Scarletta 5.

22 2 0
                                    

Scarletta tengah rebahan di kasurnya sembari streaming mv boyband kesukaannya dari negeri ginseng. NCT.

"Omaygattt! Jaehyun suami gue ganteng bangettt!" Pekik Scarletta.

"Ihh Taeyong jugaaa! Pokoknya jodoh gue semua fiks!" Cetus Scarletta.

Scarletta menggigit kukunya. Merinding melihat ketampanan idolanya. "Ihh pengen ke Koreaa...,"

Scarletta memang seorang kpopers. Bahkan kamarnya dipenuhi dengan poster poster Nct. Tak hanya itu. Di rak bukunya juga terdapat banyak album Nct.

"Jaehyun...," ucap Scarletta sembari membayangkan dirinya berpacaran dengan Jaehyun, salah satu member Nct. Bangun! Mimpimu terlalu tinggi!

"Kakak." Panggilan dari arah pintu membuat lamunan Scarletta terbuyar. Gadis itu menatap Hazel yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Eh Hazel? Sini masuk," ucap Scarletta.

Hazel memasuki kamar Scarletta. Gadis kecil itu naik ke kasur milik kakaknya.

"Ada apa?" Tanya Scarletta.

"Papa habis ini pulang. Kakak gak jemput Papa?" Tanya Hazel.

"Ya ampunn! Kakak lupaa!" Pekik Scarletta. Ia lupa jika hari ini Papanya pulang dari perjalanan bisnis di Amerika. Gadis itu buru buru turun untuk mengganti pakaiannya di walk in closet.

Lima menit kemudian Scarletta keluar dari walk in closet. Gadis itu sudah mengganti pakaiannya. Rambutnya dibiarkan tergerai.

"Kakak cantik," puji Hazel.

Scarletta tersenyum. "Kamu juga cantik."

"Ayo. Sebentar lagi pesawat Papa sampai," ucap Scarletta.

***

Saat ini, Scarletta dan Hazel yang ditemani Pak Burhan, supir di rumah telah sampai di bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Scarletta menyapu pandangannya, mencari keberadaan Papanya yang sepuluh menit lalu sudah tiba.

"Papa mana Kak?" Tanya Hazel.

"Bentar ya. Ini Kakak juga nyari," jawab Scarletta.

"Itu Papa! Papaaa!" Pekik Hazel sembari menunjuk seorang pria paruh baya yang berjalan ditemani beberapa pengawal di belakangnya. Aldane Joseph. Pengusaha konglomerat yang memiliki perusahaan dimana mana.

Sementara itu, Aldan --Papa Scarletta dan Hazel-- tersenyum begitu melihat kedua putri yang sangat dicintainya.

Scarletta dan Hazel berlari kecil menghampiri Aldan. Saat di depan pria itu, mereka berdua langsung memeluk Aldan dengan penuh kerinduan. "Papaa, Hazel kangen," ucap Hazel.

"Papa apa kabar? Sca kangen Papa," ucap Scarletta.

Aldan membalas pelukan kedua putrinya. "Papa baik. Papa juga sangat kangen putri putri Papa," balas Aldan.

"Papa lama banget di Amerika. Hazel kan kesepian," cicit Hazel.

Hati Aldan tercubit ketika mendengar penuturan putri bungsunya. Semenjak kepergian Savanna tiga tahun lalu, Aldan mengalihkan kesedihannya dengan pekerjaan. Semenjak itu juga Aldan menjadi seorang yang gila kerja. Namun Aldan tetap menyisihkan waktu untuk kedua putrinya.

"Papa minta maaf," ucap Aldan penuh sesal.

Scarletta yang mengerti suasana pun langsung tersenyum lebar. "Oh iya, oleh oleh buat kami mana Pa?" Tanya Scarletta dengan berbinar binar.

"Iya Pa, oleh oleh buat Hazel juga mana?" Tagih Hazel.

Aldan seketika terkekeh. "Ada kok. Bahkan Papa nyiapin tiga koper buat oleh oleh kalian doang," ucap Aldan.

ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang