36.

21.9K 1.3K 58
                                    

          "Apa hebatnya Arlington?" tanya pria itu sembari meremas setirnya dengan kuat ketika melihat Arlington yang mencium Abbey di depan mansion mereka.

Ia memang sudah menunggu di sana sejak pagi. Ia akan mengikuti Abbey, dan benar saja tak lama perempuan itu keluar bersama dengan Luigene tanpa pengawalan khusus, artinya Abbey akan pergi ke suatu tempat di mana tak ada paparazi yang bisa menjangkaunya.

"Lujin, apa semua pakaian dan alat tulis sudah di masukkan?"

"Sudah Abbey, semua ada di bagasi. Kau bisa mengecek sekali lagi," kata Luigene sembari fokus pada jalan. Abbey membalik tubuhnya untuk mengecek barang-barang yang ia persiapkan tetapi netranya justru terarah kepada sebuah mobil sedan hitam yang sempat ia lihat ketika mereka baru saja keluar dari mansion.

Abbey menggeleng kecil berusaha menepis itu. Ia mengecek barang-barangnya kemudian kembali duduk dengan tenang tetapi perasaannya tak kunjung tenang.

"Lujin, apa kau yakin tidak ada yang akan mengenali kita?"

"Kenapa?"

"Aku merasa ada yang mengikuti kita. Coba kau lihat ke belakang, aku melihat mobil sedan berwarna hitam itu di depan mansion tadi dan sekarang mobil itu masih ada di belakang kita," jelas Abbey panjang lebar. "Apa mungkin dia mengikuti kita?"

Luigene melihat ke arah spion untuk membuktikan perkataan Abbey, tetapi ia tidak melihat mobil yang dimaksud Abbey.

"Tidak ada sedan hitam di belakang kita." Abbey menoleh dengan cepat dan benar saja, tidak ada sedan berwarna hitam. Ia menggeleng kecil, mungkin Abbey sedikit lelah dan berhalusinasi.

Meski perasaannya tetap tidak tenang. Abbey berusaha untuk memasang wajah setenang mungkin, ia tidak ingin merusak agendanya hari ini.

 Abbey berusaha untuk memasang wajah setenang mungkin, ia tidak ingin merusak agendanya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Erdem akan menjemputmu nanti siang. Kau yakin baik-baik saja di sini?"

"Ya Arlington, jangan berlebihan. Dulu kecil aku pernah tinggal di sini."

"Baiklah, jangan pergi kemana pun, hubungi aku jika terjadi sesuatu." Shaleeya mengangguk. Ia langsung masuk ke dalam panti asuhan selepas kepergian Arlington.

Shaleeya langsung disambut hangat oleh pengurus panti. Dulu Shaleeya memang sempat tinggal di panti. Ia bukan anak yatim, Shaleeya terlahir dari keluarga yang lengkap dan harmonis tetapi itu hanya berlangsung sampai perceraian kedua orangtuanya, yang membuat ibu Shaleeya depresi, mengakibatkan ia harus masuk ke dalam panti asuhan sebelum akhirnya ia bertemu kembali dengan ayah serta keluarga barunya.

Ya, ayahnya menikah lagi.

"Shaleeya, sudah lama kau tidak kemari, kau semakin cantik." Pengurus panti memeluk Shaleeya dengan erat. "Arlington menghubungi kami kemarin dan aku sangat senang mendengar kau akan kemari."

ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang