sembilan belas

29 4 4
                                    

"Yang ini lu blom ngerti?" Nazra bertanya seraya menunjuk salah satu rumus di buku catatannya

Fauzan mengangguk "Iya hehe"

"Yodah kita selesain tugas terus gua ajarin" Ucap Nazra saat kembali fokus pada salah satu soal

Mereka melanjutkan tugas, menghabisakan waktu 4 jam lamanya

"Za makan dulu ya abis itu gua ajarin" Seru Nazra

"Kan tadi udah makan seblak Naaaz" Fauzan mencubit pipi kiri Nazra

"Iiih gua udah laper, kan abis mikir. Yodahlah gua mo goreng naget aja" Nazra memegangi pipinya dan hendak bangun untuk ke dapur

"Ga boleh, buah aja" Ujar Fauzan

"Ih posesip" Nazra menunjuk-nunjuk Fauzan yang duduk di hadapannya

"Serah lo"

"Iya iya gua makan buah aja. Makasihhh" Nazra mendekat pada Fauzan lalu mencubit kedua pipi Fauzan dengan pelan

"Yaa" Fauzan hanya diam, lalu mengusap pipinya itu setelah dilepaskan oleh Nazra

"Lu mau?" Tanya Nazra saat ia sampai di depan lemari pendingin

"Mau, mau jadi jodoh lu khekhekhe" Ujar Fauzan terkekeh

"Oh gamau yodah" Nazra tidak menggubris gombalan Fauzan

"Ehh mau lah" Fauzan bangkit lalu jalan menuju Nazra dan deretan buah di dalam lemari pendingin

"Buah apa?" Nazra bertanya setelah mengambil pear

"Mangga aja" Fauzan mengambil sebuah mangga yang matang

Setelah mereka mencuci dan mengupas buah tadi mereka kembali mengerjakan tugas mereka hingga selesai

"Mana katanya mau ngajarin" Ujar Fauzan

"Besok ah, cape gua" Nazra menjawab selepas menutup mulutnya karna menguap

"Masih jam 4 sore masa cape" Nazra menatap Fauzan "Hei! Gua dari pulang tadi emang udah cape, dan perut gua rada nyeri lu tau?" Nazra menatap Fauzan lebih dalam dengan tatapan sinis

"Nyeri dapet? Kenapa ga bilang?" Fauzan membalas tatapan Nazra yang sinis dengan tatapan datarnya

Nazra menunduk dalam-dalam "Malu lah pinter" Gumam Nazra yang terdengar karna keadaan rumah yang sunyi

"Ck, iya maap, tidur aja sono gua tunggu disini" Fauzan menutup semua buku dan merapikan alat tulis serta menatanya

"Ga, maunya disini"

"Mau ngapain? Maen hp?"

"Ya, napa sih?!"

"Haah serah"

Mereka kini fokus pada apa yang mereka lihat pada layar ponsel masing-masing dan keadaan pun semakin hening

Sret

Blush! Parah, Naz lo apa apaan tidur di bahu gua?-batin Fauzan saat melihat Nazra yang tertidur di bahu kanannya

"Nazra emang harusnya tidur siang" Ujar Farel saat keluar dari kamarnya

"O-oh"

Fauzan ingin memindahkan Nazra ke sofa terdekat namun terasa sangat jauh karna melihat Nazra yang terlelap, ia takut jika ia mengangkat Nazra, dia akan bangun

Fauzan menggeser kepala Nazra sedikit ke arah tungkainya, badan Nazra mengikuti pergerakan kepalanya. Hingga Nazra tidur di atas tungkai kanan Fauzan

Haaah disini ga apa lah, pegel dikit aja-batin Fauzan selepas menaruh ponsel di tangan Nazra ke meja di samping mereka

Masa-Masa Si GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang