5 : BERTAHAN

9K 1.6K 1.3K
                                    

I'm baaaaaaaaaack!
ADA YANG KANGEN AKU, NGGAK?
ADA, KAN, YA? *sambil melas :(

TES DAYA INGAT DULU.
SIAPA NAMA LENGKAP VISUAL BARU INI?

Udah pada siap kalo aku mau buka RP nya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah pada siap kalo aku mau buka RP nya?

***

"By the way dari tadi kita ghibahin tu cewek, tapi gue belom tahu dia siapa." Willy mengusap-usap dagunya. Ia penasaran melihat Andre yang tampak sangat membenci gadis itu.

"Dia siapa, Ndre?" tanyanya sembari menoleh menatap Andre.

"Eluna Ginny, panggilannya Ginny," jawab Andre. Sorot matanya berapi-api. "Dan mulai hari ini, dia jadi musuh bebuyutan gue di SMA Rising Dream."

"Ginny?"

Kening Heksa berkerut sesaat. Ia melirik Willy yang ternyata juga sedang memperhatikannya. Lalu di detik yang sama, keduanya saling melempar senyum.

"Ginny Oh Ginny, kau mutiara hatiku..."

Heksa dan Willy kompak bernyanyi sembari berjoged tarian khas India. Pinggul keduanya melenggak-lenggok seperti angsa yang sedang berjalan.

"Liat, Jar? Cuma gue, kan, yang waras?" Andre menaik-naikkan sebelah alisnya. "Lo nggak berniat barter pacar lo sama cowok yang lebih sehat jiwanya?"

"Oh, lo ngatain kita gila?" Walau sedang fokus berjoged, Heksa langsung peka jika ada orang yang menjadikannya topik perghibahan.

Willy menjauhkan dirinya dari Heksa. Menatap lelaki itu dengan ekspresi geli. "Kita? Lo aja kali gue nggak!"

Heksa melengos. Ia mengerling pada Willy yang langsung memasang kuda-kuda. "Kaburrrrr!"

Bibir Pijar melengkungkan senyuman. Setiap kali suasana hatinya sedang buruk, Heksa dan teman-temannya selalu berhasil membuatnya kembali tersenyum.

Aneh, memang.
Kalau dipikir-pikir, di saat kebanyakan murid perempuan ingin sekali berdekatan dengan tiga cogan itu, Pijar yang tidak punya teman malah bisa bersahabat dekat dengan ketiganya. Sesuatu yang sungguh membuat iri gadis-gadis di SMA Rising Dream.

"Jadi lo kenapa nggak masuk kelas, Jar?" tanya Andre sekali lagi. Ia sungguh-sungguh ingin membantu Pijar. Tapi gadis itu masih saja terlihat canggung untuk membagi masalahnya dengan Andre.

"Nggak mau cerita, nih?" Andre bangkit dari duduknya sembari menatap Pijar dengan intens. "Oke, gue bakal cari tahu sendiri," tukasnya lalu melangkah menjauhi Pijar.

Gadis itu termenung sesaat. Ia masih duduk mengawasi Andre yang kini berderap ke ujung koridor.

Pijar terlambat peka. Ia ingin meneriaki Andre, tapi takut suaranya menggangu kegiatan belajar mengajar di kelas lain.

HAPPY BIRTH-DIE 2 (dan kisah di balik mata ajaib Andre)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang