35. Turunan Tajam

1K 185 21
                                    

Rosé dan Jennie berpegangan dengan kuat pada pegangan yang berada di mobil. Mobil yang kendarai oleh Jeno tengah berada di turunan tajam menuju ke Pantai Melasti.

"Sayang kamu nyetirnya hati-hati. Aku takut!"

"Ini turunannya serem banget, Sayang."

"Tenang Sayang, tenang. Ada aku tenang. Aku bisa. Kamu tenang, ya."

"Tapi aku takut, Yang."

"Ada aku di sini. Kamu jangan takut, Yang."

Jaemin mendengus. "Jangan kebanyakan drama lo berdua. Dan lo Jeno, mending nyetir yang benar. Nyawa kita bertiga ada di tangan lo ini."

"Bacot banget pewaris Rumah Sakit Na! Mangkanya lo pacaran biar tahu rasanya mengkhawatirkan seseorang."

"Udah, deh. Mending lo nyetir yang bener jangan ngebacot juga. Konsentrasi lo, No. Jangan salah injek rem!"

"Berisik, Na Jaemin! Gue juga lagi konsentrasi! Pokoknya pulang dari sini lo yang nyetir."

Setelah menuruni turunan yang cukup terjal. Jeno memarkirkan mobilnya sementara di sebuah tikungan letter U.

"Yang. Ini kemarin yang kasih tunjuk sama Jisung. Mau foto di sini?"

Jennie melirik sekitarnya. "Boleh. Jaem nan--"

"Iya-iya. Nanti gue fotoin." Potong Jaemin cepat dan keluar dari mobil. Menghirup udara segar. Tercium bau air laut di indra penciumannya. Matanya tertuju pada tebing yang baru saja mereka lewati. Ada sebuah batu besar di antara jalan.

"Rosé," panggil Jaemin.

"Mau foto di antara tebing itu, enggak? Latarnya laut di sana," kata Jaemin menunjuk laut dan tebing yang dilihatnya.

"Boleh. Lo mau juga?" tanya Rosé yang dijawab gelengan oleh Jaemin.

"Gue mau foto di sana. Kayaknya bagus, kalau pose lagi manjat tebing."

Rosé mengikuti arah telunjuk Jaemin. Tebing yang berada di belakangnya. "Okey. Nanti gue fotoin."

Jaemin mengarahkan Rosé untuk berdiri tidak terlalu tengah. Ia hanya ingin Rosé seperti berada di tengah-tengah tebing dengan laut yang terlihat sebagai latar belakangnya. Warna laut dengan langit terlihat begitu saling menyatu di pengelihatan Jaemin. Sangat bagus.

Setelah memgambil beberapa foto dan puas dengan hasilnya, Rosé meminta kamera Jaemin. Berjalan menuju ke tempat di mana yang ditunjuk oleh Jaemin.

"Eh. Gue pikir ulang enggak usah, deh."

"Kenapa memangnya, Jaem?"

"Ntar bagian bawah dress lo kotor, Rosé."

"Udah enggak apa-apa."

"Tapi kita habis ini langsung ke The Finns."

Rosé tertawa kecil. "Gue bawa baju ganti. Udah, lo ambil pose lagi manjat tebih, gih, Jaem."

Jaemin mengangguk. Menempatkan kakinya untuk berpijak pada bagian tebing yang lebih tinggi dan kaki kannnya tidak terlalu jauh dari tanah bebatuan. Kedua tangannya di tempatkan seperti pemanjat profesional.

Rosé mengambil posisi berjongkok. Menempatkan kamera Jaemin sedikit menyentuh tanah bebatuan dan mengambil foto Jaemin dari bawah. Beberapa kali Rosé mengambil foto Jaemin.

"Bagaimana, Rosé?"

"Menurut gue bagus, sih. Tapi, enggak tahu kalau lo sendiri Jaem." Rosé menyerahkan kamera milik Jaemin.

"Gini udah bagus, kok. Thank you, Rosé," kata Jaemin saat selesai melihat hasil foto yang diambil oleh Rosé.

"You're welcome."

***

June 14th, 2020

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang