TAC 4.

307 45 14
                                    

- Terkadang kebimbangan itu akan selalu hadir dalam setiap waktu dan kita harus waspada setiap pertemuan kita -

JN entertaiment 01.00 PM

" Haaahh" terdengar helaan nafas dari gadis yang sejak tadi membolak-balik naskah drama yang ada di meja. Dia merasa bosan, padahal ini baru hari ke tiga dia menginjakkan kakinya ke JN entertaiment. Dia tidak menyangka jika agensi ini sangat ketat dalam mengawasi aktris maupun idol yang berada di bawah naungannya. Dia tidak boleh terkena skandal apapun dalam kurun waktu satu hingga dua tahun. Dia harus menjadi pribadi yang baik dan sopan. Jika saja dia tidak tergiur dengan nominal yang ditawarkan oleh agensi barunya, dia pasti sudah memaki-maki langsung tangan kanan sajangnimnya itu. Sungguh, dia sudah membayangkan akan sebosan apa kehidupannya satu tahun ke depan. Tapi, dia cukup heran dengan kata-kata yang di sampaikan oleh Taehyung~sii saat dia akan pergi dari ruangan itu kemarin lusa.

" Tetap pastikan pertahanan yang Anda bangun tetap kokoh dan jangan sekali-kali lengah nona Jisoo" ucap Taehyung sambil berlalu pergi.

Jika mengingat-ingat hal itu Jisoo sebenarnya merasa tidak tenang tapi dia mengabaikan hal itu. Dia menganggap hal itu wajar sebagai nasihat dari seorang atasan kepada dia yang berkecimpung di dunia hiburan. Dan dia sebenarnya sudah merasa jengah dengan kondisi di ruangan ini. Dia sebenarnya tidak sendirian, ada Kim Seokjin selaku manajernya yang menemaninya. Tapi, bahkan hampir dua jam penuh dia tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Tapi, dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika laki-laki itu sejak tadi selalu memperhatikan dirinya.

" Kau punya mulut kan? Kau tidak ingin mengajakku berbicara? ucap Jisoo sambil berjalan menghampiri laki-laki itu. Namun tetap saja tidak ada jawaban dari bibirnya.

" Ini, aku menolak semua naskah ini. Tidak ada yang cocok dengan standartku baik dari segi pemainnya maupun ceritanya." ujar Jisoo sambil menyodorkan naskah itu.

" Kenapa?" laki-laki itu akhirnya bersuara tapi tetap saja tanpa ekspresi.

" Pertama, pemainnya kurang tampan. Kedua, aku tidak suka adegan yang banyak kekerasan seksual maupun fisik. Ketiga, tidak menarik" jawab Jisoo sekenanya.

" Tapi, kau mengambil proyek drama detective wanita. Bukankah itu nanti akan ada banyak adegan kekerasannya?"

" Iya, tapi aku tidak berperan sebagai korban ataupun pelaku yang akan dipukuli. Aku hanya berperan sebagai pengarah dari kantor. Yahh..pokoknya aku tidak akan pernah melakukan adegan yang mengandung kekerasan sebisa mungkin aku akan menghindarinya atau meminimalisirnya." jelas Jisoo panjang lebar.

Seokjin hanya mengangkat bahunya acuh. Seolah tidak perduli dengan alasan wanita itu.

" Oke, aku akan menghubungi pihak produser nanti. Tapi, bukankah itu peran yang sangat diinginkan Park Hyeji? Kau merebutnya?" tanya Seokjin.

" Bisa jadi...lagipula mereka tidak akan menghubungi ku jika sudah tahu Park Hyeji menginginkan peran itu," jawabnya acuh dan kemudian menarik kursi untuk di duduk di depan Seokjin. Pria itu selama tiga hari di sisinya sangat tenang dan tidak pernah bisa di tebak isi hatinya. Dia berusaha membuat Seokjin itu kesal dengan menolak semua drama yang di sodorkan padanya, karena mengatasi para produser bukanlah perkara mudah dan dia hanya cuek dan mengiyakan. Dia tidak seperti manajer lain yang akan memberikan petuah A-Z. Bahkan saat dia mengatakan dia merebut peran aktris lain sikap dia hanya biasa saja.

" Kau menjalin hubungan saat ini?" tiba-tiba saja Seokjin bertanya padanya dan langsung menatap tepat di manik matanya. Hal tiba-tiba itu tentu saja membuat Jisoo mendadak tidak bisa berpikir dan berusaha mengalihkan pandangannya.

" Apa kau bertanya hal ini karena masuk ke dalam list pengawasanmu?" tanya Jisoo berusaha menetralkan detak jantungnya. Saat Seokjin menatap ke dalam matanya dia merasakan bahaya memang sedang berusaha mendekatinya.

Truth and Choice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang