part-6 dia lagi

28 3 14
                                    

Pagi ini Nata sudah berada di parkiran sekolah dengan Bagas. Tidak seperti biasanya hari ini Nata datang lebih awal sehingga di parkiran sekolah hanya ada beberapa motor dan mobil yang terparkir.

"Bang masih sepi nih, kita datengnya kepagian. Ini semua gara-gara lo." Ujar Nata melihat sekeliling parkiran yang nampak sepi.

"Yah bagus sih, lo tau gak udara pagi itu masih bersih,jalanan juga sepi gak macet. Enaklah kita dateng pagi jadinya gak kena macet,"
Nasihat bagas yang membuat Nata mendengus,memang abangnya ini selalu sok bijak padahal dia sendiri masih sering naik motor cuma buat belanja di minimarket depan komplek.

"Iya deh serah lo,tapi kan gue gak ada temen dikelas,"

"Itu berarti temen lo yang males,pada kebo semua mereka kaya lo,"

"Ish tau ah, males gue sama lo bang," sahut Nata dengan kesal sambil menghentakkan kakinya dan berjalan kedalam sekolah meninggalkan Bagas sendirian di parkiran. Bagas hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya yang satu itu.

Didalam sekolahpun sama hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang di koridor. Nata memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas, sesampainya dikelas yang dia dapatkan hanya kursi kosong yang belum terisi.

Nata pun melangkah menuju bangkunya dan duduk sambil menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya. Nata bukanlah anak rajin yang jika datang pagi maka ia akan membersihkan kelas. Walaupun begitu dia tetap akan menjalankan kewajibannya untuk piket kelas, itu semua karena ada peraturan yang berlaku jika tidak piket maka akan membayar denda 50 rb dan itu tidak main-main. Bayangkan saja uang biru itu bisa Nata gunakan untuk membeli skin care ketimbang membayar piket.

Satu persatu teman kelas Nata kini sudah berdatangan keadaan kelas sudah mulai ramai dikarenakan 10 menit lagi jam pelajaran akan dimulai. Silvi pun kini sudah duduk manis di samping Nata. Dan tak lama kemudian guru pengajar sudah memasuki kelas.

¤¤¤

Kring.. kring..

Bunyi bel yang menandakan jam istirahat terdengar begitu nyaring yang membuat semua murid merasa kegirangan untuk segera keluar dari kelas dan menuju kantin yang merupakan surganya sekolah.

"Nataa... Silvi.. incess dateng nih," teriak Naura berjalan memasuki kelas Nata dan Silvi. Sontak teman sekelas Nata yang berada didalam kelas pada memandang Naura beberapa saat dan setelah itu kembali melanjutkan kegiatannya masing-masing. Yah jangan heran terkadang Naura memang sering kekelas Nata dan melakukan tingkah konyol. Sehingga teman sekelas Nata dan Silvi sudah terbiasa dengan tingkah Naura.

"Lo bisa ngomong pelan-pelan gak sih," ujar Nata.

"Iya nih kaya toa aja sih lo, gak malu apa,pantes aja lo gak punya pacar feminim dikit kek," sahut Silvi sewot.

"Bodo amat, yang penting gue bahagia. Bahagia itu susah didapetinnya sis, kita tuh harus melalui badai terlebih dahulu untuk mendapatkan sebuah pelangi yang indah." Jawab Naura dengan nada puitisnya.

"Alah sok puitis lo, ngomong ajak masih ngawur," Silvi menjawab sambil menjitak kepala Naura.

"Duh sakit nih,lo bisa gak sih gak kasar gue laporin Aldo baru tau rasa," jawab Naura sambil meringis memegangi kepalanya yang dijitak.

"Udah-udah kekantin ajak yuk,laper nih gue. Lo berdua berkelahi mulu sih kerjaanya," lerai Nata sebelum perdebatan Silvi dan Naura semakin panjang.

Mereka bertiga pun memutuskan untuk kekantin bersama sebelum jam istirahat selesai. Namun ditengah jalan mereka mendengar bisik-bisik para siswi-siswi yang terdengar sekilas membicarakan tentang anak baru.

Jomblo? Itu GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang