"Loh, Han? Lo ngapain?"
"I want to grant Eunsang's wish."
Seungwoo dibangunkan dengan suara berisik dari dapur rumahnya. Tambah kaget ketika lihat sosok wanita yang baru ditemuinya tadi malam kini sibuk beradu dengan bahan masakan.
Setengah sadar, Seungwoo mengucek matanya sambil berusaha memeriksa jam dinding.
Jam enam pagi.
"Kemarin-kemarin gue belum jadi masakin bekal buat Eunsang. Makanya semalem gue tidur cepet terus bangun pagi. Terus kesini. Terus masak."
Hana yang masih sibuk bikin entah apa yang Seungwoo ga ngerti, melempar senyumnya ke arah pria setengah sadar itu.
Senyumnya berubah jadi tawa pas lihat Seungwoo dengan kondisi baru bangun tidurnya. Rambut berantakan, pake singlet, dan celana jeans gelap.
"Berkali-kali gue liat lo bangun tidur, tapi ini yang paling berantakan. Pfftt."
Tanpa menghiraukan ejekan Hana, Seungwoo dengan santai melewati Hana lalu mengambil segelas air putih yang keluar secara otomatis dari dispenser.
"Katanya lo ada seminar. Berangkat jam berapa?" Tanya Seungwoo yang kini duduk di meja makan. Memandangi Hana dari belakang.
"Habis dari sini langsung berangkat. Tempatnya ga jauh kok. Insa-dong. Eh, Woo, icipin deh. Kurang asin ga?"
Hana memberi kode biar Seungwoo ikut merasakan masakannya. Seungwoo nurut aja. Cuma ngicipin doang, itu ga susah.
Yang susah adalah mengendalikan jantungnya biar ga berdegup sekenceng ini. Sial. Mana tadi dia ga sempet cuci muka dulu, udah keduluan Hana liat muka bantalnya.
"Enak."
Setelah itu Seungwoo buru-buru ke kamar mandi. Pria itu ga yakin bau badannya cukup enak untuk berada di sekitar Hana. Mau gimanapun, dia harus tetap menjaga imagenya di depan Hana kan?
***
Hal pertama yang dilihat Seungwoo begitu masuk kamar Eunsang setelah mandi adalah, Hana yang tengah berusaha membangunkan bocah kelas satu SD itu.
"Boy, wake up. Kamu berangkat sekolah kan hari ini? Tante udah bikinin bekal." Ujar Hana pelan sambil mengusap kepala Eunsang.
Anaknya menggeliat kecil merasa tidurnya terganggu. Bocah itu masih belum sadar siapa yang membangunkannya pagi ini.
Bukan suara berat papahnya seperti biasa. Tapi suara lembut yang keibuan, suara ini hanya pernah dia denger sekali dua kali saat bangun tidur.
"Tante?"
Seungwoo ga sadar kalo tangannya kini beralih memegang dada kirinya. Deg-degan. Hanya karena lihat Hana yang bangunin Eunsang, jantungnya bisa berpacu secepat ini. Gila.
Meskipun dia merasa jantungnya yang ga normal ini berbahaya, tapi kenapa disisi lain hatinya menginginkan pemandangan itu bisa dia lihat setiap hari. Ini gila bukan?
***
"Permisi." Sapa Seungwoo begitu masuk ruang istirahat para dokter bedah saraf.
Niatnya tadi mau ajak Hana makan siang bareng. Tapi karena Hana bilang dia ada diskusi dengan para juniornya, terpaksa Seungwoo menurut untuk menemui Hana di sini.
Semua pandangan tertuju ke arah Seungwoo. Kaget aja, kenapa bisa ada dokter kardiolog berada di sekitar departemen mereka.
Dan dengan penampilannya yang bisa dibilang, bak model fashion, Seungwoo dan sejuta pesonanya mengalihkan semua fokus mereka.
"Oh, temen dokter Hana?" Tanya Heejin lalu dibalas anggukan oleh Hana.
"Hasil diskusi ini akan saya pantau setelah istirahat makan siang." Tutup Hana.
Jeno dan Hyunjin kompak memandang Seungwoo dari pintu masuk hingga kini duduk tak jauh dari tempat mereka, menunggu Hana selesai diskusi pribadi dengan Heejin.
"Kalo Heejin berpaling dari gue gimana, Jen? Dokter Seungwoo terlalu bersinar bro. Gue sampe silau. Minder."
"Lo harus pede. Makanya lo tuh olahraga, huh? Lihat, siapa cewek yang mau pacaran sama cowok perut melar begini? Ini juga, mana ada cewek mau senderan sama lo kalo dada lo kempes gini."
Jeno langsung dapet pukulan bertubi-tubi dari Hyunjin. Seungwoo dan dua perempuan yang tadinya sibuk diskusi, sekarang ikut memperhatikan gerak dua laki-laki yang tampak kekanakan itu.
"Maaf dok. Jeno, salah Jeno."
... to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable | HSW, CSY ✔
FanfictionDoctor Seungwoo or Boss Seungyoun Kalo dua-duanya, boleh? Seungwoo, Seungyoun X AU 📣 DISCLAIMER The plot of this story is fiction and made to entertain the readers. The story and character do not reflect their original life and all are written on a...