itu semakin lebih menggerutu. Bahkan bukan cuma menggerutu, kini berbagai macam umpatan sudah lolos keluar dari bibir mungil itu.

" Oh Hell! Siapa lagi sih yang nelpon?! Nggak tau apa gue lagi badmood. " dengus gadis itu.

Dia melihat sejenak nama sang penelpon.

Bang Tio...

" Hallo? " Sapa gadis itu setelah menggeser tombol ijo di layar ponselnya.

" hallo? Kamu dimana dek?." Tanya Satrio to the point.

Ya, gadis tersebut bernama Maria Putri Herlambang. Anak kedua dari Aditiyo Herlambang, jendral besar TNI-AD. Dan seringkali di panggil Ria oleh orang terdekatnya. Dan yang tengah menelponnya saat ini adalah Satrio Putra Herlambang. Kakak pertama Maria yang seorang TNI juga.

" Hallo? Dek? Kamu masih disana kan? Hallo? Maria? " Panggil Satrio yang memastikan kalau panggilan masih terhubung karena Maria tidak bersuara.

Sempat melamun, akhirnya Maria kembali tersadar lalu menyahut. Namun kali ini suaranya terdengar agak lemas sedikit. Mungkin pengaruh banyak pikiran, membuat Maria kehilangan dua detiknya karena melamun.

" I--iya? Abang nanya apa tadi?." Tanya Maria gagal fokus.

Diseberang telepon, terdengar decakan pelan dari Satrio.

" Kamu dimana sekarang? " Ulang Satrio dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya.

Maria membuang nafas lelah bercampur kesal.

" Di taman. Ada apa bang?." Jawab Maria balik bertanya.

" Kamu nggak apa-apa kan dek? Kok suara kamu lemas gitu? Kamu sakit? Perlu Abang jemput?." Tanya Satrio dengan nada yang terdengar khawatir.

Maria meringis. Abang nya itu terlalu berlebihan. Suara lemas dikit dikira udah sekarat aja. Benar-benar..

" Nggak usah bang. Maria baik-baik aja kok. Hanya cape dikit. Tapi beneran deh, Maria baik-baik aja. Bang Tio nggak usah jemput. Lagian juga aku sudah mau pulang rumah kok ini. " ucap Maria meyakinkan.

BIDIKAN CINTA MR.LORENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang