13

2.5K 98 0
                                    

Aku pun mengelap peluh yang terus menetes dari wajahnya yang berada tepat di atas ku. Dan beberapa peluh yang tak sempat ku lap pun akhirnya mengucur ke lehernya dan terus menuju dadanya yang begitu bidang.

" kenapa liatin om gitu? " tanya Bagas sedikit terengah karena aktivitas kami berdua ini.

" enggak kok. " sahut ku tersenyum dan tetap memandang dirinya yang begitu tampan dan maskulin di saat seperti ini.

" terus kenapa? Capek ya love? " tanya Bagas lagi dan berhasil membuat ku menggeleng.

" bukan. Cuma, om makin ganteng kalo kayak gini. " jawab ku dan sedikit menggerakkan tubuh ku bagian bawah. Membuat dirinya menggeram karena ulah ku ini mengakibatkan dirinya semakin merasakan kenikmatan.

" hmmm. Kalau kamu capek, bilang love. Om bakal berhenti. " ujarnya menjaga agar tubuhnya yang berada di atas ku tak terlalu menindih ku yang juga sudah tak berdaya di bawah nya.

" lanjutin aja om. Om belum sampe kan. " ujar ku meyakinkan dirinya yang dapat ku rasakan begitu khawatir atas kenyamanan ku.

" bener? Om masih belum keluar ini love. " ujarnya.

" iya. Terus aja om. Lanjutin. " balas ku sembari menarik leher Bagas untuk mendekatkan wajahnya ke wajah ku.

Ulah ku ini rupanya di turuti oleh Bagas yang langsung menurun kan kepalanya untuk mendekat ke arah wajah ku. Membuat ku langsung mengunci bibirnya dengan bibir ku agar dirinya tak terlalu khawatir.

*****

Bagas pun memandang bibir ku yang memerah karena ulah nya dengan tatapan sendu dan membuat ku mengerutkan kening ku bingung. Kini kami sudah berebah nyaman di ranjang dan saling berpandangan satu sama lain.

" om? " panggil ku pada dirinya sembari mengusap pipinya dengan perlahan.

" hm? " sahutnya menatap ke dua mata ku lekat.

" kenapa om? Mandang aku kok gitu banget. " ucap ku pada dirinya. Aku bukan tak merasa dirinya agak diam sejak tadi.

"  ini bibir kamu luka gara - gara om? " tanya dirinya sembari mengusap bibir basah ku.

" enggak kok. Aku yang gigit tadi. " jawab ku menggeleng.

" kenapa gak gigit bibir om aja? Atau gigit badan om. Kenapa harus bibir mu sih, love. Luka jadinya kan. " ujarnya. Membuat ku akhirnya merangsek mendekatinya dan mulai mengecup bibirnya beberapa kali.

" aku gak papa om. Bener deh. Aku gak mau nyakitin om. " sahut ku. Membuat dirinya melingkarkan sebelah tangannya guna memeluk ku dan menempelkan tubuh ku ke tubuhnya.

" kebiasaan kamu tuh, selalu gak mau nyakitin om. Tapi nyakitin diri sendiri. Om gak suka sayang. Kamu tau kan, om gak mau kamu kenapa - napa. " ucapnya sambil mengusap punggung ku yang terekspose polos.

" hmmm. " ujar ku berdeham. Tak lupa aku mengusak - usak wajah ku di dadanya dan bermain di sana.

" badan om enak aku mainin gini. " ucap ku.

" mainin aja sayang. Om juga enak kok kamu mainin gitu. " jawabnya membiarkan ulah ku ini yang terus saja mengecap dadanya dengan bibir ku.

*****

" besok om ngajar jam berapa? " tanya ku sembari bersandar di dadanya.

" jam sembilan, love. " jawab Bagas dengan sebelah tangannya mulai menarik selimut untuk menutupi tubuh ku dan tubuhnya.

" kenapa love? " tanya Bagas lagi karena tak mendengar suara ku lagi.

" gak papa om. Aku cuma nanya aja kok. " ucap ku mengecup tepi dadanya.

LOVE YOU, OLD MAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang