Tiga Belas

1.6K 179 11
                                    

    
             Jimmy dan tommy terjebak didalam ruang lemari pakaian.
dalam posisi berdiri mereka berusaha menyembunyikan diri dari pria bernama antony.

          Salahnya mereka menyusup masuk tanpa memperhitungkan waktu, hingga tak bisa keluar dari sana.
      Berharap saja pria itu tak membuka lemari.

      Dan Mereka hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk bisa keluar dari sana, atau sampai pria itu tertidur pulas.

      Tapi ruangan lemari cukup sempit dan gelap, mungkin tubuh tommy bisa lebih leluasa dalam ruang, tidak dengan tubuh tinggi jimmy yang harus meringkuk.

        Tommy tau kesulitannya, maka dari itu tommy berusaha mengatur posisinya berdiri dengan berusaha mengecilkan tubuhnya agar jimmy bisa menyesuaikan dirinya.

      
      "hei, sepertinya dia sudah tidur?" bisik tommy, yang telinganya sudah tak lagi mendengarkan gerak-gerik antony dari luar tempatnya terperangkap. "Tapi Bagaimana caranya kita keluar dari sini?"

        "..." jimmy tak memberi jawaban, ia lebih sibuk mengurusi dirinya. Karna jujur Jimmy dalam keadaan tidak baik.

         Dan sesaat tiba-tiba tangan jimmy mengerat pergelangan tangan tom, tommy langsung terperanjat karna pegangan jimmy nampak begitu erat dan serasa gemetaran, itu membuat tommy  merasa aneh dan bingung.

      "ada apa denganmu" bisik tommy. Tidak tau apa yang sedang jimmy rasakan tapi nampaknnya jimmy nampak ketakutan. Walau tommy tak bisa melihat ekpresi wajahnya saat ini tapi dari cara mengeratkan tangannya dipergelangan tangannya membuat tommy tau ia sedang ketakutan.
       Mungkinkah ia takut diruangan gelap seperti itu. Jelas saja benar apa yang difikirkan tommy, tubuhnya saja yang besar tinggi tapi ia paling takut dengan aura mistis. Ia takut gelap apalagi membayangkan macam hantu yang mungkin sedang menerawang diotaknya.

       Sesaat kedua tangan tommy pun merangkul sekeliling pinggang jimmy tepatnya ia memeluknya. Dengan begitu ia bisa membantu menenangkannya.

    "a...pa yang kau lakukan" bisik jimmy

    "sttss...aku sedang memberimu kenyamanan" ujar tommy dengan berbisik padanya.

      Tentu jimmy membuka matanya yang sedari tadi ia pejamkan hanya untuk mengalihkan rasa takutnya. Dan merasakan dekapan tubuh jimmy yang melingkar disekeliling pinggangnya, sungguh itu membuat jimmy merasa nyaman. Entah kenapa rasa takutnya semula menghilang begitu saja. Apa karna ia merasa ada seseorang yang bersamannya saat ini.

     Sebelumnya belum pernah ada wanita yang ia dekati bisa menyamankan dirinya seperti itu, bisa menghilangkan phobianya pada ruang gelap. Dan itu cuma jimmy yang bisa melakukannya.

      "Kau tau aku memang takut gelap" ujar jimmy masih berbisik karna mereka harus memelankan suaranya agar si pria itu tidak terbangun.

      "ya aku tau, karna itu aku disini. Dan Kau tidak perlu takut lagi" bisik tommy.

       Jimmy menjadi diam, dan tak bicara lagi. ia menikmati pelukan tommy yang masih menghangat didekapnya. Sampai- sampai saking nyamannya, jimmy dan tommy memberikan pandangan satu sama lain yang berposisi saling menghadap.
        Memang gelap dan tak bercahaya didalam sana, tapi jimmy masih bisa melihat bayangan wajah tommy dihadapannya.
      Entah apa yang merasuki jimmy hingga ia mendekati wajah tommy yang kemudian begitu cepatnya maraup bibirnya.

        "Cuppp"

        Tommy yang tak menduga tindakan jimmy itu, justru menyambut kecupannya dengan membalasnya. Karna Tak heran kalau tommy begitu senang mendapati pria yang disukainya menciumnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang