Love(Satomi x Reader)

504 50 6
                                    

3rd's PoV
.
.
.
"Maaf lama menunggu. Silakan dinikmati" Ucap seorang gadis berusia dua puluh tahun sambil meletakkan pesanan ke salah satu meja pelanggan.

Gadis berusia dua puluh tahun bersurai [h/c] itu adalah kau, [F/N]. Kau bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran milik ayahmu.

Kau mengenakan kostum maid lengan panjang. Surai panjangmu kau kuncir kuda agar terlihat rapih. Kau juga memoles paras cantikmu dengan make up sederhana yang terlihat cocok untukmu yang memiliki kesan "gadis lugu".

Akhir-akhir ini restoran milik ayahmu semakin sepi. Dan kau tahu penyebabnya--harga yang terlampau mahal dan porsi yang sangat sedikit--itu yang menyebabkan pelanggan enggan datang ke restoran yang kini dikelola oleh ibu tirimu yang usianya hanya berbeda lima tahun denganmu.

Kau sebenarnya sangat ingin menurunkan harga dan memperbanyak porsi makanan karena jika terus begini restoran ayahmu bisa bangkrut. Tapi disini kau hanya pelayan, kau tidak bisa melakukannya karena yang bisa melakukannya hanya ibu tirimu selaku pengelola.

Setelah restoran tutup karena tidak ada lagi pelanggan yang datang, kau mendudukkan diri di salah satu kursi dekat jendela.

Kau mengeluarkan smartphone [f/c] milikmu dan mencari nomor seseorang. Setelah mendapat nomornya lantas kau menghubunginya.

"Halo? Yuzuru-kun kau ada dimana?" Tanyamu pada seseorang diseberang sana.

"Tentu saja di kantorku. Memangnya kenapa?" Balasnya yang malah balik bertanya padamu.

"Kalau pekerjaanmu sudah selesai, bisa tolong jemput aku?" Pintamu secara halus.

"Eh...i-itu...Maaf [Y/N]-chan, kerjaanku masih menumpuk. Aku tidak bi--"

"Sayang? Sedang menelpon siapa?"

Antara terkejut dan tidak percaya, kau mendengar suara perempuan lain diseberang sana yang memanggil Takano Yuzuru--kekasihmu--dengan panggilan 'sayang'.

"Oh? Ini? Ah...adikku. Aku sedang menelpon adikku"

Kau ingin protes saat kekasihmu itu menyebutmu sebagai adiknya, tapi kau lebih memilih untuk tetap diam mendengarkan.

"Baiklah, ku tunggu di mobil ya"

Setelah kau merasa kekasihmu itu sudah selesai bicara dengan perempuan lain itu, kau mulai bertanya padanya.

"Itu siapa?" Tanyamu datar.

"Dia boss ku"

"Lalu kenapa dia memanggilmu 'sayang'? Kau mau membohongiku?" Tanyamu masih dengan nada datar.

"Sudahlah tidak perlu cemburu. Boss ku memang begitu, dia orang yang ramah"

"Seramah apa pun orangnya tidak perlu sampai memanggil 'sayang' kan? Kecuali jika kalian memang mempunyai hubungan khusus"
Balasmu yang sudah mulai jengah menghadapi kekasihmu yang tak kunjung mengaku.

Kau memang gadis yang lugu, tapi lugu bukan berarti bodoh kan? Kau tidak sebodoh itu sampai mempercayai ucapan kekasihmu yang memang patut dicurigai.

"Kau tahu? Semenjak kau dekat dengan koki baru di restoran ayahmu itu kau jadi sangat menyebalkan! Padahal kau sangat dekat dengannya, tapi kau malah melarangku dekat dengan wanita lain? Kau egois! Sekarang pilihanmu hanya dua, jauhi koki itu atau kita putus"

Sambungan terputus ketika kekasihmu itu menyelesaikan kalimatnya.

Kau menghela nafasmu begitu meletakkan smartphone milikmu diatas meja. Beberapa pekan ini terasa begitu melelahkan bagimu. Pelanggan restoran yang semakin sepi, masalah keluargamu yang tak kunjung selesai, dan kini kekasihmu malah ikut serta dalam menambah bebanmu.
.
.
.
Satomi PoV
.
.
.
Sepertinya gadis itu bertengkar lagi dengan kekasihnya. Aku pun membuat dua cangkir coklat panas karena coklat panas bisa memperbaiki mood, selain itu minuman hangat cocok diminum saat cuaca mendung begini.

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang