Untuk saat ini, yang aku butuhkan hanya pelukanmu, Galaksi.
-----
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Acha berniat untuk segera pulang ke rumah. Galksi memerhatikannya dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, ponsel Acha berdering. Acha langsung mengambil ponselnya.
Di layar ponsel Acha tertera nomor tidak dikenal. Acha takut untuk menerimanya. Ia takut, jika ini hanyalah orang yang ingin mengganggunya saja. Namun, Acha memghilangkan rasa takut itu. Acha pun menjawab panggilan itu.
"Halo, Selamat Sore." salam orang diseberang sana.
"Selamat Sore! Dengan siapa saya berbucara?" tanya Acha.
"Apa benar ini Saudari Natasha?" tanyanya lagi.
"Iya saya sendiri." jawab Acha.
"Saya dari pihak kepolisian ingin menberi tahu kabar duka kepada Anda mengenai kecelakaan yang menimpa orang tua anda barusan." jelas polisi itu.
"Apa, Pak? Orang tua saya kecelakaan?" tanya Acha.
"Iya. Sebaiknya Anda langsung saja datang kemari." ucap polisi itu.
"Baik, saya segera ke sana." ucap Acha.
Kaki Acha terasa sangat lemas setelah mendengar berita itu. Rasanya Acha ingin pingsan, namun Galaksi berhasil menhannya dengan sigap. Tatapan mereka beradu cukup lama. Acha pjn melepaskan Galaksi.
"Ada apa?" tanya Galaksi.
"Orang tuaku kecelakaan." jawab Acha yang taknkuasa menahan tangusnya.
Galaksi pun langsung memeluk Acha untuk memberikannya ketenangan. Sudah cukup ini terakhir kalimya Acha menangis. Ia tidak mau melihat orang yang disayangnya menangis.
"Please, untuk kali ini aja biarin kaya gini dulu. Aku lagi butuh kamu, jangan tinggalin aku." ucap Acha.
"Iya, sayang." balas Galaksi.
"Tolong antarin Acha ke kantor polisi ya?" ajak Acha.
"Yaudah yuk! Tapi lo harus kuat untuk semua yang akan terjadi nanti." ucap Galaksi.
Acha hanya mengangguk lemah dan mereka segera pergi ke kantor polisi. Selama perjalanan, suasana mobil terasa hening. Acha masih bergulat dengan pikirannya. Sedangkan Galaksi tidak ingin mengganggu Acha terlebih dahulu. Ia harus bisa menguatkan Acha.
Sesampainya di kantor polisi, Acha segera berlari untuk menanyakan kepastian berita kecelakaan orang tuanya. Sungguh, ia masih tak percaya dengan kenyataan yang ada. Kecelakaan itu benar-benar membuatnya kehilangan kedua orang tuanya.
"Pak, orang tua saya di mana? Bagaimanya kronologinya?" tanya Acha.
"Jadi begini, orang tua Anda mengalami kecelakaan pesawat saat hendak menuju ke Indonesia. Namun akibat kesalahan teknis pada kendaraan, menyebabkan pesawat itu jatuh pada kawasan dataran tinggi. Hal itu menyebabkan semua penumpang pesawat meninggal duni. Hanya ini yang kami dapatkan di samping korban. Sekarang korban sedang dievakuasi di RS. Permata." jelas Pak Polisi.
Polisi itu menyerahkan tas, dompet, beserta ponsel. Acha menangis sejadi-jadinya di sana. Ia langsung bergegas menuju rumah sakit.
"Terima kasih, Pak atas infonya." ucap Galaksi.
"Sama-sama." jawab Pak Polisi.
Galksi segera mengejar Acha dan mengantarnya ke rumash sakit. Galaksi tak tenang melihat Acha yang sedari tadi menangis dan menggumamkan kedua orang tuanya.
Sesampainya di sana, Acha segera berlari menujur bagian administrasi. Acha menanyakan di mana keberadaan kedua orang tuanya.
"Suster, saya mau tanya di mana korban kecelakaan pesawat tadi pagi." ucap Acha..
"Atas nama siapa, Mbak?" tanya suster itu.
"Bu Marra dan Pak Marcell." ucap Acha.
"Mereka sudah dipindahkan ke kamar mauat. Mbak bisa lurus dari sini lalu belok kiri. Kamar mayat letaknya di paling pojok lorong." jelas suster.
"Makasih, Sus." ucap Acha.
Acha dan Galaksi segera menuju tempat itu. Sesampainya di sana, Acha bertemu dengan penjaga kamar itu dan orang itu memberi tahu mana jenazah kedua orang tuanya.
Acha menangis hebat ketika telah sampai di hadapan mendiang kedua orang tuanya. Ia membuka perlahan kain yang menyelimuti mereka. Benar saja, mereka adalah kedua orang tua Acha yang sangat ia rindukan. Tubuh Acha terasa lemas, tak sanggup menahan tubuhnya. Galaksi yang siap siaga di belakang Acha memegang tubuhnya.
Galaksi mencoba menguatkan Acha. Ia tahu Acha gadis yang kuat. Ia tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang begitu ia sayang. Galaksi memahami keadaan Acha.
"Ma, Pa, baik-baik di sana ya. Tuhan jauh lebih sayang sama kalian dari pada Acha. Acha di sini akan berusaha membuat kalian bangga. Kalian jangan sedih, Acha janji Acha akan selalu bahagia. Oh iya, kenalin ini Galaksi. Pacar Acha. Dia yang selalu ada buat Acha. Sekarang Acha cuma punya Galaksi. Tapi, itu tak pernah mengurangi kebahagiaan Acha. Meski kita sudah berbeda dimensi, tapi kalian selalu hidup di hati Acha. Tenang di sana ya Ma, Pa." ucap Acha sambil menangis.
Acha mencium kening kedua orang tuanya. Ia mencoba mengikhlaskan sebuah takdir yang merebut kebahagiaannya. Namun, Acha berusaha untuk tetap senyum di hadapan mendiang orang tuanya.
"Galaksi, sekarang Acha cuma punya Galaksi. Acha mohon jangan pernah tinggalin Acha." pinta Acha.
"Iya Natasha. Sekarang jangan nangis lagi ya. Gue gak mau lihat lo nangis lagi. Kasihan orang tua lo kalau lihat lo sedih." ucap Galaksi yang memeluk Acha.
Acha merasa sangat tenang di dalam pelukan Galaksi. Perasaannya cukup membaik sekarang. Acha sudah mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya.
'Gue bakalan ada di sisi lo. Akan jaga lo dan lindungi lo. Semua akan gue lakukan untuk kebahagiaan lo selama gue masih hidup. Karena gue sayang sama lo, Natasha.' batin Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
FanfictionIni bukan cerita badboy atau badgirl. Cerita ini lebih menitikberatkan pada kepada sifat seseorang yang terkenal dingin layaknya es. Dan pada akhirnya, laki² itu luluh hanya karena cewek manja yang menggemaskan masuk ke dalam kehidupannya. Ayo simak...