***
🐾Jangan lupa tinggalkan jejak🐾***
—07:26, Bagaskara corp—
Kyra melangkahkan kakinya dengan percaya diri memasuki gedung tersebut.
Hari ini adalah hari pertama ia mulai bekerja di perusahaan besar itu.
Jantungnya yang berdegup kencang dan perasaan membuncahnya berhasil ia tutupi dengan senyuman.
Tanpa berhadapan dengan resepsionis, wanita itu segera menaiki lift bersama beberapa pegawai lain.
Lantai yang ia tuju adalah lantai teratas, ruangan sang CEO.
Beberapa kali lift berhenti untuk mengantar karyawan lain, hingga hanya ada Kyra seorang.
Mendadak pergerakan kotak besi itu kembali terhenti. Kyra melirik nomor lantai, 35.
Pintu lift terbuka dan seorang lelaki masuk. Kyra tidak melihat wajahnya dan hanya sibuk bermain ponselnya.
Brak!
Matanya membesar kala sebuah tubuh memojokkannya ke dinding.
Kyra menahan nafas saat lelaki itu mengeratkan pelukan sepihak mereka.
"Apa yang-"
Ucapannya terhenti saat pelaku sedikit menjauh hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.
Mata wanita itu melebar, dia sahabat Savier!
"Pak-"
"Panggil saja Martin." Lelaki itu memotong ucapannya.
Kyra mengerjap sebentar sebelum mengangguk kaku, "B-bisakah anda sedikit menjauh, pak Martin?"
Martin tersenyum misterius lalu menggeleng pelan, ia kembali mendekatkan wajah mereka.
Bibirnya berbisik dalam, penuh arti, "Akhirnya aku menemukanmu."
Ting!
Kyra masih mematung saat sosok Martin keluar dari lift, memasuki ruangan sahabatnya.
Beberapa menit kemudian barulah ia tersadar, kepalanya menggeleng tak percaya.
Wanita itu bergegas melangkah sambil sesekali memegang tengkuk lehernya, merasakan bulu kuduknya yang berdiri.
Apa-apaan tadi..
Ia segera memasuki ruangan milik bosnya itu.
"Kau terlambat, nona Zanitha."Kyra menatap kaget Savier yang sudah melipat kedua tangannya di dada.
"Ini baru hari pertama dan kau sudah menunjukkan sikap buruk." Tegurnya tegas.
Kyra menunduk takut, "Maafkan saya, pak. Saya bisa pastikan hal seperti ini tidak akan terjadi lagi."
Pria itu menaikkan sebelah alisnya, "Oh ya? Apa jaminanmu?"
"E-em.. itu.." Mulut Kyra mendadak gagap, belum menyiapkan jawaban akan pertanyaan sang CEO.
"Tidakkah kau terlalu keras padanya, Savier?"
Kyra menatap marah Martin yang duduk santai di salah satu kursi, kakinya tersimpan rapi di atas meja.
Lihatlah, lelaki itu yang membuatnya terlambat, tapi ia yang harus menerima kemarahan Savier.
Mata Savier memutar kesal, "Jangan taruh kakimu disana, bodoh."
Martin menurutinya, lelaki itu menurunkan kakinya dan berjalan pelan ke arah Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Billionaire's Rose
RomantizmDia, Savier. Mempesona namun tak tersentuh. Lelaki yang dikaruniai fisik dan kemampuan otak luar biasa, pengusaha muda pemegang pengaruh kuat dalam ekonomi Indonesia. Dari luar ia tidak bercela, sungguh sempurna. Tapi entah sampai kapan semua berta...