Edith's POV
"Huh hah huf" aku menghela nafas sambil berlari.
Sejak 20 menit yang lalu, aku belum berhenti berlari. Kakiku sudah seperti batang kayu yang tidak bisa digerakkan.
Pandanganku sudah mulai pudar, jantungku seperti ingin meledak, dan penampilanku sudah tidak karuan.
"Aaarrgghhh!!" Aku berteriak sambil menjatuhkan badanku.
Berbaring di jalanan beraspal. Matahari memancarkan sinarnya.
"Tolong.. Tolong.." Dengan suara yang sudah mulai habis.
Suaraku tidak didengar oleh siapapun dan aku hanya bisa pasrah. Tenggorokanku kering karena dehidrasi.
"Ayo Edith kamu harus kuat" Aku berkata pada diri sendiri. Ini memang kebiasaanku, sering menyemangati diri sendiri seperti orang aneh.
Aku berusaha untuk berdiri lagi dan aku berhasil, tapi aku hampir tidak bisa bergerak karena setiap digerakkan sedikit saja kakiku sudah gemetar.
Badanku seperti hilang keseimbangan. Seketika aku terjatuh ke belakang.
Tiba-tiba ada yang menangkapku dari belakang.
"Woy lo kenapa? Astaga badan lo berat banget!" Sambil menopang punggungku dengan tangannya.Aku menengok ke belakang secara perlahan, pandanganku agak kabur tapi aku bisa melihat cowok yang sudah membantuku itu. Kulitnya putih, hidungnya mancung, dan warna rambutnya hampir mirip rambutku yaitu warna coklat muda atau brunette.
Aku bisa melihat bibirnya yang tipis tersenyum padaku.
"Jevon?"
"Iya ini gue, ngapain lo tidur-tiduran di aspal? mending lo ikut ke rumah gue dan nanti lo bisa cerita disana" Sambil menggendong tubuh ku yang memang cukup berat.
Aku hanya mengangguk pasrah. Ia menggendongku sampai ke rumahnya. Rumah Jevon hanya beberapa meter dari sini.
Saat sampai di rumahnya, ia membaringkanku di sofa. Aku hanya bisa tersenyum malu.
"Jevon, makasih ya udah nolongin gue"
"Iya tuan putri, dengan senang hati"
"Emang penampilan gue kaya tuan putri?" Sambil berkaca.
"Engga juga sih.. Mendingan lo sekarang bobo cantik dulu hahaha" Ia mengacak-acak rambutku.
"Iya iya"
Jevon adalah satu-satunya laki-laki di Eden Creek yang aku senangi. Aku tidak pernah mengakui kalau aku suka padanya, tapi menurutku dia cukup manis untuk seorang penjual roti di Eden Creek.
Satu jam kemudian...
"Edith bangun udah jam 7 malem, gue udah nyiapin roti kismis sama cokelat panas nih. Sayang kalo ga dimakan” Jevon menggerak-gerakkan pundakku.
“Huaammm” Aku menguap sangat kencang. Ternyata Jevon berada tepat di depanku, matanya yang biru menatapku dengan kebingungan. Seketika hatiku berdetak.
“Ehh iya, makasih ya” sambil memalingkan pandanganku.
Aku menghabiskan roti dan susu cokelat itu dalam sekejap. Aku yakin Jevon akan menanyakan apa yang terjadi padaku, tetapi aku belum siap untuk menjelaskan kejadian tersebut bahkan untuk seseorang yang kusukai.
--------------------
Hi Readers!! ini Part 3 nyaa, maaf kalo ceritanya pendek. Tapi author janji akan buat Part 4 lebih menarik J. Jangan lupa Vote dan Comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation of Love
Teen FictionCordelia Edith Gaffigan, Remaja cantik yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai model ini merupakan gadis kelahiran Eden Creek. Sebuah kota kecil yang penduduk nya hanya kurang dari 1000 orang. Walaupun tinggal di tempat yang jauh dari kota besar...