[Flashback]
Sudah seminggu setelah kegiatan OSPEK usai, Jenn merasa senang karena sore ini seorang pemuda yang menyandang sebagai tunangannya berkata ingin menjemputnya.
Kenapa ia bahagia? Sejak awal masuk, mereka tak bisa pulang bersama.
Alasannya? Si pemuda sibuk dengan urusan kepanitiannya.
Langit tiba-tiba mendung, tak lama turun hujan. Jenn yang biasanya menunggu di halte memilih berdiam diri di lobby. Kebetulan, halte bus ada di seberang kampus.
" Tumben banget jam segini udah hujan. Kak Ikhsan kok lama ya?", Monolognya .
" Qil, tumben belum balik??", Seru pemuda bertubuh tinggi bersama perempuan cantik yang sama tingginya mengagetkan Jenn yang sedang memainkan ponselnya.
" Oh–– kak Marcell sama kak Dhea? Gimana?", Respon Jenn.
" Nunggu jemputan? Apa mau bareng?", Tanya Dhea lembut. Jenn menggeleng sambil menampilkan senyumnya.
" kak Ikhsan mau jemput katanya.", Ucap Jenn malu-malu.
" Kalo gitu kita temenin ya sampai Ikhsan datang?", Tawar Marcell. "Boleh."
1 menit.
5 menit..
10 menit...
Jenn mulai gelisah. Ikshan belum sampai juga padahal hujan semakin deras. Bahkan, Marcell pun sudah terkantuk-kantuk di kursi tunggu.
" Qil, ini si Ikhsan udah sampai mana?", Tanya Dhea yang duduk di sebelah Marcell.
" Bilangnya udah deket. Tau nih kak Ikhsan...", Jenn khawatir . Sudah berapa kali ia mondar-mandir.
" Mungkin macet.", Seru Marcell tanpa membuka matanya.
Jenn mencoba menghubungi ponsel Ikhsan. Panggilannya tersambung, tapi tidak ada suara.
" Hallo. Kak? Kak Ikhsan udah sampai mana?"
Tiba-tiba.....
Tiiiinnnnn.. Tiiiiiiinnnnnnnn..
Brraaaaaaak..!!
Ketiganya lantas menoleh ke jalanan dekat halte . Marcell yang semula tidur langsung berdiri begitu mendengar suara tersebut. Banyak mahasiswa dan pengendara lain berlarian ke arah halte. Seketika pikiran Jenn tak tenang.
"Astaga!!", Pekik Marcell dan Dhea bersamaan Jenn yang berlari menerobos hujan.
Mereka bertiga berjalan was-was mendekati kerumunan. Terdapat sebuah mobil SUV yang menabrak tiang dekat halte. Kondisinya parah. Menurut saksi mata, mobil itu menghindari seorang pemuda yang menyeberang ke halte.
Deg.
Jantung Jenn seakan berhenti berdetak. Begitu juga Marcell dan Dhea yang langsung menutup mulut mereka menahan tangis. Kaki Jenn lemas, seakan penyangga tubuhnya hilang entah kemana. Beruntung Marcell menopangnya dari belakang.
" Ikhsan.....", Gumam Marcell. Dia kehilangan kata-kata. Ia berjalan mendekat ke tubuh korban yang penuh luka dan darah dimana-mana.
Miris.
" San, gue mohon bangun!! Lo nggak boleh pergi dulu!! Qila ada disini nungguin Lo dari tadi, ! Gue mohon bangun.!!! IKHSAAAAAN!!!", teriak Marcell mengguncang tubuh sahabatnya itu. Ia tak peduli lagi guyuran hujan,bajunya yang basah dan penuh noda darah. Yang ia mau cuma sahabatnya itu membuka matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Destiny 2
Подростковая литератураMeninggalkan kisah dua tahun lalu, yang mereka lalui dengan kebersamaan dan saling berbagi suka maupun duka. Kini mereka hidup terpisah dengan kesibukan masing-masing. Memulai hidup baru dengan meninggalkan kenangan lama. Kehilangan dan kesedihan t...