December 25th, 2017
Myun Hee memutar-mutar gelas yang berada di hadapannya. Saat ini ia tengah 'disidang' oleh Kyu Hyun di ruang makan kamar apartemennya. Gadis itu bisa membayangkan situasi di kamar sebelahnya yang mungkin lebih berat dari situasinya. Myun Hee bisa dikatakan masih lebih beruntung karena ia hanya harus mengadapai Kyu Hyun, sementara Jong Hoon harus berhadapan dengan kedua orang tuanya yang tahu betul tentang masa lalu mereka.
"Jadi kalian bertetangga?" suara bass khas Kyu Hyun terdengar.
Myun Hee menyesap minuman di tangannya sebelum akhirnya menjawab, "eoh. Aku baru tahu kami bertetangga beberapa minggu yang lalu."
"Tapi kau tidak pernah mengatakan hal ini padaku." Myun Hee menggigit bibir bawahnya. Ia memberanikan diri untuk menatap langsung pria yang kini berdiri dengan kedua tangan terlipat itu.
"Kurasa alasan apapun yang aku katakan akan terdengar tidak masuk akal dan tidak dapat diterima olehmu."
Kyu Hyun mengangkat kedua bahunya. "Coba saja."
Pria jangkung itu memiliki mata yang lebih lebar daripada Jong Hoon, sesuatu yang sepertinya baru benar-benar disadari Myun Hee setelah sekian lama keduanya berkencan. Sepasang mata itu lebih sering terlihat jahil, seperti anak kecil yang tengah memikirkan keusilan apa lagi yang akan dilakukannya. Tetapi saat ini, mata itu nampak menusuk. Myun Hee juga melihat kantung mata di bawah garis matanya. Pria itu seperti biasa, baru saja menyelesaikan shift malamnya di rumah sakit.
"Aku dan Jong Hoon bisa dikatakan jarang bertemu meski kami tinggal bertetangga. Jadi, aku lebih sering lupa bahwa dia ada di sebelahku... dan, aku juga lupa memberitahumu tentang ini."
"Jadi.... Kau lupa?" Setiap kata yang diucapkan Kyu Hyun terdengar menusuk, tetapi Myun Hee tidak punya hak untuk tersinggung.
"Begitulah." Gadis itu mengalihkan pandangannya pada gelas di tangannya.
"Lalu apa yang kalian lakukan tadi malam?"
Lagi-lagi Myun Hee perlu meneguk air yang ada di dalam gelasnya, seolah tenggorokannya terasa begitu kering. Gadis itu kemudian menceritakan semua yang terjadi tadi malam. Tentang pertemuan mereka di halte bis, Myun Hee yang menawari sekedar minum kopi, petugas keamanan yang mengantarkan minuman, sampai akhirnya Jong Hoon yang mabuk.
Ada jeda selama beberapa saat. Kyu Hyun memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah luar. Langit tampak bersih tanpa awan. Tentu bukan kejadian seperti ini yang diharapkan pria itu saat ia memutuskan untuk menemui Myun Hee pagi ini. Ia membayangkan keduanya akan menikmati sarapan bersama lalu ia akan tidur sebentar di sofa Myun Hee lalu makan siang di luar sambil berjalan-jalan tanpa tujuan.
Hanya sebuah kencan sederhana yang sudah cukup lama tertunda.
"Kalian pernah menikah." Suara bass itu kembali terdengar, kali ini lebih rendah.
"Kalian pernah menikah dan menurutmu bagaimana seharusnya aku bersikap saat menemukan kalian bersama seperti ini?"
"Kyu.....," jawab Myun Hee lirih. "Aku minta maaf karena tidak memberitahumu tentang ini. Tapi jika aku boleh membela diri, tidak ada apapun yang terjadi di antara kami. Baik tadi malam atau tadi pagi."
Myun Hee beranjak dari kursinya lalu berjalan memutari Kyu Hyun sebelum akhirnya ia berada di hadapan pria itu. Myun Hee meletakkan kedua tangannya di pipi Kyu Hyun, memastikan pria itu melihat langsung ke arahnya.
"Aku yang salah, maaf, nee?"
Kyu Hyun menghela nafas nyaring, dan Myun Hee dapat mencium aroma mint dari mulut pria itu. "Kau tahu aku tidak mungkin menang darimu, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
RomancePandangan pria itu terhenti. Awalnya ragu tetapi kemudian kedua mata sipitnya terbuka lebar. Di seberang sana, seorang gadis dengan rambut yang diikat rapi berdiri. Mantel berwarna abu-abu memeluk erat tubuh gadis itu.