2 minggu kemudian
Pagi ini Aulitta sedang sarapan bersama papa dan juga kakaknya, sudah beberapa minggu ini Adrian meminta Bi Nasih untuk kembali bekerja di rumahnya. Nenek Aulitta memang menyuruh Bi Nasih untuk pulang kampung terlebih dahulu selama dirinya di kota, lah sekarang malah neneknya yang pulang kampung terlalu lama.
"Papa ngga lupa kan kalo hari ini pengambilan raport?" Tanya Aulitta sambil mengunyah roti yang dilapisi dengan nutella.
Papa nya mengangguk, "Mana mungkin papa lupa sayang."
"Hmm. Yaudah kita berangkat dulu ya Pa." Mereka berdua berpamitan lalu menyalami tangan Papa nya dan juga Bi Nasih, ya mereka sudah menganggap Bi Nasih seperti keluarga sendiri.
Arkan melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, tentu saja karena tidak mau mendapat omelan dari sang adek. Setelah sampai di parkiran, Aulitta langsung menarik tangan kakaknya supaya tidak lama-lama disana. Tiba-tiba Arkan dikagetkan oleh kedatangan pemuda dari arah yang berlawanan.
"Litta, gue mau ngobrol sama lo." Ucap pemuda itu yang ternyata adalah Marcel teman sekelasnya yang tergabung menjadi inti sky, sedangkan Aulitta hanya mengangguk setuju.
Arkan mengernyitkan dahi karena tumben adek nya itu ramah kepada cowok yang belum terlalu kenal dekat dengannya.
"Kak lo duluan aja ya."
"Hm. Jaga diri ya sayang!" Goda Arkan yang membuat Aulitta memberinya tatapan tajam. Sedangkan Marcel masih bingung karena sikap Arkan.
Setelah punggung Arkan sudah jauh, gadis itu mengalihkan pandangannya menuju Marcel. Ia menautkan alis seolah bertanya 'ada apa' kepada Marcel.
"Litta, lo mau gak nemenin gue ke makam Azriel?"
Aulitta berpikir sejenak, "Gue pengen sih, tapi kalo pacar lo tau gimana?"
"Tenang aja, gue udah bilang dan Hanna setuju."
"Yaudah gue ikut."
"Besok gue jemput jam 10 pagi!" Ucap Marcel lalu gadis itu hanya menggangguk. Kemudian mereka kembali berjalan ke tujuan masing-masing.
----
Marcel berjalan menuju tempat tongkrongan sky, tepatnya berada di belakang parkiran sekolah. Pemuda bertubuh tinggi itu melihat keempat sahabatnya yang sedang asik mengobrol di tumpukan kursi yang sudah tidak digunakan."Eh Cel darimana aja lo?" Tanya Stevan yang melihat kedatangannya.
"Dari kelas bentar."
"Aelah lagian lo sih ngapain beda kelas sendiri." Celetuk Verel sambil memakan snack.
"Kalo boleh milih Marcel juga mau sekelas sama kita bego!" Sewot Stevan yang sudah geram kepada Verel. Sedangkan yang lain hanya terkekeh kecuali Devano yang hanya tersenyum singkat.
Verel menghela nafas, "Aelah salah mulu gue disini." Gerutu Verel tetapi tak ada yang menanggapinya.
"Liburan lo pada mau kemana?" Tanya Marcel yang mendudukkan dirinya di dekat Verel.
"Ke villa gue yang di puncak aja yuk!" Ujar Stevan
"Setuju!" Kompak keempat sahabatnya yang menyetujui ajakan Stevan.
**
Para wali murid sudah memadati SMA Angkasa sesuai dengan waktu yang tertera pada undangan. Banyak dari mereka yang memakai barang-barang branded, pasalnya sekolah ini memang sekolahan yang cukup elit di Jakarta. Adrian (Papa Aulitta) berjalan menuju ruang kelas Aulitta yang sebelumnya sudah mengambil raport anak sulungnya yaitu Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...