Four

89 7 0
                                    

Pagi ini Wendy sudah tiba kantor suaminya dengan membawa paper bag berwarna cokelat muda, dimana isi dari paper bag tersebut adalah bekal sekaligus sarapan pagi yang rencananya akan ia santap bersama Mark sebelum ia pergi mengajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Wendy sudah tiba kantor suaminya dengan membawa paper bag berwarna cokelat muda, dimana isi dari paper bag tersebut adalah bekal sekaligus sarapan pagi yang rencananya akan ia santap bersama Mark sebelum ia pergi mengajar.

Setelah menyapa para staff disana, Wendy dengan mantap melangkah menuju ruangan suaminya yang berada di ujung koridor yang kini tengah dilewatinya. Dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, ia mengetuk pintu berbahan kayu tersebut dan melangkah masuk.

"Hi hubby!" sapanya membuat pria yang tengah berkutat dengan beberapa dokumen itu mendongak dan tersenyum senang menyambut kedatangannya.

"Hi sweetheart! I miss you so much." Ucapnya sambil memeluk Wendy yang masih tersenyum bahagia melihat suaminya.

"I miss you more than you think hubby! Ayo kita sarapan bersama. Aku tau kamu pasti sering melewatkan sarapan pagi jika lembur seperti ini."

Mark tersenyum gemas dan mengusap pucuk kepala wanita itu lembut.

"Baiklah, aku akan meninggalkan pekerjaanku sejenak dan sarapan bersamamu."

Wendy tersenyum dan mencium pipi suaminya.

"That's my boy! I'll prepare the food on your table there." Ia pun berlalu meninggalkan Mark yang kini mengubah raut wajahnya, ada sebersit rasa bersalah tergambar di air mukanya.



Haruskah aku memberitahu Wendy tentang hal ini? Tidak! Ia pasti akan berpikir aku menusuknya dari belakang. Mungkin aku harus merahasiakan ini darinya... - Mark



"Honey! Come on here!"

Mark tersadar dari lamunannya dan langsung menghampiri sang istri yang telah menyiapkan begitu banyak makanan untuk mereka berdua.

"Here your lunch box, don't forget to eat this at lunch time okay?" ucapnya sambil menyerahkan lunch box berwarna merah marun itu pada Mark.

"Alright, alright. I'll eat that at lunch. Now, where is my meal?"

Wendy terkekeh melihat tingkah manja suaminya yang tak pernah hilang ketika mereka sedang berduaan seperti ini. Mereka pun menyantap sarapan dengan penuh suka cita. Wendy menceritakan hal lucu yang terjadi di tempat kerjanya yang berhubungan dengan anak-anak.

Melihat istrinya antusias dengan apapun yang berhubungan dengan anak-anak membuat Mark bahagia dan sedih di waktu yang bersamaan. Disatu sisi ia bahagia karena Wendy sudah handal dalam menghadapi tingkah anak-anak yang terkadang membuat kepala pening. Tapi disisi lain ia sedih karena mereka belum diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak. Ia takut Wendy tidak bisa meraih impian terbesarnya, menjadi seorang Ibu.

"Sayang, kamu kenapa?"

Suara lembut sang istri menyadarkannya dari lamunannya. Mark menggeleng pelan dan tersenyum tipis.

Two Hearts Four Lives [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang