⏳ BAB 7: FIRST FEELING ⏳

1 1 0
                                    

Ku mulai berada pada titik masa remajaku, disaat itu, ku tak tahu apa yang telah terjadi padaku. Saat itu Diana yang kini tengah menjadi seorang remaja. Perasaanya yang kini mulai dewasa, dengan kepribadian yang lebih matang. Duduk di kelas 7, di SMP Negeri Wringin, seorang siswi SD yang baru saja menjadi siswi resmi di SMP tersebut.
Diana daftar di SMPN Wringin ini bersama sama temannya. Ikke, seorang teman baik yang selalu bersama dengan Diana, Ikke selalu saja berusaha akar Diana mulai terbuka dengannya. Usahanya mulai berhasil, sedikit demi sedikit Diana mulai sedikit mempercayainya, dan Agil, dia tetap menjadi sahabat Diana, namun saat itu, mungkin karena efek dari masa pubertas, dan kita mulai dewasa, dia mulai bersifat hati hati terhadap Diana, u know?..dia takut sesuatu membuat Diana berubah.
Sejak kita menginjak tahap remaja awal, kita mulai agak menghindar, dan aku masih menjaga perasaanku, aku akan teguh pendirian, untuk tidak berpacaran. Aku menghormati perasaan ibuku, yang sampai saat ini masih selalu menjaga dan mensupport diriku. Ibu berjanji psda dirinya sendiri, untuk tidak akan menjalin hubungan pernikahan lagi, sebab aku pernah bilang pada ibu, jika dia menikah lagi, maka aku akan bunuh diri. Aku merasa sangat berdosa untuk itu, dan sampai sekarang aku masih merasa bersalah.
Ibuku lebih memilih kehidupan dan kebahagian anaknya daripada kebahagianya sendiri, da aku masih ingat ibu pernah bilang kalau kebahagianku akan menjadi kebahagiannya pula. Aku mulai merasakan my first felling, waktu pertama kali aku mengenalnya, si english boy, sosok cowok cuek yang pernah singgah di kenanganku, Ahmad Prayoga, biasanya dipanggil Ahmad, sosok cowok yang menurutku paling cool di tatapanku, diruang kelas dia terkenal sangar.
Diana memang sudah mengenal dia sejak duduk di bangku SD, saat ada salah satu ajang perlombaan, disitulah kita pertama kali bertemu dia. Diana sangat kaget kalau dia bisa sekelas sama orang yang pernah dia lihat sebelumnya, dan orang itu sangat cuek bin jutek. Dan Diana gak sengaja memilih bangku di samping si English boy itu.
Waktu pertama masuk, eh..diana udah waktunya piket saja, dan Diana..atau aku yang dulu melaksanakan piket tersebut. Awalnya biasa biasa saja, namun waktu mau menyapu di bawah bangku Ahmad, Diana suruh dia untik minggir terlebih dahulu dari tempatnya, eh..dianya malah nyolot, dan diana yang saat itu suda berubah menjadi diana yang pemberani pun yak mau kalah.

"Eh..kamu itu..gimana sih..jelas jelas disini ada saya, kenapa kamu seenaknya sap?!?.." kata Ahmad.
" itukan udah kewajibanku untuk melalukan piket kelas!!, kamu kan tadi sudah aku peringatkan buat minggir bentar!!, eh..kaminya gak mau..ya sudah..aku sapu aja sekalian sama orangnya..", alasan dari Diana.
"Kamu tuh kenapa sih?!?!..emangnya aku buat masalah sama kamu?!?..kenapa sih?!" marah Ahmad. Diana tidak menghiraukan celotehan dari Ahmad, dia melanjutkan aktivitas menyapunya yang sempat terjeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang