37.

21.1K 1.2K 36
                                    

Sejak kejadian di panti asuhan itu, Abbey tidak bisa fokus terhadap apa pun. Ia sering larut dengan pikirannya sendiri sehingga Abbey menjadi lebih pendiam.

Bukan tanpa sebab, Abbey tidak bisa bercerita atau sekedar bertanya tentang hal ini kepada siapa pun dan ia belum cukup berani untuk mengetahui fakta tentang Shaleeya. Apa perempuan itu ada hubungannya dengan suaminya atau tidak.

Abbey sadar akan statusnya dan suaminya, jika ada sesuatu yang tidak beres maka Abbey yakin, detik itu juga hal itu akan menjadi berita besar. Dan Abbey tidak ingin itu terjadi, ia harus menjaga nama baik keluarganya serta Arlington.

Ia juga tidak mengatakan apa pun kepada orangtuanya, karena menurut Abbey—ketika ia sudah menikah artinya ia sudah cukup dewasa untuk mengatasi masalahnya sendiri tanpa melibatkan kedua orangtuanya.

"Abbey, kau bisa turun sekarang."

James sudah memanggil nama Abbey berkali-kali tetapi perempuan itu tidak menggubrisnya. Alhasil James dengan sigap menepuk bahu Abbey cukup keras.

"Apa yang terjadi denganmu akhir-akhir ini? Dari tadi aku memanggilmu Abbey."

Abbey membalik tubuhnya kemudian turun dari timbangan. "Bagaimana dengan beratku?"

James menggeleng dengan kecewa. "Naik lagi, sebenarnya apa saja yang kau makan? Apa kau makan diam-diam? Tiga hari lagi kau akan tampil di panggung untuk Victoria Secret."

"Aku tidak tau, aku hanya makan- makanan yang kau siapkan."

"Berdasarkan jawabanmu barusan, sebenarnya apa yang sudah terjadi kepadamu? Kau tidak seperti Abbey yang aku kenal," cecar James membuat Abbey menatapnya dengan sorot tajam. "Lalu bagaimana Abbey yang kau kenal, James?"

"Yang jelas, Abbey yang ku kenal tidak seperti sekarang."

"Bagaimana jika kita batalkan saja penampilanku? Aku lelah James, aku sudah cukup hidup seperti boneka."

Mendengar itu, James pun terkejut bukan main. Ia ingin meluapkan kemarahannya tetapi James lebih memilih untuk meredam amarahnya sendiri. Bertepatan dengan itu Luigene datang, pria itu tidak sengaja mendengar percakapan Abbey dan James.

"James, bisa beri aku waktu sebentar? Aku ingin berbicara dengan Abbey."

"Baiklah, aku akan pergi ke kamar. Panggil aku jika butuh sesuatu."

Luigene memastikan James benar-benar pergi sebelum ia menarik bahu Abbey pelan agar menghadapnya. "Lihat aku sebentar."

Luigene meneliti wajah Abbey yang tampak lebih berisi dengan mata yang sedikit berkantung. Luigene yakin jika Abbey tidak tidur dengan cukup, ia tidak tau apa yang sedang mengganggu Abbey.

"Aku tidak tau apa yang sedang terjadi kepadamu, tetapi jika kau ingin bercerita aku bisa menjadi pendengar yang baik."

"Jika kau tidak bisa memikul bebanmu sendirian, setidaknya bagi sedikit bebanmu dengan begitu akan mengurangi beban yang sedang kau tanggung." Luigene menatap Abbey dengan sorot mata hangat, seolah berusaha mencairkan Abbey.

"Aku tidak memaksamu untuk bercerita, hanya ketika kau siap dan ingin bercerita."

Abbey meremas roknya sendiri dengan kuat sembari menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. "Aku lelah Lujin, jadwalku sangat padat."

ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang